Cakra dan
Bhayangkara masuk ke dalam gedung Nebula. Tujuan mereka jelas menutup portal dan
mengalahkan Raja kegelapan Zarathos. Sementara di puncak gedung Zarathos tengah
menyiapkan rencananya untuk melawan Cakra. Sambil mengamati kehancuran kota
dari atap gedung Zarathos mengumpulkan energy untuk menghadapi pertarungan
besar melawan satria Cahaya.
Dark King
Zarathos bersiap menghadapi Cakra dan Bhayangkara III
Sementara di
dalam gedung Cakra dan Bhayangkara mendapati mayat-mayat yang bergelimpangan,
mereka adalah para pekerja yang menjadi sasaran pembantaian dari Beast. Cakra
sadar pertarungan melawan Zarc telah menguras energy Bhayangkara. Kini dengan
waktu yang tersisa Raka harus bisa memanfaatkan ketahanan armor Mark III untuk
mengalahkan Beast yang menguasai gedung.
“Bertahanlah
kawan, aku berjanji akan mengalahkan Zarathos” Cakra menyemangati Bhayangkara
agar dia tetap focus.
“Jangan
khawatir, aku akan melindungimu sampai ke atas sana”
Mereka
berdua mulai menelusuri gedung, mulai dari lantai dasar mereka telah disambut
oleh ratusan prajurit Beast. Untunglah bala bantuan datang dari Bhayangkara
legion, para pasukan khusus itu turut berjuang bersama Cakra dan Bhayangkara
untuk mengalahkan Beast.
“Cepat naik
ke atas letnan, biar kami menghadapi beast disini” kata seorang prajurit.
Dengan penuh
keberanian mereka menembaki prajurit Beast dengan senapan khusus.
Bhayangkara
dan cakra terus bergerak ke atas. Untuk mempercepat langkah, mereka
memanfaatkan lift yang ada dalam gedung. Setelah menempuh duapuluh lantai
mereka akhirnya sampai di puncak gedung.
Disana
Zarathos telah menanti kedatangan mereka.
“Selamat
datang para satria bumi, Kalian cukup kuat untuk sampai kesini” Zarathos
berjalan perlahan kea rah mereka.
“Cukup semua
kegilaan yang kau perbuat, sekarang hadapilah aku” Cakra bersiap memasang
kuda-kuda untuk bertarung.
Zarathos
tertawa terbahak-bahak, “Jadi putra terakhir Vargan ini lebih memihak manusia
bumi ya? Ingat Cakra kau akan kuhancurkan sekarang juga. Inilah takdir kita
sejak ribuan tahun lalu, Cahaya dan Kegelapan adalah dua sisi yang akan selalu
bertentangan”
“Dan
sekarang akan kutunjukan padamu kekuatanku yang sesungguhnya”
Zarathos
mengaktifkan tiga ancient relics dan berubah menjadi raja kegelapan.
Setelah
berubah, Zarathos mengeluarkan sepasang sayap mirip kelelawar dari punggungnya
dan terbang melesat kea rah portal dimensi.
“Ayo lawan
aku satria Cahaya!!!” Suara lantang Zarathos memberikan isyarat bahwa
pertarungan dahsyat akan segera dimulai.
Sebelum
menyusul Zarathos, Cakra sempat berpesan kepada Bhayangkara.
“Raka,
tugasmu adalah menghancurkan pilar kegelapan. Ketika aku masuk kedalam portal
itu maka kau harus menghancurkan pilar kegelapan dengan seluruh tenagamu”
“Apa
maksudmu Cakra? Kau tahu bila aku menghancurkan pilar itu, maka kau tak akan
bisa kembali lagi ke bumi”
“Aku tahu
sobat, ini adalah pengorbanan terbesarku untuk bumi. Dunia yang sangat
kucintai, karena sejak kecil aku dibesarkan disini”
“Tidak,
tidak Cakra pasti ada cara lain untuk mengalahkan Zarathos. Kau tak harus
musnah bersamanya” Bhayangkara seolah tak mampu menjalankan tugas itu. Dia tak
ingin kehilangan sahabat yang telah berjuang bersama selama ini.
