='body-fauxcolumns'>

Wednesday, 21 January 2015

Cakra Satria Cahaya - Episode 24 Part II

Oleh Andrie Firmansyah pada 25 Desember 2013 pukul 17:34

Suasana kota kian mencekam. Amukan makhluk beast diberbagai titik telah menewaskan banyak orang. Beberapa orang yang selamat mencoba berlindung di bunker dan ruang rahasia yang jauh dari jangkauan Beast. Angkatan bersenjata bekerjasama dengan pihak kepolisian memberikan perlawanan. Beberapa bagian kota menjadi medan perang yang mengerikan.

Di tengah pertempuran tampak Bhayangkara membantu para perwira dan prajurit. Dengan kekuatan armornya Bhayangkara telah berhasil mengalahkan ratusan prajurit beast. Selain itu, datang juga bantuan dari Bhayangkara Legion. Mereka adalah pasukan khusus yang dipersiapkan untuk pertempuran melawan monster dan merupakan pengembangan dari divisi pemburu Beast yang dulu dipimpin oleh Raka.
Briptu Arman, salah seorang sahabat Raka ikut tergabung dalam legion itu. Dengan mengenakan Armor khusus Briptu Arman bersama para prajurit lainnya menghentikan laju raksasa Gigantor. Mereka memasang tali perangkap yang dikaitkan dari sudut gedung. Tujuannya adalah untuk menarik kaki Gigantor agar raksasa itu terjatuh. Dengan berani Arman memancing Gigantor untuk mengejarnya. Ketika mencapai titik yang ditentukan para prajurit lainnya mengaktifkan perangkat. Kaki Gigantor terpeleset oleh tali dan ambruk menimpa sebuah gedung Apartemen. Ketika raksasa itu pingsan, Bhayangkara legion segera menembakinya dengan senapan serbu hingga tewas. Satu Gigantor berhasil dilumpuhkan.
Para prajurit tampak gembira dengan keberhasilan mereka.
“Ingat prajurit, Kita berhasil mengalahkan satu raksasa. Ayo buktikan pada mereka kekuatan kita sebagai manusia!” Arman menyemangati para prajurit lainnya.
“AYO SERBUUU!!!” para pemberani itu terus bergerak maju kea rah amukan Beast.
……………………………………….
 
Briptu Arman mengenakan Armor Bhayangkara Legion 
Di langit kota.
Cakra dengan Complete formnya terus menghabisi para Razorch. Dia terbang melesat melintasi gedung pencakar langit sambil menghantamkan Sembilan pedang cahaya kea rah monster-monster terbang tersebut. Ketika dia melihat Bhayangkara tengah bertarung sengit dengan para prajurit Beast di sudut jalan layang Cakra bergegas turun dan memberikan bantuan.
“Kau datang di saat yang tepat kawan”
“Ya, Saatnya kita kalahkan mereka untuk selamanya”
Cakra dan Bhayangkara kembali bekerjasama dalam mengalahkan Beast. Kali ini Bhayangkara telah mempersiapkan Gatling Gun yang telah di-upgrade oleh Dr. Ale. Dengan Gatling Gun itu Bhayangkara memberondong Beast dengan membabi buta.
Serangan Gatling Gun cukup efektif untuk menjatuhkan Beast terkuat termasuk beberapa Gigantor yang bergerak kea rah mereka. Sementara Cakra tak mau kalah menunjukan kehebatannya. Dengan pergerakan secepat kilat dia menebaskan pedangnya ke arah ratusan Beast yang mengepungnya. Tak cukup sampai disitu Cakra juga mengeluarkan jurus-jurus terkuatnya seperti Ligtning Blow dan Lightning Cruiser.
Tujuan dari Bhayangkara dan Cakra adalah menuju gedung Nebula, tempat dimana pilar kegelapan berada untuk menuju kesana mereka harus menempuh satu blok area di depan mereka. Namun itu bukanlah hal yang mudah. Ratusan prajurit Beast dan Razorch telah menjaga gedung itu. Apalagi Zarc telah mengaktifkan perisai pelindung sehingga serangan yang diarahkan kesana itu selalu gagal.
“Letnan, cepatlah menuju gedung Nebula biar kami yang mengamankan Beast di area ini”, suara Arman terdengar dari satu sisi.
Bhayangkara menoleh kea rah suara itu. Tampak Arman beserta satu battalion pasukan bersiap untuk bertempur.
“Bagus Arman, aku mengandalkanmu” Bhayangkara mengangkat jempolnya.
“siapa mereka?” Tanya Cakra.
“Mereka adalah Bhayangkara Legion. Gabungan pasukan angkatan bersenjata dan kepolisian yang dipersiapkan untuk melawan Beast”
“Hari ini mereka betekad untuk bertempur hingga titik darah penghabisan”
“Bagus, ini akan meringankan tugas kita” Cakra terlihat puas.
“Ayo taka da waktu lagi kita harus segera menuju gedung Nebula” Bhayangkara bergegas menaiki Pegasus dan Cakra kembali terbang ke angkasa. Mereka memilih jalur yang berbeda dan sepakat untuk bertemu di blok utama Nebula tower.
…………………………………………………………..
Dengan memacu kencang Pegasus, Bhayangkara nekat menabrak prajurit Beast yang menghalanginya. Tak lupa dia mengaktifkan system persenjataan dari Pegasus untuk melumpuhkan Beast dari berbagai arah.
“Ayo Pegasus kita libas mereka semua!!” Bhayangkara melakukan manuver lompatan tinggi sambil menembakan senapan serbu yang terpasang di bagian depan motor. Ledakan besar berhasil menghancurkan para beast namun sesuatu yang mengejutkan terjadi.
Ketika Pegasus akan menyampai tanah tangan raksasa Gigantor berhasil menangkap Pegasus dan menghancurkannya. Untunglah Bhayangkara berhasil melompat keluar.
“RAKSASA KEPARAT!!!” Bhayangkara sangat marah motor andalannya dihancurkan oleh Gigantor dia segera menembakinya dengan Dual gun.
Ternyata tembakan itu seperti tak terasa bagi kulit keras sang raksasa, Gigantor bergerak mengejar Bhayangkara dan bersiap untuk menginjaknya.
Sebelum kaki gigantor meremukkan tubuh Bhayangkara ledakan besar terjadi dan kepala makhluk raksasa itu terpisah dari badannya. Lagi-lagi Cakra berhasil menyelamatkan Bhayangkara dengan tebasan Lightning Saber. Tubuh Gigantor ambruk menimpa para prajurit beast.
Beruntung mereka telah sampai di depan gedung Nebula. Di luar gedung Zarc telah menantikan kedatangan mereka berdua.
“Cakra dan Bhayangkara, kalian tak akan kubiarkan masuk” Zarc segera mengubah wujudnya dan bertarung sengit dengan mereka berdua.
“Zarc, Akan kubalas kematian orang tuaku!!” Cakra melesatkan Lightning Slash ke Arah Zarc tapi Zarc mengubah tubuhnya menjadi asap hitam. Dengan kemampuan ilusinya Zarc berhasil membuat Cakra dan Bhayangkara saling menyerang. Begitu Cakra tersadar, ini semua adalah bagian dari ilusi yang diciptakan oleh Zarc akhirnya Cakra mengaktifkan kekuatan Kristal Vargan yang terpasang di bagian dada armor. Akhirnya pengaruh ilusi Zarc berhasil dihilangkan.
Bhayangkara yang lepas dari ilusi segera bersiaga kembali.
 
