Zarathos membuka tudungnya, Nampak bola mata kanannya menyala merah.
Leo Anggara yang telah memakai 3 Ancient Relix dan menjadi Raja Kegelapan
“Leo,
Rupanya Kau?” Raka terhenyak menyaksikan sosok pria yang ada di hadapannya.
“Jangan
salah, Leo sudah mati aku adalah Zarathos sang raja kegelapan”
“Huh
siapapun kau, apa sebenarnya maumu?” Tanya Budi geram.
“Aku hanya
ingin menunjukan padamu, pahitnya kehilangan orang-orang yang kau sayangi”
Budi
tersadar rupanya kondisi yang dihadapinya sekarang persis dengan apa yang
dirasakan dalam mimpinya. Tapi dia tak ingin membiarkan itu terjadi. Sampai
titik darah terakhir Budi akan berjuang untuk melindungi kawan-kawannya.
Budi dan
Raka langsung berubah menjadi Cakra dan Bhayangkara, mereka melesat kea rah
Zarathos namun Azul sudah siap menghalau mereka. Sedangkan Betrix tengah
menyandera Nouva, Regina dan Tomi.
“Azul kau
tahan Bhayangkara, Biarkan Cakra merasakan kekuatanku” Perintah Zarathos.
“Baiklah”
Azul membawa Bhayangkara untuk menjauh dari Cakra dan Zarathos.
Cakra
langsung melepaskan tinjunya kea rah wajah Zarathos. Hanya dengan satu tangan
Zarathos berhasil menahannya.
“Cakra,
selama ini kau dikenal sebagai pelindung manusia” Zarathos mencengkeram tangan
cakra dengan kuat.
“Namun akan
kutunjukan padamu siapa dirimu yang sebenarnya”, Zarathos menghempaskan Cakra
dengan kekuatan telepatinya.
“AAARGH!!”
Cakra menjerit tatkala tubuhnya menghantam sebuah tiang baja.
Tubuhnya
kesakitan dan Cakra mencoba untuk berdiri kembali
“A-Apa
maksud perkataanmu?”
“Ya, Selama
ini kau selalu mengalahkan kaum kami bukan” Zarathos berlari kea rah Cakra dan
menghajarnya dengan serangan beruntun.
“Dengan
kekuatanmu kau habisi satu persatu beast yang ada” Zarathos mencekik Cakra
dengan satu tangan dan kembali melemparkannya ke tanah.
Nouva yang
tak tega melihat Cakra diperlakukan dengan keji menjerit sekerasnya, namun
Betrix segera membungkam mulutnya. Sedangkan Tomi dan Regina tak dapat berbuat
apa-apa karena ditahan oleh beberapa prajurit Beast sekaligus.
Ditempat
yang tak jauh, pertarungan sengit juga tengah terjadi antara Bhayangkara dan
Azul. Bhayangkara melepaskan beberapa tembakan dual gun, tapi dengan sigap Azul
berhasil menghindarinya.
Dari sisi
yang tak terduga Azul berhasil menghujamkan tinju nya ke perut Bhayangkara.
“Mainan
Kaleng macam ini tak akan mampu mengalahkanku”
Bhayangkara
segera mengaktifkan Electric Saber. Azul bergerak mundur dan melepaskan
beberapa bola energy dari kedua tangannya. Meskipun berhasil menghindar efek
bola energy menimbulkan ledakan yang membingungkan konsentrasi Bhayangkara.
Akhirnya
satu bola energy berhasil mengenai bagian belakang armor Bhayangkara. Seketika
sumber energy Bhayangkara mengalami kerusakan. Hal itu segera dimanfaatkan Azul
untuk memukul mundur Bhayangkara. Dengan serudukan tanduknya Azul berhasil
merusakkan Helmet Bhayangkara. Entah apa yang telah dilakukan oleh Azul. Kini dia
jauh bertambah kuat.
“Hahahahaha,
sekarang kau dan mainan kalengmu akan kulumat-lumat hingga hancur!!” Azul
mengangkat tubuh Bhayangkara dengan kedua tangannya. Sebelum membanting tubuh
Bhayangkara ke tanah Azul menghantamkan lututnya ke bagian rusuk Bhayangkara.
Armor Guard
Bhayangkara II yang telah mengalami rusak parah akibat serangan-serangan yang
dilancarkan oleh Azul Beast.
“AAAARGHHHHH!!!”
Raka menjerit kesakitan, hantaman lutut Azul telah mematahkan tulang rusuknya.
Kini dia tak mampu berdiri. Tubuhnya benar-benar terasa lumpuh. Tak cukup
sampai disitu dengan kejam Azul menginjak kepala Bhayangkara.
“Hey manusia
Bodoh, sekarang lihatlah kawanmu sang satria Cahaya menuju kematiannya”
Raka
berusaha memberontak dari injakan Azul, namun semakin dia berontak injakannya
semakin kuat. Kali ini Raka benar-benar kalah telak dari Azul.
“B-Berjuang-lah
C-CAKRAAA!!!” Suara Raka dari balik topeng Bhayangkara terdengar berat.
…………………………………………..
Cakra juga
mengalami kondisi yang sama, dia semakin terpojok dengan serangan Zarathos.
Kekuatannya semakin melemah. Tampaknya dia bukan tandingan bagi sang raja.
