='body-fauxcolumns'>

Sunday, 28 December 2014

Cakra Satria Cahaya - Episode 02

EPISODE II:

Oleh Andrie Firmansyah pada 25 November 2013 pukul 09:05

Di sebuah lokasi misterius, tampak pria yang menyerang orang-orang di taman sedang memulihkan lukanya. Luka yang diperoleh karena pertarungannya dengan Cakra. Dari salah satu sudut ruangan pria dengan setelan jas hitam mendatanginya.

“Dasar bodoh!!, kau menarik perhatian manusia dengan menyerang mereka di keramaian” hardik pria ber-jas hitam itu.

“Tutup mulutmu Azul!, semua kulakukan karena aku ingin memancing Cakra keluar”,
“Huh, kau sungguh keras kepala Necrid.” Azul berjalan mendekat “Sebaiknya kau tetap pada tugasmu untuk menghabisi baron”.

“Jika kau masih bermain-main lagi, aku sendiri yang akan menghabisimu”, Azul menatap wajah Necrid dengan tatapan tajam.

Necrid tak berani memandang wajah tuannya, ia hanya tertunduk sambil merasakan energi yang kuat mulai membakar tubuhnya.

“Baik, Baik Azul akan kulakukan perintahmu” ujar Necrid sambil kesakitan menahan hawa panas yang dihasilkan dari tatapan mata Azul.

“Baiklah, Pastikan kau melakukannya dengan cepat” Azul memalingkan tatapannya dan berjalan pergi meninggalkan Necrid.

Baron, pimpinan gembong penjahat itu tengah dijaga ketat oleh polisi di rumah sakit. Meski menderita luka cukup parah akibat serangan Beast, dia masih bias diselamatkan oleh Raka. Namun kehilangan anak buah dan orang-orang kepercayaannya membuatnya mengalami trauma mendalam.

“Beast adalah makhluk berbahaya, Aku tak tahu darimana mereka berasal yang jelas apabila ada manusia yang berani melanggar kesepakatan dengan mereka, maka nyawa mereka akan diburu. Mereka ada ditengah-tengah kita, terkadang mereka menawarkan sesuatu yang menarik bagi manusia namun ada imbalan tertentu yang harus dibayar” Itulah keterangan yang disampaikan Baron kepada Raka.

Necrid menjalankan perintah Azul, Ia menyusup masuk ke rumah sakit dimana Baron dirawat. Dengan kemampuannya mengubah wujud menjadi manusia taka da seorangpun yang mencurigai. Apalagi dia menyamar sebagai salah seorang petugas kebersihan. Necrid mendatangi kamar Baron, ada dua polisi yang menjaganya.

“Hei kamu, Jangan masuk sembarangan ke tempat ini” ucap salah seorang petugas. Necrid terdiam sejenak dan kemudian mengarahkan cakarnya kea rah mereka berdua.
BRAAKKK!!! Pintu didobrak, Raka dan Baron terkejut. Necrid mengubah wujudnya menjadi Beast dan membawa Baron yang sekarat keluar dari rumah sakit. Raka yang menghadangnya terpental dengan sekali sentakan . Raka kembali bangkit dan mengejar mereka berdua.


Beast Necrid

Pengejaran berlangsung sampai ke pabrik tua tak jauh dari rumah sakit.

“Manusia bodoh, Kali ini kau tak akan bisa selamat”

“Rasakan akibatnya telah melawan perintah kami” Necrid mencekik Baron dengan sadis.

“T-T-Tolong  J-jjangan bunuh ak-aku” Baron meronta.

Raka muncul di saat genting

Sersan Raka

HENTIKAN, CEPAT LEPASKAN DIA!!!” Raka menodongkan pistol kea rah Necrid.

“Hmm, Keras kepala kau rupanya. Aku akan mengurusmu nanti”

Cakar di tangan kiri Necrid dihujamkan tepat ke jantung Baron, Seketika gembong penjahat itu tewas.

“KEPARAT KAU!!!”, Raka melepaskan beberapa tembakan, Necrid dengan cepat menghindar dan menyerang balik.

“Ingat, Aku bukan tandinganmu. Segera kau akan menyusul Baron” Necrid menghujamkan Cakarnya bertubi-tubi. Salah satu Cakar berhasil melukai Bahu Raka .

