EPISODE 17:
Zarc, Betrix dan Azul tengah berkonsentrasi penuh.
Matanya terpejam dan mereka duduk bersila mengitari tabung pemulihan dimana
tubuh Leo berada di dalamnya. Keringat mengucur dari kening mereka, tampak
semua energy telah disalurkan untuk membangkitkan raja. Sementara ketiga
ancient relic berada di depan mereka masing masing.
Beast Azul
Beast Betrix and Beast Zarc
Beast Azul
Beast Betrix and Beast Zarc
3 Ancient Relix
Setelah cukup lama menyatukan tenaga tiba-tiba mata
Leo terbuka. Ketiga Ancient Relic bergetar hebat dan berubah menjadi cahaya
hitam. Dalam sekejab cahaya hitam itu masuk kedalam tabung penyembuhan dan
merasuk ke dalam tubuh Leo. Leo menjerit sekeras-kerasnya. Proses penyatuan
jiwa tengah berlangsung dan Leo merasakan sakit yang luar biasa di sekujur
tubuhnya. Namun itu tak berlangsung lama. Ketika rasa sakit itu usai, Leo
merasakan kekuatan besar terpancar dari tubuhnya.
PRAANGGG !!!, tabung pemulihan pecah dan Leo berhasil
keluar. Bola mata kanannya berwarna merah menyala. Menyaksikan hal itu ketiga
Beast tersebut segera menghentikan meditasinya dan memberi hormat kepada sang
raja.
“Yang Mulia Zarathos, terimalah hormat kami” Zarc
bersimpuh dihadapan sosok yang kini bernama Zarathos.
Dark King Zaratos
“Bangunlah Zarc, Aku percaya pada kesetiaanmu”
“Baik yang mulia” Zarc segera berdiri kembali diikuti
Betrix dan Azul.
“Sudah lama sekali jiwaku terkurung dalam kegelapan,
kini aku merasakan kekuatanku kembali. Sudah saatnya membangun dunia kita yang
telah hancur”, Tubuh Zarathos diselimuti cahaya keunguhan dan perlahan cahaya
itu berubah menjadi jubah kebesarannya.
“Betul yang mulia, tetapi di dunia ini kita memiliki
penghalang yang selalu mengganggu rencana kita”
“Cakra?” Tanya Zarathos sambil melangkah mendekati
singgasananya.
“Dia bukan masalah bagiku, akan kutunjukan kepada
kalian kehancurannya” kata Zarathos sambil duduk di singgasana kegelapan.
……………………………….
Malam itu Budi Prawira mengalami mimpi buruk. Dalam
mimpinya dia melihat teman-teman dan kekasihnya dibunuh oleh Beast berwujud
harimau putih. Dengan cakarnya Beast itu mencabik cabik tubuh Raka, Tomi,
Regina dan juga kekasihnya Nouva. Anehnya dalam mimpi itu Budi tidak bisa
berbuat apa-apa. Mimpi buruk itu terus menghantui tidur Budi hampir setiap
malam. Ini yang menyebabkan Budi merasa gelisah dan sering mengkhawatirkan
teman-temannya.
Keesokan paginya di depan kelas Budi sempat bertemu
dengan Tomi dan Regina.
“Selamat pagi pak guru” sapa mereka.
“Selamat Pagi” Balas Budi ramah, “Tunggu sebentar
anak-anak?”
Budi ingin menceritakan mimpi yang dialaminya namun
karena tak ingin Tomi dan regina khawatir Budi mengurungkan niatnya.
“Ada apa pak?” Regina penasaran.
“Eh tidak apa-apa, saya hanya ingin menyampaikan agar
kalian rajin belajar. Semester akhir sudah dimulai dan sebentar lagi ujian
nasional akan segera tiba. Bapak ingin kalian semua lulus dengan nilai yang
baik” Budi mengalihkan pembicaraan dan mencari alas an yang tepat.