“Tidak ada
jalan lain Raka, sekali lagi kumohon jalankan perintahku” Cakra memegang bahu
Bhayangkara.
“Ketika
semua ini usai, maka kaulah yang akan menjaga kota ini. Semua beast akan musnah
dan dunia akan aman kembali”
“Tapi aku
tak bisa Cakra, kaulah yang menjadi pahlawan selama ini”
“Dengarkan
aku, setiap pahlawan pasti akan melakukan pengorbanan dan inilah caraku untuk
melakukannya”
“Sampai
jumpa kawan” Cakra berjalan meninggalkan Bhayangkara dan terbang melesat
menyusul Zarathos.
Dengan berat
hati, Bhayangkara mempersiapkan Gatling Gun miliknya. Bersama para legion,
Bhayangkara menembakan seluruh senjatanya kea rah pilar kegelapan. Pilar itu
akhirnya roboh dan sinar energy yang membuka portal perlahan menghilang. Portal
kegelapan tertutup dan monster-monster sedikit demi sedikit berhasil
dikalahkan.
…………………………………………………..
Sementara
itu Cakra terbang menembus portal dimensi, Dari dalam benaknya terdengar suara
dari istri tercinta “Jangan ragu atas takdirmu, Aku akan selalu berjuang
bersamamu hingga nafas terakhir”
“Terima
kasih sayang, ucapanmu memberi semangat yang tak terkira bagiku. Ayo segera
kita selesaikan semua ini”
Kedua sayap
Cakra semakin mengembang dan mengepak dengan kuat. Tempat dimana Cakra berada adalah
dunia Vanadis yang telah porak poranda akibat perang ribuan tahun lalu.
Suasananya terlihat mengerikan, langit gelap dengan tebing dan gunung batu yang
menjulang. Selain itu di dalamnya terdapat aliran lava yang panas membara.
Cakra
Complete Form mengeluarkan sayapnya.
Dengan
kecepatan terbangnya Cakra berhasil menyusul Zarathos.
“LIGHTNING
SABER” Cakra segera mengeluarkan senjata andalannya untuk menyerang raja
kegelapan.
Tak mau
kalah Zarathos juga mengeluarkan senjata andalannya “LUCIFER SWORD”
Cakra dan
Zarathos segera terlibat pertarungan sengit di udara.
“TRAAANGG!!!”
lightning Saber dan Lucifer sword saling beradu, tampak percikan api mewarnai
pertarungan kedua senjata sakti tersebut.
Ketika Cakra
disibukan menepis serangan Lucifer Sword, zarathos melihat celah yang terbuka.
Zarathos segera mengeluarkan salah satu tinju andalannya “EVIL BLOW!!!!”
Serangan itu
menyebabkan Cakra terpental dan menghantam tebing batu hingga hancur. Zarathos
segera menyusulnya. Dia menghajar Cakra sambil menghantamkan tubuhnya ke tebing
hingga batu-batu diatasnya berjatuhan dan porak poranda.
Terus
dipojokan oleh Zarathos akhirnya Cakra memecah Lightning Saber menjadi sembilan
pedang cahaya, Kini Cakra balik menyerang Zarathos. Dengan sembilan pedangnya.
Zarathos memancing
Cakra untuk bertarung di sungai lava. Mereka saling beradu pedang di atas
bebatuan yang dibawahnya ada aliran lava panas yang siap membakar tubuh mereka.
Cakra harus berhati-hati dalam bertarung di tempat itu jika tak ingin tubuhnya
meleleh.
Kali ini
Zarathos mengeluarkan jurus LUCIFER STORM, hempasan energi hitam yang membuat
lawannya serasa dihujam oleh ribuan pedang tajam. Cakra menghindar dari
serangan mematikan itu sementara Zarathos menghindar dari sungai Lava.
Cakra
kembali mengejar sang raja kegelapan namun kali ini dia ter-teleport masuk ke
sebuah portal dimensi yang lain.
Pandangan di
sekelilingnya terasa gelap, dia tak dapat melihat apapun.
"Dimana
ini?"