“Hahahahaha, kalian tak akan mampu mengalahkan kami. Semua usaha kalian akan sia-sia. Sebentar lagi dunia ini akan hancur dan kamilah yang akan berkuasa” Suara Zarc terdengar mengintimidasi.
“Tutup mulutmu, Sampai kapanpun kau tak akan bisa merusak kehidupan kami” Bhayangkara bergerak maju kea rah Zarc. Dia menebaskan Electric Zaber kea rah kepala Zarc. Kembali Zarc melakukan trik ilusi-nya. Dia memecah tubuhnya menjadi beberapa bagian dan dengan bagian tubuhnya dia terus memojokkan Bhayangkara.
Cakra bergegas membantu Bhayangkara, dia kembali mengubah Lightning Saber menjadi Sembilan pedang cahaya. Masing masing pedang di arahkan ke bagian tubuh Zarathos . Serangan dari pedang cahaya membuat Zarc kembali menyatukan diri.
“Kekuatan kalian lumayan juga, tapi ingatlah yang mulia Zarathos bukan tandingan bagi kalian.
Zarc menciptakan Vortex dan mengeluarkan berbagai macam serangan proyektil kea rah Bhayangkara dan Cakra.
Kedua pahlawan kembali menyatukan kekuatan. Cakra mengeluarkan Ligtning Blow dan diiringi oleh tembakan Laser beam dari  senjatanya. Kedua sinar energy beradu di udara, zarc terus memaksimalkan energy yang dimilikinya, namun Cakra dan Bhayangkara tidak akan menyerah. Mereka percaya pada kekuatan doa yang terpancar dari seluruh manusia. Semangat untuk mengalahkan Beast membuat mereka lebih unggul dalam adu energy. Akhirnya kekuatan Cakra dan Bhayangkara berhasil menghempaskan tubuh Zarc,
Setelah itu Cakra kembali menebaskan Sembilan pedang cahaya kea rah Zarc “Ini adalah balasan atas kematian orang tuaku”
AAARGHHHH, Kurang ajar kau Cakraaa!!! Zarc menerima tebasan itu sambil menjerit kesakitan
Cakra menyatukan Sembilan pedang cahaya menjadi lightning saber dan akhirnya satu serangan penghabisan menembus tubuh Zarc “LIGHTNING EXECUTION!!!”
Tubuh anggota terkuat deadly Three itu langsung meledak.
Setelah kekalahan Zarc perisai yang melindungi pilar kegelapan mendadak surut. Cakra dan Bhayangkara bergegas masuk menuju gedung nebula untuk mengalahkan lawan pamungkas. Raja Kegelapan Zarathos.
To Be Continued…………………