Oleh Andrie Firmansyah pada 25 November 2013 pukul
09:05
Di
sebuah lokasi misterius, tampak pria yang menyerang orang-orang di taman sedang
memulihkan lukanya. Luka yang diperoleh karena pertarungannya dengan Cakra.
Dari salah satu sudut ruangan pria dengan setelan jas hitam mendatanginya.
“Dasar
bodoh!!, kau menarik perhatian manusia dengan menyerang mereka di keramaian”
hardik pria ber-jas hitam itu.
“Tutup
mulutmu Azul!, semua kulakukan karena aku ingin memancing Cakra keluar”,
“Huh,
kau sungguh keras kepala Necrid.” Azul berjalan mendekat “Sebaiknya kau tetap
pada tugasmu untuk menghabisi baron”.
“Jika
kau masih bermain-main lagi, aku sendiri yang akan menghabisimu”, Azul menatap
wajah Necrid dengan tatapan tajam.
Necrid
tak berani memandang wajah tuannya, ia hanya tertunduk sambil merasakan energi
yang kuat mulai membakar tubuhnya.
“Baik,
Baik Azul akan kulakukan perintahmu” ujar Necrid sambil kesakitan menahan hawa
panas yang dihasilkan dari tatapan mata Azul.
“Baiklah,
Pastikan kau melakukannya dengan cepat” Azul memalingkan tatapannya dan
berjalan pergi meninggalkan Necrid.
Baron,
pimpinan gembong penjahat itu tengah dijaga ketat oleh polisi di rumah sakit. Meski
menderita luka cukup parah akibat serangan Beast, dia masih bias diselamatkan
oleh Raka. Namun kehilangan anak buah dan orang-orang kepercayaannya membuatnya
mengalami trauma mendalam.
“Beast
adalah makhluk berbahaya, Aku tak tahu darimana mereka berasal yang jelas
apabila ada manusia yang berani melanggar kesepakatan dengan mereka, maka nyawa
mereka akan diburu. Mereka ada ditengah-tengah kita, terkadang mereka
menawarkan sesuatu yang menarik bagi manusia namun ada imbalan tertentu yang
harus dibayar” Itulah keterangan yang disampaikan Baron kepada Raka.
Necrid
menjalankan perintah Azul, Ia menyusup masuk ke rumah sakit dimana Baron
dirawat. Dengan kemampuannya mengubah wujud menjadi manusia taka da seorangpun
yang mencurigai. Apalagi dia menyamar sebagai salah seorang petugas kebersihan.
Necrid mendatangi kamar Baron, ada dua polisi yang menjaganya.
“Hei
kamu, Jangan masuk sembarangan ke tempat ini” ucap salah seorang petugas.
Necrid terdiam sejenak dan kemudian mengarahkan cakarnya kea rah mereka berdua.
BRAAKKK!!! Pintu didobrak, Raka dan Baron
terkejut. Necrid mengubah wujudnya menjadi Beast dan membawa Baron yang sekarat
keluar dari rumah sakit. Raka yang menghadangnya terpental dengan sekali
sentakan . Raka kembali bangkit dan mengejar mereka berdua.Beast Necrid
Pengejaran
berlangsung sampai ke pabrik tua tak jauh dari rumah sakit.
“Manusia
bodoh, Kali ini kau tak akan bisa selamat”
“Rasakan
akibatnya telah melawan perintah kami” Necrid mencekik Baron dengan sadis.
“T-T-Tolong J-jjangan bunuh ak-aku” Baron meronta.
Raka
muncul di saat genting
Tubuh Budi diselimuti Cahaya keemasan dan mengubahnya menjadi Cakra Satria Cahaya. Tomi dan Regina sontak tak percaya melihatnya.
Tubuh Budi Prawira yang telah berubah wujud menjadi Cakra Satria Cahaya
Sumber
: https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-2/1410981022472279
Sersan Raka
HENTIKAN,
CEPAT LEPASKAN DIA!!!” Raka menodongkan pistol kea rah Necrid.
“Hmm,
Keras kepala kau rupanya. Aku akan mengurusmu nanti”
Cakar
di tangan kiri Necrid dihujamkan tepat ke jantung Baron, Seketika gembong
penjahat itu tewas.
“KEPARAT
KAU!!!”, Raka melepaskan beberapa tembakan, Necrid dengan cepat menghindar dan
menyerang balik.
“Ingat,
Aku bukan tandinganmu. Segera kau akan menyusul Baron” Necrid menghujamkan
Cakarnya bertubi-tubi. Salah satu Cakar berhasil melukai Bahu Raka .
