Azul murka tatkala mengetahui Karn & Kreia gagal mendapatkan kristal kegelapan.
"Dasar tak becus, kalian gagal mengambil kristal itu!" Hardik Azul kepada si kembar.
Wajah Karn & Kreia tertunduk tak berani menatap Azul.
"Betrix, seharusnya kau tidak mempercayakan tugas seperti ini kepada anak kecil macam mereka" Azul menunjuk jarinya ke arah Betrix.
Betrix yang memandangi cermin sambil menghiasi bibirnya dengan lipstik seolah tak menggubris perkataan Azul.
"Kau belum tau kekuatan mereka sebenarnya Azul, beri kesempatan mereka sekali lagi untuk merebut kristal itu"
Perlahan Betrix berjalan mendekati Kreia, dia membelai rambutnya dengan halus. Kreia merasakan energi kegelapan dalam dirinya semakin meningkat. Rupanya Betrix telah mentransfer energi untuk mengobati luka-lukanya setelah bertarung melawan Bhayangkara dan Cakra.
"Baiklah kami akan merebut kristal itu kembali" Karn berdiri dan menggandeng tangan Kreia. Mereka Berdua meninggalkan Azul dan Betrix untuk memburu kristal kegelapan.
..................................
Butik GHANA Collection.
Tak terasa Nouva telah merampungkan studi S2-nya. Dia akan menjalani Wisuda esok hari. Untuk mempersiapkan acara itu Nouva melakukan perawatan di salon dan memesan beberapa gaun bermotif kebaya di butik langganannya Ghana Collection. Sementara Nouva sibuk di salon Budi mengambil pesanan gaun di butik.
"Selamat siang bu, Saya Budi temannya Nouva mau mengambil pesanan Gaun" Kata Budi kepada ibu Laksmi pemilik butik. Budi tak lupa menunjukan bon pembayaran kepada kasir.
"Oh iya, sebentar ya ibu ambilkan gaunnya" Bu laksmi tampak memasukan beberapa Gaun yang sudah dikemas rapi ke dalam kotak. Dia bergegas menyerahkannya kepada Budi.
"Wah, anda ini pacarnya Nouva ya?" Tanya Bu Laksmi.
Budi hanya tersipu malu.
"Beruntung ya, Nouva punya kekasih yang ganteng dan perhatian seperti anda. Kapan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius?"
Budi tersenyum "Doakan saja bu, Apabila nanti kami sudah siap pasti kami akan segera melangsungkan pernikahan"
"Pasti ibu doakan kok, ditunggu undangannya ya"
Tiba tiba pandangan Budi tertuju pada foto keluarga yang terpajang diatas ruang kerja Bu Laksmi.
"Itu foto Keluarga kami, yang ditengah itu putraku satu-satunya. Namanya Raden Fahri Ghanata biasa dipanggil Ghana" tutur bu Laksmi.
"Sejak kematian ayahnya beberapa tahun lalu, kami tinggal berdua. Untuk menyambung hidup dan membiayai kuliah Ghana saya memutuskan untuk membuka usaha Butik. Syukurlah kami bisa bertahan di tengah derasnya persaingan"
"Anda benar-benar sosok ibu yang penuh kasih sayang kepada anaknya ya"
Budi terkesan dengan penjelasan Bu Laksmi.
"Ya, Pastinya semua ibu akan rela berkorban demi impian anaknya. Tak ada yang lebih bahagia selain melihat putraku satu-satunya berhasil mewujudkan cita-citanya",
Budi semakin mengagumi sosok bu Laksmi. Perlahan memorinya terbawa ke masa lalu tatkala dia masih kecil dan diasuh dengan cinta kasih oleh Bu Amina di panti asuhan. Sungguh kasih ibu sepanjang zaman.
Perlahan seorang pria muda mengenakan jaket dan helm datang dan menghampiri mereka berdua.