“ah, saya kira mau ngapain pak. Tenang aja kami pasti
belajar dengan rajin kok” Kata Tomi sambil membetulkan tasnya.
“Ya sudah buruan masuk kelas, jam pelajaran segera
dimulai”
“Baik Pak” Tomi dan Regina meninggalkan Budi dan memasuki
ruang kelas IIIC.
Sepulang mengajar Budi mengajak Nouva untuk singgah di
Cafetaria. Mereka memesan segelas Capuccino dan Lemon tea.
“Nouva ada yang ingin kusampaikan kepadamu”
“Ada apa sayang” Wajah Nouva terlihat manis tatkala
dia menyuguhkan cappuccino kepada Budi.
Budi membelai rambut Nouva yang hitam berkilau.
“Sayang, hari hari ini aku selalu dihantui buruk”
“Mimpi apa itu?”
“Aku tak ingin menceritakannya secara detil, yang
jelas dimimpiku terjadi sesuatu yang buruk kepadamu dan juga teman teman kita”
“Sudahlah sayang, mimpi itu hanya bunga tidur. Jangan
kau anggap serius” Nouva balas membelai wajah Budi. Senyumannya yang menawan
menentramkan batinnya.
“Dan jika memang itu benar terjadi aku percaya kau
pasti datang melindungiku, karena kau adalah Cakra sang satria cahaya”
“Terima kasih kau percaya kepadaku, tapi ada baiknya
kamu berhati-hati”, Budi mengecup kening Nouva dan melanjutkan menghabiskan
minuman yang mereka pesan.
“CAKRA, waktumu akan segera tiba!!”
Tiba-tiba Budi mendengarkan suara misterius yang
berbisik di telinganya.
“Ada apa ?” Nouva heran melihat Budi yang tiba-tiba
bengong.
“Tidak, tidak apa-apa ayo kita segera pulang”
Budi bergegas mengantarkan Nouva pulang.
………………………………….
Malam itu, Mimpi yang sama kembali terulang. Namun kali
ini ada sosok berjubah Hitam yang datang menghampiri Budi.
“Ingat Cakra waktumu akan segera tiba” kata sosok
berjubah hitam itu. Suaranya terdengar persis seperti bisikan yang didengar
Budi.
“Siapa kau sebenarnya? Apa Maumu?”
“Aku akan menunjukan pahitnya penderitaan orang-orang
yang kau sayangi, lalu aku akan membunuhmu” Sorot cahaya merah terpancar dari
bola mata si jubah hitam.
“Kurang ajar, tak akan kubiarkan” Budi segera berubah
menjadi cakra dan mengarahkan tinjunya kepada sosok berjubah hitam.
Namun sosok itu lenyap dan terdengar tawanya yang
mengerikan.
Tiba-tiba Budi kembali terbangun dari mimpinya.
Keringat deras mengucur dari keningnya sungguh dia merasa bingung kenapa mimpi
yang sama selalu terulang kepadanya.
……………………………………………
Hari Minggu Pagi:
Budi dan teman-teman berencana mengadakan acara bakti
social. Kebetulan tempat yang akan dituju adalah Panti asuhan “Kasih Bunda”.
Tempat dimana Budi kecil dirawat oleh Bu Amina. Karena lokasi yang dituju
berada diluar kota Budi berangkat pagi hari. Dengan menggunakan mobil milik
Raka Mereka membawa Sembako dan uang yang terkumpul dari penggalangan dana. Ada
kesan mendalam bagi Budi di panti asuhan itu. Tempat dimana dia bermain bersama
teman-temannya, menjalani hidup penuh kebersamaan dan bimbingan dari Bu Amina
sehingga dia bisa menjadi seperti sekarang.
Ketika jam menunjukan pukul Sembilan pagi, Budi dan
kawan-kawan sampai di panti asuhan. Kedatangan mereka disambut dengan sukacita
oleh anak-anak penghuni panti termasuk Fatima pengurus panti asuhan yang baru.