Raka
terdesak dan Necrid bersiap menghabisi sang sersan. “Cukup, Kau taka da urusan
dengan manusia itu. Tinggalkan dia” Suara Azul muncul menghentikan langkah
Necrid.
“Kau
beruntung, Aku akan membunuhmu nanti” Necrid melesat meninggalkan Raka yang
terluka. Raka bergegas menghampiri tubuh Baron yang tak bernyawa dan memanggil
bantuan ke markas pusat.
**********
Ditempat
lain
Tomi
yang penasaran dengan kemampuan beladiri Budi menantangnya untuk sparring di
Sasana olahraga sepulang sekolah. Ketua kelas IIIC ini juga dikenal sebagai
juara pencak silat tingkat pelajar dua kali berturut-turut. Karena ingin
menanamkan sifat sportivitas, Budi menerima tantangan Tomi. Bersama dengan
siswa IIIC lainnya sasana olahraga menjadi saksi sparing antara Guru dan murid. Pertarungan
berlangsung seru, Tomi yang berjiwa muda lebih agresif dalam melakukan
serangan. Sementara Budi memilih untuk bertahan dan mencoba mencari celah
pertahanan Tomi. Regina dan siswa lainnya menyemangati ketua kelasnya. Budi
yang lebih berpengalaman akhirnya berhasil menjatuhkan tomi dengan sapuan kaki.
Seluruh siswa terdiam sejenak melihat hal itu.
Regina dan Tomi
“Kalau
kau hanya menyerang kau akan menjadi lengah” Budi bergegas menghampiri Tomi dan
mengulurkan tangannya . Tomi meraih tangan Budi dan mereka saling berjabat
tangan, Tepuk tangan siswa meramaikan sasana olahraga siang itu.
Tiba-tiba
salah seorang siswi menjerit histeris. Dia melihat sosok Beast Necrid muncul
dan mengacaukan suasana. Budi memerintahkan semua siswanya menyelamatkan diri
termasuk Tomi dan Regina. Budi menerjang
Necrid dan memancingnya bertarung di tempat yang aman. Ketika semua siswa
berhamburan keluar gedung Tomi dan Regina memilih untuk mengawasi pertarungan
dari kejauhan.
“Beast,
apa maumu?” Budi memasang kuda-kuda untuk berubah.
“Saatnya
untuk mati Cakra!!”
Lightning Changer bersinar dan “BERUBAH!!!”
Budi Prawira
melakukan perubahan dengan menggunakan Lightning Changer
Tubuh Budi diselimuti Cahaya keemasan dan mengubahnya menjadi Cakra Satria Cahaya. Tomi dan Regina sontak tak percaya melihatnya.
Tubuh Budi Prawira yang telah berubah wujud menjadi Cakra Satria Cahaya
Jual
beli serangan, adu jurus terkuat mewarnai pertarungan Cakra dan Necrid. Berbeda
dengan Beast yang dihadapinya di gedung tua gerakan Necrid sulit diprediksi.
Berkali-kali Necrid berhasil memukul jatuh Cakra.
“Satria
Cahaya, Tamat riwayatmu sekarang!!” Necrid menghempaskan gelombang sinar biru
dari cakarnya. Cakra yang terjatuh bangkit dan menghindari serangan.
“LIGHTNING
SWORD !!!”, sebuah pedang dengan cahaya menyilaukan muncul dan berhasil diraih
oleh Cakra.
Lightning Sword
Kau
pikir aku takut dengan senjatamu itu” Necrid mengejek.
Necrid
kembali melesat untuk menyerang. Kali ini Cakra sudah bersiap dengan pedangnya.
“LIGHTNING
SLASH!!!” sebuah energy sinar dihempaskan dari lightning sword. Serangan itu tepat
mengenai tubuh Necrid. “AAARGHHHH, TIDAK MUNGKIIN!!!!” Necrid menjerit
kesakitan dan mulai terbakar dengan api kebiruan.
BLARRRRR!!!
Tubuh necrid hancur berkeping keping dan terbakar bersama api biru.
Cakra kembali ke wujudnya semula. Regina dan Tomi
bergegas menghampiri Budi.
Cakra menunjukkan
wujud aslinya sebagai Budi Prawira
“Pak,
Pak Budi anda……. Anda adalah???” Regina seolah masih tak percaya dengan apa
yang dilihat begitu pula Tomi.
Budi
menatap wajah kedua muridnya dan dia pun tersenyum.
To Be
Continued.