Terlebih dia
terkejut tatkala mendapati wujudnya berubah menjadi sosok Budi Prawira. "Hah,
Apa yang terjadi kenapa bisa seperti ini?"
Belum
terjawab pertanyaan Budi tiba-tiba terdengar tawa lantang dari Zarathos.
"HA HA
HAHAHAHAHA"
"Selamat
datang di dimensi ilusi" Terlihat Zarathos membawa tubuh Nouva bersamanya.
"Kurang
ajar kau, Cepat lepaskan dia!!"
"Oh,
tidak akan semudah itu, aku tahu salah satu sumber kekuatanmu adalah dari
wanita ini" Zarathos menjambak rambut Nouva dengan kasar.
"Kita
lihat apa yang akan terjadi bila kucabut nyawanya dihadapanmu" Zarathos
mengeluarkan Lucifer Sword dan segera menghujamkannya ke perut Nouva.
"CRAAATSS!!!"
Darah segar termuntahkan dari perut Nouva setelah tubuhnya ditembus oleh
Lucifer Sword.
"TIDAAAAAKKKKKKK
!!!!!" Budi menjerit sekeras-kerasnya. Amarahnya memuncak tatkala
mendapati istri tercintanya tewas di tangan Zarathos.
AAAAARGHHHH!!!
Budi menjerit kencang matanya berubah menjadi merah menyala, perlahan dia
tengah berubah wujud menjadi Beast Harimau Putih.
"Bagus
lepaskan amarahmu, biarkanlah kegelapan merasuk dalam tubuhmu" Zarathos
terlihat senang dengan perubahan wujud Budi.
"GROAAARGH!!!"
Beast jelmaan budi meraung dan melesat ke arah Zaratos.
Sang raja
kegelapan juga tak mau kalah dia mengubah wujudnya menjadi Beast. Pada akhirnya
kedua Beast itu saling bertarung dengan brutal.
Layaknya predator
mereka saling mencakar, menggigit dan menghantam satu sama lain. Dimensi ilusi
serasa bergetar akibat hawa dahsyat pertarungan tersebut. Ketika mereka
sama-sama kehabisan energi akhirnya mereka kembali ke wujud manusia.
"Ingat
anakku, kendalikan amarah dalam dirimu. Percayalah pada kekuatan cahaya"
Suara Utusan
Cahaya terdengar berbisik di telinga Budi.
"Tapi
ayah, dia sudah membunuh orang yang kucintai"
"Ingat
nak, dalam dimensi ini batas antara kenyataan dan khayalan sangat kabur"
"Konsentrasi
penuh pada pikiranmu"
Budi menutup
kedua matanya dan dia mulai merasakan hawa hangat terasa ke seluruh tubuhnya.
Perlahan dia melihat sosok wanita yang amat dikenalnya.
"Bangkitlah
sayang, percaya pada kekuatan Cahaya. Percayalah pada kekuatan cinta kita"
wanita itu mengulurkan tangannya kepada Budi.
Budi meraih
tangan halus itu "Nouva? Kau masih hidup?"
"Ya,
aku akan terus bersamamu untuk mengalahkan Zarathos"
"Terima
kasih sayang"
Perlahan
cahaya keemasan menyelimuti mereka berdua dan kedua tubuh itu kembali bersatu
dalam CAKRA COMPLETE FORM. Rupanya tujuan Zarathos membawa Cakra ke dimensi
ilusi adalah untuk memancing amarahnya agar sisi Beast dalam dirinya kembali
bangkit. Tapi berkat tuntunan dari utusan cahaya dia berhasil sadar kembali dan
berjuang bersama wanita yang dicintainya.
Ketika Cakra
sudah bersiap dengan segenap kekuatan dia seolah tak percaya melihat apa yang
ada di hadapannya.
.............................................
Di depannya
Cakra melihat sosok tubuh raksasa yang teramat besar. Bahkan ukurannya melebihi
sepuluh kali Gigantor yang pernah dilawannya dulu. Dengan sorot mata mengerikan
raksasa itu tertawa menatap tubuh Cakra yang terlihat layaknya semut
dihadapannya.
"HAHAHAHAHAHAHA"
tawanya mengguncang dan terdengar begitu mengerikan.
