Budi memulai aktivitasnya mengajar
kelas IIIC, ketika dia melihat salah satu bangku kosong dia menanyakan tentang
muridnya yang bernama Yoga. Tomi menyatakan bahwa sudah tiga hari Yoga tidak
masuk sekolah. Yoga sendiri adalah siswa penyendiri yang jarang bergaul dengan
teman sekelasnya. Banyak yang menganggap Yoga adalah anak yang sombong, namun
Yoga tak mempedulikan hal itu. Sebenarnya Yoga bersikap demikian karena dilatar
belakangi hubungan keluarga yang kurang harmonis. Orang tuanya seringkali
terlibat pertengkaran sehingga Yoga lebih banyak menghabiskan waktunya di luar
rumah. Tanpa disadari oleh keluarga, Yoga bergabung dengan geng motor “Black
Skull” pimpinan Raymond. Mereka sering terlibat balapan liar dan penjarahan.
Malam itu geng motor Black Skull
tengah bersiap mengadakan balapan liar. Raymond sebagai raja jalanan tengah
menantikan lawannya. Beberapa Saat kemudian muncul sekelompok orang yang juga
datang membawa motor. Menurut rekan Raymon penantangnya kali ini adalah
kelompok yang misterius. Bahkan belum ada data sebelumnya.
“Hah, Geng motor macam gini bakal
gua habisin di sini” Raymon meremehkan.
Dia mempersiapkan motornya di
lintasan yang akan dijadikan arena balapan. Bersama Yoga dan anggota Black
skull lainnya mereka bersiap untuk mengalahkan sang penantang. Sambil memacu
gas, Raymon mengejek si penantang.
“Hey, Kalo lu kalah dari gue, gue
minta lu semua serahkan uang dua puluh juta dan motor lu semua jadi milik gue”.
Pimpinan dari geng motor itu
tersenyum mendengar ucapan Raymond, “Setuju, lantas sebaliknya aku akan meminta
satu hal jika kau kalah dari kami”
“apa itu?” Tanya Raymond.
“Nyawamu, dan semua anggotamu”
jawab sang pria singkat.
“Bangsat, lu bikir gampang mau
ngebunuh gue” Raymond tersulut emosi.
“Oke, kita buktikan siapa yang
lebih hebat”
Akhirnya balapan pun dimulai.
Raymon, Yoga dan kawan-kawan berhasil mendahului geng motor misterius. Bahkan
mereka sempat unggul jauh dari mereka dalam beberapa lintasan. Namun di
pertengahan balapan terjadi keanehan. Anggota geng motor misterius itu berubah
menjadi Beast, mereka memacu kendaraannya satu persatu dengan kecepatan tinggi.
Dengan cepat mereka berhasil menyusul anggota Blackskull. Beast menghabisi
mereka satu persatu dengan menabrakan motornya. Melihat teman-temannya sudah
menghilang dari lintasan Yoga mulai ketakutan, Apalagi Beast juga mulai
mengejarnya. Sementara itu, Raymon yang berada di posisi terdepan juga dikejar
oleh penantangnya. Ketika berada dalam posisi terdekat, pria itu juga
menunjukan wujud aslinya sebagai Beast bernama Vixor.
Vixor Beast
Melihat lawannya berubah menjadi
sosok Beast Raymond terkejut namun semuanya sudah terlambat Vixor menghancurkan
ban depan sepeda motor Raymond dengan sinar dari sorot matanya. Raymon jatuh
berguling dari sepeda motornya namun dia masih bisa bangun dan melarikan diri.
Vixor memacu motornya untuk mengejar Raymon.
Raymond yang sudah kehabisan tenaga
tak mampu lagi berlari.
“Anjing!!! Siapa lu sebenarnya?”
raymon terlihat ketakutan.
“Toloong, Tolong jangan bunuh gue”
Vixor yang tadinya terdiam
mengamati Raymond yang terluka, segera memacu gas dan Menabrak Raymon dengan
motornya.
AAAARRRGHHHHH!!!! Suara jeritan Raymond
terdengar pilu, tatkala tubuhnya dilindas oleh motor Vixor. Dia tewas seketika.
Yoga yang berada tak jauh dari
tempat itu langsung shock, dia tak menyangka bahwa malam itu dia akan bernasib
naas. Walaupun Yoga berhasil lolos dari kejaran Beast, namun dia telah
kehilangan rekan-rekannya, termasuk pimpinan yang dihormatinya Raymond.
Tubuhnya lemas tak dapat berbuat apa-apa.
Beberapa saat kemudian Polisi
datang ke tempat kejadian, Sersan Raka yang memimpin penyelidikan itu merasa
miris melihat jasad anak-anak muda yang tewas menggenaskan di jalan raya.