Tubuh Cakra
terjatuh ke tanah, dengan kekuatan telepatinya Zarathos menarik kembali tubuh
Cakra. Dia memegang tangan kanan Cakra matanya menatap Lightning Changer yang terpasang
di pergelangan tangan Cakra.
“HAHAHAHAHA,
Selama ini kau selalu mengandalkan benda ini untuk menjadi sumber kekuatanmu”,
Perlahan Zarathos melepas Lightning Changer milik Cakra. Dia mengangkat benda
itu tinggi-tinggi.
Sekejab
Cahaya yang terpancar dari tubuh Cakra memudar dan mengembalikan wujudnya
kembali menjadi Budi Prawira. “TIDAAAK, Apa yang akan kau lakukan dengan
Changerku?”
“Lihat saja
ini” Zarathos meremukkan Lightning Changer dengan tangan kirinya.
“TIDAAAAK!!!!”
Budi menjerit sekencangnya tatlkala melihat Lightning Changer pecah
berkeping-keping.
Lightning
Changer Cakra yang telah dihancurkan Zarathos
“Kurang ajar
kau!!!” Budi memandang wajah Zarathos dengan penuh amarah.
BRAAK Satu
tendangan berhasil menjatuhkan Budi. Darah segar termuntahkan dari mulutnya.
“Kini kau
bukan lagi Satria Cahaya” Zarathos menatap Budi dengan penuh rasa puas.
Tiba-tiba
Budi merasakan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Dia tak pernah
merasakan hal seperti ini sebelumnya.
“Bagus,
Ketika Changer-mu hancur kau mulai merasakannya bukan?”
“A-Apa
K-katamu, Apa y_Yang kau lakukan padaku?” Budi tampak berguling-guling menahan
rasa sakit. Lama kelamaan matanya juga memancarkan cahaya kemerahan.
“Aku tak
melakukan apa-apa kepadamu, rasa sakit itu adalah reaksi dari wujudmu yang
sebenarnya” Zarathos berjalan meninggalkan Budi dan menghampiri Nouva, Tomi dan
regina.
“AAAAARRRGHHH’
Budi menjerit keras, dia merasakan bagian tubuhnya mulai berubah. Dari kedua
tangannya mulai muncul cakar cakar tajam. Baju yang dikenakannya terkoyak oleh
tubuhnya yang semakin membesar. Perlahan Budi mulai berubah menjadi sosok
Beast. Hingga akhirnya dia benar-benar berubah menjadi sosok beast berwujud
harimau putih.
Wujud Beast yang perlahan muncul dari dalam tubuh Budi Prawira
“GROAARRRRGHHHH
!!!” Beast jelmaan Budi meraung-raung memecah keheningan.
Nouva dan
kawan-kawan yang menyaksikan hal itu seolah tak percaya.
“BUUUDIIIII
!!!” Nouva menjerit kencang memanggil nama kekasihnya namun seolah dia tak
mempedulikan. Beast itu hilang kendali dan mengamuk. Dengan buas dia memangsa
beberapa prajurit Beast yang ada disana.
“Kau liat,
itulah wujud kekasihmu yang sebenarnya” Zarathos membelai rambut Nouva.
Tiger Beast, wujud asli Budi Prawira
“Tidak
mungkin!!! Kau apakan Budi hingga dia menjadi seperti itu?”
“Lightning
Changer adalah alat yang membantu menyegel sisi Beast dalam dirinya. Ketika
alat itu hancur maka sosok Beast dalam tubuhnya akan bangkit”
“Disaat
itulah dia akan memangsa siapapun, tanpa mengenal lawan atau kawan” kata zarathos
dingin.
Beast
jelmaan Budi semakin menggila, kini nyawa Nouva benar-benar terancam.
“Ayo kita
tinggalkan mereka disini, biarkan Beast itu yang memangsa mereka” Perintah
Zarathos kepada seluruh anak buahnya. Dalam sekejab mereka berubah menjadi
Cahaya hitam dan menghilang.
Tubuh Nouva
lemas, Tomi dan Regina juga terluka karena serangan prajurit beast sedangkan
Raka tubuhnya tak dapat digerakan setelah tulang rusuknya dipatahkan oleh Azul.
Apakah mereka akan dimangsa oleh Beast harimau putih persis seperti mimpi yang
dialami oleh budi.
Walaupun
tubuhnya terasa lemas Nouva masih bisa memanggil nama Budi.
“Budi
Sadarlah, jangan lakukan ini”
Beast
harimau putih berjalan mendekati Nouva dia hendak menyarangkan cakarnya ke
tubuh Nouva.
“TIDAAAAAK!!!”
Nouva berteriak kencang melihat cakar Beast yang tajam mengarah ke tubuhnya.
Namun secara
tiba-tiba Beast itu menghentikan gerakannya. Dia memandang mata nouva dengan
tatapan tajam dan akhirnya makhluk itu berjalan mundur menjauhi Nouva.
“GROAAAARGHHH
!!!” Dia kembali meraung. Suaranya terdengar mengerikan. Akhirnya Beast itu
memilih untuk meninggalkan mereka semua dan hilang dibalik kabut senja.
Cahaya itu
mulai meredup dan kegelapan menghantui dunia
TO BE
CONTINUED…………………
https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-18/1417008728536175