"Inilah
wujud asliku satria cahaya, di dimensi ini kau tak akan mampu mengalahkan
aku!"
Raksasa itu
adalah wujud yang sebenarnya dari Zarathos. Ribuan tahun lalu ketika Argol
berhasil mengalahkannya, Zaratos menyatukan diri dengan Iblis terkuat dari
dimensi kegelapan. Berkat penyatuan itu dia memiliki kekuatan yang luar biasa.
Namun untuk menyempurnakan kekuatan dan menguasai dunia manusia dia harus
mendapatkan tubuh yang pas dan Leo Anggara adalah media bagi dirinya untuk
hidup di bumi.
"Ini
adalah dimensi kegelapan, sumber dimana kejahatan berasal"
"Tempat
ini akan menjadi kuburan bagimu Satria Cahaya"
"HAHAHAHHAHAHAHAHA!!!!"
Cakra tak
gentar dengan sosok yang ada dihadapannya
"Apapun
wujudmu, kau tetap iblis jahat yang harus kumusnahkan Zarathos"
"Bersiaplah,
akan kuhancurkan kau!!" Cakra mengepakkan sayapnya lebar-lebar. Laksana
malaikat yang akan betempur dengan iblis jahat.
"HEAAAAA!!"
Cakra terbang menembus pekatnya dimensi kegelapan. Tangan raksasa Zarathos
mengarah ke tubuh cakra seolah akan meremukannya laksana semut kecil.
Cakra
menghindari jari-jari Zarathos dan mendaratkan tubuhnya di pergelangan tangan.
Dari dalam kulit Zarathos muncul sosok prajurit Beast yang merepotkan
perlawanan Cakra.
Cakra
menggunakan lagi senjata andalannya untuk menebas prajurit Beast yang
merepotkan itu. Ketika para prajurit ditaklukkan, muncul lagi serangan dari
Razorch yang menyulitkan Cakra di udara. Serangan membabi buta dari Razorch
menybabkan Cakra terpelanting ke bawah. Kaki raksasa Zarathos bersiap untuk
menginjaknya dan dengan refleks yang kuat Cakra kembali dapat menghindarinya.
Langkah
Cakra semakin sulit untuk mengalahkan iblis Zarathos..
Zarathos
juga sangat agresif dalam menyerang Cakra. Dengan memaanfaatkan tubuh besarnya
Zarathos memanfaatkan kaki dan tangannya untuk meremukkan tubuh Cakra. Belum
lagi tembakan sinar laser yang berasal dari kedua matanya sangat berbahaya
Merasa
terdesak akhirnya Cakra memusatkan seluruh energinya ke kristal vargan di
dadanya. Cakra mengetahui resiko dari semua yang dilakukannya dengan
mengeluarkan LIGHTNING PURIFICATION tubuhnya akan lenyap bersama dengan Iblis
Zarathos.
"Bagaimana
sayang kau sudah siap untuk semua ini?"
"Lakukanlah
jika ini memang menjadi takdir kita, Aku percaya kita akan bersatu
kembali"
"Baiklah"
Cakra memancarkan Cahaya keemasan dari tubuhnya. Kelamaan cahaya itu semakin
membesar dan menjadi wujud raksasa dari satria cahaya. Cahaya keemasan berhasil
menembus tubuh raksasa Zarathos dan merobohkannya.
"TIDAAAK,
APA-APAAN INI!!!!" Zarathos merasa tak percaya. Tubuhnya mulai hancur
akibat serangan Lightning Purification. "INGAT SATRIA CAHAYA SELAMA
MAKHLUK DI SEMUA DIMENSI MASIH MEMILIKI AMBISI JAHAT, MAKA AKU AKAN TETAP HIDUP
DALAM JIWA MEREKA"
Dan akhirnya
ledakan besar terjadi menghancurkan Zarathos beserta dimensi kegelapan.
Semuanya berubah menjadi cahaya putih dan terang.
.......................................
Sementara
itu di bumi....
Seiring
dengan kehancuran Zarathos, semua makhluk yang berasal dari portal kegelapan
turut lenyap. Semua penduduk bersorak gembira. Mereka semua berhamburan keluar
dari lokasi pengungsian dan turut merayakan kemenangan itu.