“Ini, pasti ulah Beast” Raka
mencoba mengambil kesimpulan.
“Sulit dipercaya, mereka semakin
membabi buta” jawab Briptu Arman rekan yang mendampingi dalam penyelidikan itu.
“Sersan, Kami menemukan seseorang
yang selamat” seorang anggota polisi berhasil menunjukan posisi Yoga berada.
Raka bergegas menghampiri dan melihat tubuh yoga yang gemetaran dengan tatapan
mata kosong. Yoga segera dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.
Keesokan Harinya, Budi, Tomi,
Regina & beberapa siswa datang menjenguk Tomi di rumah sakit. Kebetulan
disaat yang sama Sersan Raka juga berada disana.
Sersan Raka menyambut Budi dan
mereka saling berjabat tangan. Budi sebenarnya sudah mengenalnya namun dengan
identitas lain sebagai Cakra. Tak ingin sersan Raka curiga Budi menjaga
sikapnya.
“Selamat siang sersan, Saya Budi
Prawira Guru dari Yoga dan ini adalah teman-teman sekelasnya” Budi
memperkenalkan diri.
“Saya sersan Raka Adhiswara, divisi
investigasi kepolisian”, jawab Raka sambil menjabat tangannya,
“Apakah Yoga sering tidak masuk
kelas?”
“Betul pak, hamper 3 hari ini dia
tak terlihat di kelas, bahkan waktu saya berkunjung ke rumahnya orang tuanya
juga tak mengetahui keberadaannya” Budi mencoba menjelaskan.
“Kasian anak itu dia terlibat pergaulan
yang salah, Naasnya dia juga berurusan dengan makhluk yang berbahaya”.
“maksud sersan?”
“Ya, apakah anda tidak mendengar
serangan Beast akhir-akhir ini?” Raka balik bertanya.
“jadi, semua ini adalah ulah
beast?”
“aku masih melakukan investigasi, sebaiknya
jaga baik-baik anak itu suruh orang tuanya untuk mengawasinya”
“Maaf pak Budi, saya harus kembali
ke kantor silahkan lanjutkan kunjungan anda” Sersan Raka meninggalkan Budi di
rumah sakit.
Budi mengangguk paham, di waktu
yang tepat dia akan menemui sersan raka kembali untuk melenyapkan Beast yang
telah meneror Yoga.
Ketika sirine berbunyi unit
kepolisian berhasil mendeteksi ciri-ciri Beast yang menyerang geng motor
Blackskull lewat CCTV yang dipasang di sudut jalan raya. Sersan Raka
bersiap untuk memburu Vixor dan kawanannya. Sebelum memasuki mobil Raka
dikejutkan dengan kehadiran Cakra.
“Cakra, kau datang di saat yang
tepat”
“Ya sersan, aku sudah mengetahuinya
ayo kejar dan hancurkan mereka”
“Ngomong-ngomong, Butuh tumpangan”
Sersan Raka mengajak Cakra untuk berangkat bersamanya.
“Maaf kapten, silahkan duluan”
Cakra melesat menjadi cahaya.
“seperti biasa ya” Raka tersenyum
dan mulai memacu mobilnya.
Sesampainya di lokasi, sersan Raka
melihat Vixor dan anak buahnya memacu motor sambil menyerang warga. Sersan Raka
melumpuhkan satu persatu anak buah Vixor. Sementara Cakra berusaha menjatuhkan
Vixor dari motornya.
“Cakra, kau mengganggu kesenanganku
akan kuhabisi kau!!” vixor geram dan menyerang Cakra. Pertarungan pun terjadi
sebenarnya Vixor adalah beast yang tak terlalu kuat dalam pertarungan tangan
kosong namun ketika dia kembali menaiki motornya dia sungguh merepotkan.
Berkali-kali Vixor melakukan
manuver serangan dengan motornya bahkan dengan mudah dia berhasil menghindari
tebasan Lightning Slash milik Cakra. Ketika Cakra akan melakukan tendangan
Lighning Cruiser, Vixor membawa motornya melompat dan saling beradu serangan di
udara. Cakra gagal melakukan eksekusi Lightning strike dan Vixor menghilang
dalam kegelapan malam.
“Beast sialan, aksi motornya
sungguh berbahaya” sersan Raka menghampiri Cakra.
“Aku sulit mengalahkannya apabila
dia masih mengendarai motor” jawab Cakra.
“jangan khawatir, aku sudah siapkan
rencana untuk menjebaknya” Sersan Raka menyarungkan pistol revolvernya.
“apapun rencanamu kita harus
lakukan secepatnya” Cakra menepuk bahu Raka
“ya, pasti”
To Be Continued…….