Suasana kota
kian mencekam. Amukan makhluk beast diberbagai titik telah menewaskan banyak
orang. Beberapa orang yang selamat mencoba berlindung di bunker dan ruang
rahasia yang jauh dari jangkauan Beast. Angkatan bersenjata bekerjasama dengan
pihak kepolisian memberikan perlawanan. Beberapa bagian kota menjadi medan
perang yang mengerikan.
Di tengah
pertempuran tampak Bhayangkara membantu para perwira dan prajurit. Dengan
kekuatan armornya Bhayangkara telah berhasil mengalahkan ratusan prajurit
beast. Selain itu, datang juga bantuan dari Bhayangkara Legion. Mereka adalah
pasukan khusus yang dipersiapkan untuk pertempuran melawan monster dan
merupakan pengembangan dari divisi pemburu Beast yang dulu dipimpin oleh Raka.
Briptu
Arman, salah seorang sahabat Raka ikut tergabung dalam legion itu. Dengan
mengenakan Armor khusus Briptu Arman bersama para prajurit lainnya menghentikan
laju raksasa Gigantor. Mereka memasang tali perangkap yang dikaitkan dari sudut
gedung. Tujuannya adalah untuk menarik kaki Gigantor agar raksasa itu terjatuh.
Dengan berani Arman memancing Gigantor untuk mengejarnya. Ketika mencapai titik
yang ditentukan para prajurit lainnya mengaktifkan perangkat. Kaki Gigantor
terpeleset oleh tali dan ambruk menimpa sebuah gedung Apartemen. Ketika raksasa
itu pingsan, Bhayangkara legion segera menembakinya dengan senapan serbu hingga
tewas. Satu Gigantor berhasil dilumpuhkan.
Para
prajurit tampak gembira dengan keberhasilan mereka.
“Ingat
prajurit, Kita berhasil mengalahkan satu raksasa. Ayo buktikan pada mereka
kekuatan kita sebagai manusia!” Arman menyemangati para prajurit lainnya.
“AYO
SERBUUU!!!” para pemberani itu terus bergerak maju kea rah amukan Beast.
……………………………………….
Di langit
kota.
Cakra dengan
Complete formnya terus menghabisi para Razorch. Dia terbang melesat melintasi
gedung pencakar langit sambil menghantamkan Sembilan pedang cahaya kea rah
monster-monster terbang tersebut. Ketika dia melihat Bhayangkara tengah
bertarung sengit dengan para prajurit Beast di sudut jalan layang Cakra
bergegas turun dan memberikan bantuan.
“Kau datang
di saat yang tepat kawan”
“Ya, Saatnya
kita kalahkan mereka untuk selamanya”
Cakra dan
Bhayangkara kembali bekerjasama dalam mengalahkan Beast. Kali ini Bhayangkara
telah mempersiapkan Gatling Gun yang telah di-upgrade oleh Dr. Ale. Dengan
Gatling Gun itu Bhayangkara memberondong Beast dengan membabi buta.
Serangan
Gatling Gun cukup efektif untuk menjatuhkan Beast terkuat termasuk beberapa
Gigantor yang bergerak kea rah mereka. Sementara Cakra tak mau kalah menunjukan
kehebatannya. Dengan pergerakan secepat kilat dia menebaskan pedangnya ke arah
ratusan Beast yang mengepungnya. Tak cukup sampai disitu Cakra juga
mengeluarkan jurus-jurus terkuatnya seperti Ligtning Blow dan Lightning
Cruiser.
Tujuan dari
Bhayangkara dan Cakra adalah menuju gedung Nebula, tempat dimana pilar
kegelapan berada untuk menuju kesana mereka harus menempuh satu blok area di
depan mereka. Namun itu bukanlah hal yang mudah. Ratusan prajurit Beast dan
Razorch telah menjaga gedung itu. Apalagi Zarc telah mengaktifkan perisai
pelindung sehingga serangan yang diarahkan kesana itu selalu gagal.
“Letnan,
cepatlah menuju gedung Nebula biar kami yang mengamankan Beast di area ini”,
suara Arman terdengar dari satu sisi.
Bhayangkara
menoleh kea rah suara itu. Tampak Arman beserta satu battalion pasukan bersiap
untuk bertempur.
“Bagus
Arman, aku mengandalkanmu” Bhayangkara mengangkat jempolnya.
“siapa
mereka?” Tanya Cakra.
“Mereka
adalah Bhayangkara Legion. Gabungan pasukan angkatan bersenjata dan kepolisian
yang dipersiapkan untuk melawan Beast”
“Hari ini
mereka betekad untuk bertempur hingga titik darah penghabisan”
“Bagus, ini
akan meringankan tugas kita” Cakra terlihat puas.
“Ayo taka da
waktu lagi kita harus segera menuju gedung Nebula” Bhayangkara bergegas menaiki
Pegasus dan Cakra kembali terbang ke angkasa. Mereka memilih jalur yang berbeda
dan sepakat untuk bertemu di blok utama Nebula tower.
…………………………………………………………..