Raka terdesak dan Necrid bersiap menghabisi sang sersan. “Cukup, Kau taka da urusan dengan manusia itu. Tinggalkan dia” Suara Azul muncul menghentikan langkah Necrid.

“Kau beruntung, Aku akan membunuhmu nanti” Necrid melesat meninggalkan Raka yang terluka. Raka bergegas menghampiri tubuh Baron yang tak bernyawa dan memanggil bantuan ke markas pusat.

**********

Ditempat lain

Tomi yang penasaran dengan kemampuan beladiri Budi menantangnya untuk sparring di Sasana olahraga sepulang sekolah. Ketua kelas IIIC ini juga dikenal sebagai juara pencak silat tingkat pelajar dua kali berturut-turut. Karena ingin menanamkan sifat sportivitas, Budi menerima tantangan Tomi. Bersama dengan siswa IIIC lainnya sasana olahraga menjadi saksi  sparing antara Guru dan murid. Pertarungan berlangsung seru, Tomi yang berjiwa muda lebih agresif dalam melakukan serangan. Sementara Budi memilih untuk bertahan dan mencoba mencari celah pertahanan Tomi. Regina dan siswa lainnya menyemangati ketua kelasnya. Budi yang lebih berpengalaman akhirnya berhasil menjatuhkan tomi dengan sapuan kaki. Seluruh siswa terdiam sejenak melihat hal itu.

Regina dan Tomi

“Kalau kau hanya menyerang kau akan menjadi lengah” Budi bergegas menghampiri Tomi dan mengulurkan tangannya . Tomi meraih tangan Budi dan mereka saling berjabat tangan, Tepuk tangan siswa meramaikan sasana olahraga siang itu.

Tiba-tiba salah seorang siswi menjerit histeris. Dia melihat sosok Beast Necrid muncul dan mengacaukan suasana. Budi memerintahkan semua siswanya menyelamatkan diri termasuk Tomi dan Regina.  Budi menerjang Necrid dan memancingnya bertarung di tempat yang aman. Ketika semua siswa berhamburan keluar gedung Tomi dan Regina memilih untuk mengawasi pertarungan dari kejauhan.

“Beast, apa maumu?” Budi memasang kuda-kuda untuk berubah.

“Saatnya untuk mati Cakra!!”

Lightning Changer bersinar dan “BERUBAH!!!” 

Budi Prawira melakukan perubahan dengan menggunakan Lightning Changer

Tubuh Budi diselimuti Cahaya keemasan dan mengubahnya menjadi Cakra Satria Cahaya. Tomi dan Regina sontak tak percaya melihatnya.
 
Tubuh Budi Prawira yang telah berubah wujud menjadi Cakra Satria Cahaya

Jual beli serangan, adu jurus terkuat mewarnai pertarungan Cakra dan Necrid. Berbeda dengan Beast yang dihadapinya di gedung tua gerakan Necrid sulit diprediksi. Berkali-kali Necrid berhasil memukul jatuh Cakra.

“Satria Cahaya, Tamat riwayatmu sekarang!!” Necrid menghempaskan gelombang sinar biru dari cakarnya. Cakra yang terjatuh bangkit dan menghindari serangan.

“LIGHTNING SWORD !!!”, sebuah pedang dengan cahaya menyilaukan muncul dan berhasil diraih oleh Cakra.


Lightning Sword

Kau pikir aku takut dengan senjatamu itu” Necrid mengejek.

Necrid kembali melesat untuk menyerang. Kali ini Cakra sudah bersiap dengan pedangnya. 

“LIGHTNING SLASH!!!” sebuah energy sinar dihempaskan dari lightning sword. Serangan itu tepat mengenai tubuh Necrid. “AAARGHHHH, TIDAK MUNGKIIN!!!!” Necrid menjerit kesakitan dan mulai terbakar dengan api kebiruan. 

BLARRRRR!!! Tubuh necrid hancur berkeping keping dan terbakar bersama api biru.
Cakra kembali ke wujudnya semula. Regina dan Tomi bergegas menghampiri Budi.

Cakra menunjukkan wujud aslinya sebagai Budi Prawira

“Pak, Pak Budi anda……. Anda adalah???” Regina seolah masih tak percaya dengan apa yang dilihat begitu pula Tomi.
 
Budi menatap wajah kedua muridnya dan dia pun tersenyum.

To Be Continued.

Sumber :  https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-2/1410981022472279