='body-fauxcolumns'>

Sunday, 1 June 2014

Apa Itu Tokusatsu ?

Hari ini, saya akan membahas apa itu yang namanya Tokusatsu. 
Istilah tokusatsu mungkin kurang dikenal. Berbeda dengan anime.

Secara harfiah, tokusatsu sendiri berarti film dengan spesial efek. Tapi tidak semua film dengan spesial efek bisa masuk dalam kategori tokusatsu. Kalo kalian lihat di Indosiar ada sinetron Damarwulan, Si Buta Dari Lembah Hantu, atau Pangeran Kian Santang di MNCTV… itu bukan tokusatsu. Itu sinetron murahan. Huahahaha.


Tokusatsu sendiri saat ini lebih dikenal dengan film seperti Kamen Rider, Super Sentai, Metal Heroes, Ultraman dan Kaiju. Ya itu major genre dalam tokusatsu sih. Jadi tidak heran jika ada orang yang ditanya apa itu tokusatsu, maka akan langsung dijawab dengan: Kamen Rider!
 
Tapi awalnya film tokusatsu sendiri tidak bertema hero, malah anti-hero. Film tokusatsu awal adalah Godzilla (1954) yg dibuat oleh Toho. Meski digadang sebagai movie tokusatsu pertama, tapi Godzilla dibuat karena terinspirasi oleh film King Kong buatan Hollywood. Terlebih di masa itu Jepang yg belum genap 10 tahun peristiwa Hiroshima-Nagasaki, isu mutasi akibat radiasi nuklir sangat tinggi. Jadilah Toho membuat Godzilla, monster yang konon adalah salah satu akibat dari radiasi nuklir.

Spesial efek dalam Godzilla ini adalah shooting dilakukan di studio dengan miniatur pulau atau kota yg menjadi setting lokasi dan ada suit actor, atau aktor yg mengenakan kostum karet, yg berperan sebagai Godzilla. Spesial efek seperti ledakan dan sinar laser yg disuguhkan sih termasuk yg paling canggih pada jamannya.

Tahun 1957, Shintoho membuat beberapa episode film pendek berjudul Kotetsu no Kyojin. Tokusatsu superhero pertama yang pernah ada. Tahun berikutnya kembali Shintoho membuat Gekko Kamen yg bertema sama, namun kali ini dalam format serial televisi. Keduanya merupakan titik balik di mana tokusatsu dengan tema superhero ternyata lebih disukai.

Eiji Tsuburaya yang menangani spesial efek pada Godzilla, pada tahun 1963 mendirikan studio Tsuburaya Productions, sementara dia juga tetap aktif di Toho Studio, hingga akhirnya pada 1966 Tsuburaya membuat sebuah serial TV berjudul Ultra Q. Serial ini mengisahkan penyelidikan terhadap aktivitas makhluk ekstra terestrial yg berwujud monster raksasa seperti halnya Godzilla. Lebih mirip seperti The X-Files jaman jadul lah. Bahkan saat itu Eiji Tsuburaya bebas memanfaatkan kostum properti dari Toho dan memodifikasinya untuk membuat monster baru untuk digunakan dalam Ultra Q.

Baik Godzilla maupun Ultra Q, keduanya merupakan genre tokusatsu yang masuk dalam kategori Kaiju (monster raksasa). Kaiju sendiri sekaligus merupakan genre tokusatsu yang bertema anti-hero. Hingga setelah Ultra Q selesai ditayangkan sebanyak 28 episode, seminggu kemudian Ultra Q diganti dengan tayangan baru berjudul Ultraman.

Selain Ultraman, ada juga serial tokusatsu berjudul Ambassador Magma yg merupakan versi live action dari manga dengan judul yg sama buatan Osamu Tezuka (mangaka yg sama yg membuat Astro Boy, Black Jack, Kimba The White Lion, dll). Baik Ultraman maupun Ambassador Magma ini merupakan tokusatsu dengan genre Kyodai Hero, atau tokusatsu dengan karakter berukuran manusia normal yg dapat berubah menjadi ukuran raksasa.

Semenjak era inilah ditengarai bahwa tokusatsu yang lebih digemari adalah yg bertema superhero dan karakter utamanya memiliki kekuatan untuk berubah menjadi sosok yg lebih super dan menggunakan kekuatannya untuk melindungi umat manusia. *cieeeh bahasanya*
 
Selain Osamu Tezuka, seorang mangaka lain yg bernama Shotari Ishinomori juga memiliki sebuah manga yang kemudian diangkat menjadi serial tokusatsu. Judulnya adalah Kamen Rider yg diproduksi oleh TOEI Production. Kamen Rider pertama ditayangkan tahun 1971 dan total memiliki 98 episode.
Ishinomori merupakan salah satu orang penting di dunia tokusatsu, karena selain dia pencipta Kamen Rider, Ishinomori juga yg mempopulerkan super hero dengan genre Super Sentai.
 
Super Sentai secara harfiah berarti pasukan tempur super, dengan Himitsu Sentai Goranger sebagai serial super sentai yg pertama ditayangkan. Jika kalian mengenal Power Rangers, itu adalah versi adaptasi Amerika dari serial super sentai. Cirinya adalah jagoan utama terdiri dari sekelompok pemuda berjumlah lima orang (bisa lebih, bisa kurang pada super sentai tertentu), bisa berubah menjadi super hero dengan kostum warna-warni, dan sejak Battle Fever J, super sentai memiliki robot raksasa untuk menghadapi monster yg sudah dikalahkan sebelumnya, yg kemudian berubah menjadi raksasa.

Selain Kamen Rider dan Super Sentai, Ishinomori memiliki beberapa judul tokusatsu lain yg dikenal sebagai genre Other Heroes, di antaranya adalah Henshin Ninja Arashi, Android Kikaider, Inazuman, dll (lupa, jaman masih kecil sih). Bahkan, Spider-man punya Marvel pun pernah dibuat versi tokusatsunya oleh TOEI Production.
 
Ada juga genre Metal Heroes, seperti Uchuu Keiji Trilogy, Kido Keiji Jiban, Blue SWAT, Tokkei Winspector, B-Robo Kabutack, dll.

Saat ini tokusatsu telah memiliki peralihan makna sebagai genre film super hero produksi Jepang. Ciri-ciri utamanya adalah, ada suit actor (baik itu tema hero atau anti-hero), ada spesial efek, dan karakternya benar-benar iconic Jepang. 

Terus, kalo Bima Satria Garuda termasuk tokusatsu atau bukan? Dengan berat hati saya harus jawab: YA. Karena dibuat oleh tim Ishimori Pro. Kenapa saya bilang berat? Karena masih banyak flaw di sana-sini. Tapi perlu diapresiasi juga sih tokusatsu Indonesia ini.
Semoga kalian tidak bingung lagi mengartikan tokusatsu.