"Nah ini putraku Ghana" Bu laksmi memperkenalkan putranya kepada Budi.
Ghana segera melepaskan helmnya dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman "Hey Bro, nama gue Ghana"
Budi menyambut tangan Ghana "Nama saya Budi Prawira"
"Eh Ghana kalo ketemu orang yang lebih tua yang sopan dong" Ibu Laksmi menjewer telinga Ghana.
"Aduh aduh, iya ma sory deh" Ghana tampak meringis kesakitan.
Melihat hal itu Budi tersenyum menahan geli "Iya tidak apa-apa kok".
Budi melihat jam tangannya sudah menunjukan pukul sebelas siang. "Maaf bu, saya harus pamit dulu sudah ditunggu Nouva ini"
Budi berpamitan pada Bu Laksmi dan Ghana dan bergegas menjemput Nouva di salon. Ketika Budi akan membuka pintu keluar tiba-tiba Ghana memanggilnya.
"Pak Guru, Nanti kita akan ketemu lagi"
Budi mengangguk dan menutup pintu. Setelah itu dia menemui Nouva di salon dan mengantarkannya pulang.
Dari depan rumah Nouva tiba-tiba ponsel Budi berbunyi. Rupanya Raka memanggilnya.
"Budi, posisi dimana? Bisa temui aku sekarang?"
"Siap letnan"
"Oke, kita ketemu di museum kota. Ada hal yang ingin kubicarakan kepadamu"
Budi menutup ponsel dan segera melanjutkan perjalanan ke museum.
............................
Museum Kota
Letnan Raka sudah menanti Budi di ruang arsip Museum, dia membaca buku tentang referensi Kristal kuno. "Budi, Beast yang kita lawan semalam mengincar Kristal hitam?"
"Ya, Pastinya mereka memiliki rencana dengan Kristal itu?"
Menurut buku yang kubaca, Kristal itu sudah tertimbun di dalam gua Kalingga selama ribuan tahun. Banyak teori yang berkembang tentang asal usul Kristal itu. Mulai dari warisan kerajaan tanah jawa, peninggalan Alien, dan berbagai teori aneh lainnya?", Kata Raka sambil menatap lembar demi lembar buku arsip museum.
Tiba-tiba Budi menyuruh Raka untuk melihat gambar di salah satu halaman buku itu,
"Coba lihat ini Raka?" Budi menunjuk sebuah gambar yang terlihat seperti huruf kuno di dinding gua Kalingga.
"Tulisan ini bukan seperti aksara jawa pada umumnya, aku belum pernah melihat huruf kuno seperti ini?", Budi mengernyitkan dahinya.
"Mungkin dari sini kita bisa mengetahui jawabannya. Coba lihat gambar disamping tulisan kuno itu terlihat seperti dua orang yang tengah bertarung, dan salah satunya terlihat seperti dirimu?"
"Hah, aku??", Budi terlihat kebingungan.
"Bukan kamu, maksudku wujudmu dalam bentuk Cakra?" Raka tersenyum melihat ekspresi Budi.
Budi mengamati dengan serius gambar itu, "iya ini mirip, waktu utusan cahaya memberikan kekuatan Cakra kepadaku dia tak pernah memberikan penjelasan secara detil tentang asalnya?"
"Mungkin kau akan menemukan jawabannya nanti sobat?"
"Pasti ada alas an yang kuat mengapa utusan cahaya memilihku?"
"Ngomong-Ngomong dimana sekarang mereka menyimpan Kristal hitam itu?" Tanya Budi.
"Orang-orang dari dinas museum membawanya ke rumah Prof. Irwan, dosen sekaligus arkeolog kenamaan.
Disana dia memiliki brankas rahasia untuk menyimpan benda bersejarah dengan aman?"
Tiba-tiba ponsel Raka berbunyi.
"Gawat letnan kami diserang Beast, kami kami AAAARGGHHH.....?" suara terakhir yang terdengar dari ponsel.