Dengan
memacu kencang Pegasus, Bhayangkara nekat menabrak prajurit Beast yang
menghalanginya. Tak lupa dia mengaktifkan system persenjataan dari Pegasus
untuk melumpuhkan Beast dari berbagai arah.
“Ayo Pegasus
kita libas mereka semua!!” Bhayangkara melakukan manuver lompatan tinggi sambil
menembakan senapan serbu yang terpasang di bagian depan motor. Ledakan besar
berhasil menghancurkan para beast namun sesuatu yang mengejutkan terjadi.
Ketika
Pegasus akan menyampai tanah tangan raksasa Gigantor berhasil menangkap Pegasus
dan menghancurkannya. Untunglah Bhayangkara berhasil melompat keluar.
“RAKSASA
KEPARAT!!!” Bhayangkara sangat marah motor andalannya dihancurkan oleh Gigantor
dia segera menembakinya dengan Dual gun.
Ternyata
tembakan itu seperti tak terasa bagi kulit keras sang raksasa, Gigantor
bergerak mengejar Bhayangkara dan bersiap untuk menginjaknya.
Sebelum kaki
gigantor meremukkan tubuh Bhayangkara ledakan besar terjadi dan kepala makhluk
raksasa itu terpisah dari badannya. Lagi-lagi Cakra berhasil menyelamatkan
Bhayangkara dengan tebasan Lightning Saber. Tubuh Gigantor ambruk menimpa para
prajurit beast.
Beruntung
mereka telah sampai di depan gedung Nebula. Di luar gedung Zarc telah
menantikan kedatangan mereka berdua.
“Cakra dan
Bhayangkara, kalian tak akan kubiarkan masuk” Zarc segera mengubah wujudnya dan
bertarung sengit dengan mereka berdua.
“Zarc, Akan
kubalas kematian orang tuaku!!” Cakra melesatkan Lightning Slash ke Arah Zarc
tapi Zarc mengubah tubuhnya menjadi asap hitam. Dengan kemampuan ilusinya Zarc
berhasil membuat Cakra dan Bhayangkara saling menyerang. Begitu Cakra tersadar,
ini semua adalah bagian dari ilusi yang diciptakan oleh Zarc akhirnya Cakra
mengaktifkan kekuatan Kristal Vargan yang terpasang di bagian dada armor.
Akhirnya pengaruh ilusi Zarc berhasil dihilangkan.
Bhayangkara
yang lepas dari ilusi segera bersiaga kembali.
“Hahahahaha,
kalian tak akan mampu mengalahkan kami. Semua usaha kalian akan sia-sia.
Sebentar lagi dunia ini akan hancur dan kamilah yang akan berkuasa” Suara Zarc
terdengar mengintimidasi.
“Tutup
mulutmu, Sampai kapanpun kau tak akan bisa merusak kehidupan kami” Bhayangkara
bergerak maju kea rah Zarc. Dia menebaskan Electric Zaber kea rah kepala Zarc.
Kembali Zarc melakukan trik ilusi-nya. Dia memecah tubuhnya menjadi beberapa
bagian dan dengan bagian tubuhnya dia terus memojokkan Bhayangkara.
Cakra
bergegas membantu Bhayangkara, dia kembali mengubah Lightning Saber menjadi
Sembilan pedang cahaya. Masing masing pedang di arahkan ke bagian tubuh
Zarathos . Serangan dari pedang cahaya membuat Zarc kembali menyatukan diri.
“Kekuatan
kalian lumayan juga, tapi ingatlah yang mulia Zarathos bukan tandingan bagi
kalian.
Zarc
menciptakan Vortex dan mengeluarkan berbagai macam serangan proyektil kea rah
Bhayangkara dan Cakra.
Kedua
pahlawan kembali menyatukan kekuatan. Cakra mengeluarkan Ligtning Blow dan
diiringi oleh tembakan Laser beam dari senjatanya. Kedua sinar energy
beradu di udara, zarc terus memaksimalkan energy yang dimilikinya, namun Cakra
dan Bhayangkara tidak akan menyerah. Mereka percaya pada kekuatan doa yang
terpancar dari seluruh manusia. Semangat untuk mengalahkan Beast membuat mereka
lebih unggul dalam adu energy. Akhirnya kekuatan Cakra dan Bhayangkara berhasil
menghempaskan tubuh Zarc,
Setelah itu
Cakra kembali menebaskan Sembilan pedang cahaya kea rah Zarc “Ini adalah
balasan atas kematian orang tuaku”
AAARGHHHH,
Kurang ajar kau Cakraaa!!! Zarc menerima tebasan itu sambil menjerit kesakitan
Cakra
menyatukan Sembilan pedang cahaya menjadi lightning saber dan akhirnya satu
serangan penghabisan menembus tubuh Zarc “LIGHTNING EXECUTION!!!”
Tubuh
anggota terkuat deadly Three itu langsung meledak.
Setelah
kekalahan Zarc perisai yang melindungi pilar kegelapan mendadak surut. Cakra
dan Bhayangkara bergegas masuk menuju gedung nebula untuk mengalahkan lawan
pamungkas. Raja Kegelapan Zarathos.
To Be
Continued…………………