Diantara
para penduduk dan prajurit yang larut dalam kegembiraan tampak wajah letnan
Raka terlihat murung. Dia masih memikirkan nasib kedua sahabatnya Budi dan
Nouva.
"Terimakasih
Cakra, Kau telah melakukan pengorbanan besar bagi umat manusia"
"Kaulah
pahlawan yang sebenarnya"
Itulah kesan
sang letnan bagi sahabat yang berani menyelamatkan bumi walaupun sebenarnya dia
berasal dari dimensi lain.
Ditengah
rasa gundah, Alena berusaha untuk menghibur hati Raka.
Suster Alena
dan Sersan Raka
Begitu juga
seluruh siswa dan guru dari SMA Radjawali, mereka bersedih karena acara
perpisahan yang diadakan sekaligus menjadi akhir pertemuan bagi kedua guru tercinta.
Terutama bagi Tomi dan Regina yang menganggap Budi dan Nouva lebih dari sekedar
guru tapi juga kakak yang selalu memberikan semangat dalam hidup.
Ketika para
petugas menyisir lokasi kehancuran di sekitar gedung Nebula tampak seorang pria
dengan pakaian lusuh tengah tertawa sendiri.
"hahahaha,
aku adalah sang raja kalian harus hormat kepadaku hahahahahaha'
"ayo
bersujud kepadaku"
Para petugas
merasa iba dengan pria itu " mungkin dia orang gila yang selamat dari
serangan. Sebaiknya masukan saja ke rumah sakit jiwa"
Tanpa mereka
sadari pria itu adalah Leo Anggara. Walaupun dia tidak mati dia telah
kehilangan segala-galanya termasuk memori dari tubuhnya sehingga menyebabkan
dia mengalami gangguan jiwa.
Raka - Nouva - Budi - Regina - Tomi
............................................................
SEBULAN
KEMUDIAN.....
Pasca
peristiwa penyerangan Beast pemerintah mulai berbenah. Mereka melakukan
perbaikan infrastruktur kota yang rusak akibat serangan Beast. Raka mendapatkan
medali kehormatan dari presiden karena telah menjalankan tugasnya dengan baik
sebagai Bhayangkara, setelah tugas berat ini dia memutuskan untuk menikah
dengan Alena. Selain itu, warga kota telah menganggap Cakra Satria Cahaya
sebagai teladan yang patut dicontoh. Anak-anak kecil berlarian bersuka cita
sambil membawa boneka Cakra. Bendera setengah tiang khusus dikibarkan untuk
menghormati jasa sang pahlawan.
Seorang anak
kecil yang lucu memegang boneka satria cahaya dan berkata dengan lugunya
"Terima kasih Cakra, pahlawanku"
THE END
SECRET
EPILOGUE..........
Several
Years Later… Neo Vanadis
Nun jauh
disana, di dimensi lain tampak sepasang keluarga tengah bergembira. Mereka
terlihat bermain dengan anak laki-laki mereka.
"Arashi
kemari nak, ayo makan dulu" Sang ibu memanggil nama anak itu dan
membawakan makanan yang dimasaknya sendiri.
"itu
ibumu sudah siapkan makanan untukmu, ayo makan dulu"
"baik
ayah" sang anak berlari menuju ibunya dan segera menikmati makanan
bersama.
Tiba-tiba
sosok wanita muda datang kepada pria itu, wajahnya ditutupi oleh kerudung dari
jubahnya.
“Selamat
pagi Satria Cahaya”
Pria
tersebut tampak heran darimana dia mengetahui identitas aslinya.
"Waktu
kita tak banyak, anda adalah Cakra Satria Cahaya bukan?"
Wanita itu
menunjukan benda yang amat dikenalnya "LIGHTNING CHANGER"
"Seluruh
semesta berada diambang bahaya dan tugasku adalah menemukan para Satria untuk
menyelamatkannya. Salah satunya adalah anda"
Sang pria
tampak terkejut
"Siapa
kau sebenarnya?"
........................................................
****************************************************************