Raka segera beranjak dari tempat duduknya "Celaka, Beast menyerang rombongan yang membawa Kristal hitam. Ayo Budi kita harus segera kesana".
Raka dan Budi segera berangkat.
............................
Di lokasi tampak beberapa polisi yang mengawal petugas museum tewas bersimbah darah akibat tebasan Schyte. Beberapa diantara mereka ada yang tewas akibat terkena serangan boneka iblis milik Kreia. Salah seorang petugas museum yang membawa Kristal tampak sangat ketakutan.
"Cepat serahkan Kristal itu?" Karn berjalan mendekati sang petugas museum.
"T-Tidak T-T-Tidak akan Kuserahkan?" Jawabnya sambil terbata-bata karena ketakutan.
"Kalau begitu kau harus mati?Kreia tiba-tiba muncul di belakang tubuh sang petugas.
Karn bersiap menebaskan Schtyte-nya kearah petugas namun?
"DOR DOR DOR" Schyte-nya berhasil dijatuhkan oleh tembakan Bhayangkara.
"Tak akan kubiarkan kalian merebut Kristal itu?", Bhayangkara bersiap dengan posisi menembak.
"Cepat lari dari sini" Cakra yang juga datang segera menyuruh petugas itu untuk pergi meninggalkan lokasi.
"Kalian lagi, sekarang kami tak akan kalah dari kalian?" Karn & Kreia percaya diri dengan kekuatannya.
"SCHYTE SLASHER!!!?Karn melemparkan schytenya kearah Bhayangkara dan secara otomatis Schyte itu mengejarnya. Bhayangkara menangkis tebasan Schyte dengan electric Saber. Namun dia berhasil tertebas di bagian kaki kiri. Bhayangkara terhuyung jatuh dan Boneka iblis Kreia melesat kearah Bhayangkara untuk melanjutkan serangan.
"TRAANGG"serangan boneka iblis berhasil ditepis oleh Lightning Sword milik Cakra.
Mereka kembali terlibat dalam pertarungan sengit.
Cakra yang mengetahui bahwa kelemahan boneka iblis ada di Kreia segera melesat sambil mengeluarkan Lightning slash. Kreia yang terkena serangan itu terpental jatuh, Boneka iblis yang tadinya agresif menyerang akhirnya terdiam.
"Bhayangkara, cepat hancurkan boneka itu", perintah Cakra.
Bhayangkara melepaskan tembakan Dual pistolnya kearah boneka iblis dan akhirnya boneka itu hancur.
"Kurang ajar, kalian merusakkan bonekaku lagi" Kreia mencoba bangkit.
"Baiklah, sudah cukup kami bermain-main. Rasakanlah kekuatan kami yang sebenarnya", Karn mendekati Kreia dan meraih tangannya mereka bergandengan tangan dan muncul cahaya kehitaman menyelimuti tubuh mereka berdua.
"BANGKITLAH JAGANOOOOOTH!!!!", tubuh si kembar berputar cepat ke udara disertai cahaya kehitaman yang mengerikan. Perlahan tubuh mereka bersatu dan berubah menjadi sesosok beast Raksasa yang mengerikan.
"ROOAARRRRHHHH!!!", Beast raksasa Jaganoth meraung raung, seolah dia siap memangsa siapapun yang ada di hadapannya.
Karn-Kreia, dan Jaganoth Beast
"Apa-apaan ini!", Bhayangkara seolah tak percaya dengan apa yang dilihat.
"Awas Segera berlindung", Cakra memperingatkan Bhayangkara untuk segera menyelamatkan diri.
Jaganoth mengejar Cakra dan Bhayangkara dengan buas. Seolah mereka adalah santapan yang harus diburu.