“Kak Fatima, Apa kabar” Budi segera mencium tangan
wanita bernama Fatima untuk memberi rasa hormatnya.
Siapakah wanita bernama Fatima ini, kenapa Budi begitu
menghormatinya.
Ternyata di masa lalu Fatima adalah anak yatim piatu
yang lebih dulu tinggal di Panti Asuhan. Sejak kecil dia telah menganggap Budi
seperti adiknya sendiri. Mereka berdua sama-sama merasakan kasih sayang Bu
Amina. Hingga usia Budi menginjak tujuhbelas tahun terjadi musibah kebakaran
yang membakar seluruh Panti asuhan. Sebagai penghuni senior Budi dan Fatima
berhasil menyelamatkan adik-adiknya dari api yang membakar. Namun Fatima
memberitahu Budi, Ibu Amina tengah terjebak di kamarnya .
Budi bergegas menuju kamar Bu Amina dia nekat
menerobos masuk kobaran api untuk menyelamatkan wanita yang sudah dianggap
seperti ibu kandungnya itu. Budi berhasil membawa Bu Amina keluar, tetapi
karena terlalu banyak menghirup asap tubuh bu Amina lemas, ditambah lagi
usianya yang sudah tua semakin memperparah kondisi fisiknya. Akhirnya beberapa saat
setelah itu Bu Amina menghembuskan nafas terakhirnya. Budi merasa sedih
kehilangan orang yang dicintainya, dia terus menyalahkan diri sendiri karena
kegagalanya menyelamatkan Bu Amina.
Sebagai kakak Fatima membesarkan hati Budi, dia
menjelaskan bahwa kematian itu merupakan takdir yang sudah ditetapkan Tuhan.
Akhirnya, Fatima-lah yang menggantikan peran Bu Amina dalam mengurus Panti
Asuhan. Sedangkan Budi setelah lulus SMA dia memperoleh beasiswa untuk meraih
pendidikan di perguruan tinggi dan meninggalkan panti asuhan.
Sembari teman-temannya berkumpul bersama anak-anak
yatim piatu untuk membagikan santunan. Budi diajak kak Fatima untuk berkeliling
melihat kondisi panti asuhan. Suasananya sungguh jauh berbeda, Banyak bagian
panti yang mengalami penyesuaian. Bahkan sekarang terlihat lebih besar, semua
ini berkat sumbangan dari donator dan peran Fatima dalam mengelola keuangan
panti asuhan. Dia selalu memegang teguh prinsip Bu Amina yang mengemban tugas
dan santunan donator dengan transparan dan ikhlas. Ini yang membuat panti
asuhan Kasih Bunda semakin berkembang.
Tak lupa Fatima mengajak Budi ziarah ke makam Bu
Amina. Disana Budi menangis dan memeluk nisan bu Amina. Dia merasa kasih sayang
yang diberikan tak tergantikan oleh apapun. Tak lupa Budi mengirimkan doa agar
amal baik Bu Amina diterima disisi-Nya. Akhirnya setelah menyelesaikan acara
bakti social Budi dan kawan-kawan bergegas kembali pulang. Tak lupa Fatima
berpesan kepada Budi untuk segera menikahi Nouva bila dia sudah siap.
…………………………………………….
Ketika perjalanan pulang Mobil Raka dihentikan oleh
sosok Beast yang tak lain adalah Azul. Ternyata sosok berjubah hitam yang
muncul dalam mimpi Budi turut datang bersama Azul. Budi memandang sosok itu
dengan tatapan tajam.
“Kau rupanya?” Budi bersiap mengaktifkan Lightning
Changer di tangan kanannya.
Sosok berjubah itu ternyata adalah sang raja,
Zarathos. Dia terlihat tenang dan kemudian tertawa lantang.
“Siapa dia sebenarnya?” Pertanyaan yang muncul di
benak Budi.
To Be
Continued……………………………