"Cakra sibukkan dia sejenak aku akan mengambil senjata baru di mobil"
"Baik, Cepat ambil senjata itu", Cakra menghentikan langkahnya dan melompat tinggi sambil menebaskan Lightning sword ke kepala Jaganoth.
Jaganoth yang kesakitan terhenti sejaenak dan berbalik mengejar Cakra. Hal ini dimanfaatkan oleh Bhayangkara untuk mengambil senjata baru.
Senjata itu adalah DUAL GATLING GUN TYPE X-055 yang telah disempurnakan oleh Dr. Ale. Segera Bhayangkara memasangkan Dual Gatling ke punggungnya dan secara otomatis gatling itu menempatkan diri ke kedua bahunya: WEAPON SYSTEM GATLING MODE ACTIVE terdengar suara computer menyatakan bahwa senjata siap digunakan.
"Bagus, kau harus rasakan mainan baru ini keparat", Bhayangkara kembali kearah Jaganoth.
"Hey kawan, sudah siap dengan senjatamu", Cakra yang berada di punggung jaganoth segera menancapkan Lightning Swordnya.
"CRASSH", Darah kehitaman mengucur deras dari punggung Jaganoth, Dia meraung kesakitan. Cakra yang tak siaga terpental akibat kibasan ekornya.
"CAKRAA !!!",Bhayangkara beteriak lantang memastikan kondisi partnernya.
"KURANG AJAR, RASAKAN INI !!!!?Bhayangkara menekan sensor senjata di changernya dan beberapa peluru segera dimuntahkan dari gatling gun.
"RATATATATATATATTAT!!!!", desingan peluru metallum terus menghajar tubuh Jaganoth tanpa ampun.
Walaupun sempat melawan akhirnya raksasa itu berhasil dijatuhkan juga.
Cakra yang sudah memulihkan diri segera berjalan menuju Bhayangkara.
"kau tak apa-apa?"
"Ya, serahkan serangan terakhir kepadaku?
"Baiklah?" Bhayangkara menghentikan tembakannya dan Cakra bersiap dengan Lightning Swordnya kembali.
Jaganoth yang sudah lemas tak bisa bergerak lagi.
"LIGHTNING EXCECUTION!!!", tubuh Cakra melesat menjadi cahaya kemerahan yang membakar diiringi dengan putaran tubuh dan hujaman pedangnya.
Cahaya merah itu berhasil menembus tubuh Jaganoth dan akhirnya merobohkannya
BLAAAAM!!! ledakan besar dari tubuh Jaganoth dan mengubahnya kembali menjadi Karn & Kreia.
Karn yang sekarat mencoba meraih tangan Kreia yang sudah tak bernyawa.
"M-Maafkan A-Aku K-Kreia, Kita A-Akan b-Bermain Lagi di alam yang L-Lain", kata terakhir Karn setelah berhasil menggapai tangan Kreia.
BLAARRR!!! Dua tubuh itu meledak dan menjadi debu.
Cakra dan Bhayangkara tertegun menyaksikan hal itu.
"Tak kusangka anak anak semanis itu adalah Beast yang mengerikan", Bhayangkara melepaskan Helmetnya.
"Beast selalu mengelabuhi kita dengan berbagai wujud, kita harus tetap waspada", Cakra perlahan kembali menjadi Budi Prawira.
.............................
Di tempat lain petugas museum berhasil menyerahkan Kristal hitam kepada Prof. Irwan. Namun benarkah demikian? Ternyata petugas yang menyerahkan Kristal itu adalah jelmaan dari Zarc. Petugas museum yang asli telah tewas dihabisi oleh Zarc dan dia berhasil mengambil Crystal of Darkness. Agar tidak menimbulkan kecurigaan dia menukar Kristal tersebut dengan yang palsu. Namun taka da seorangpun yang menyadari. Akhirnya The Deadly Three berhasil memperoleh dua Ancient Relics, tinggal satu lagi yang tersisia untuk membangkitkan sang Raja.
To Be Continued............................