='body-fauxcolumns'>

Wednesday 21 January 2015

Cakra Satria Cahaya - Episode 25 (Final)

Oleh Andrie Firmansyah pada 26 Desember 2013 pukul 18:24

Cakra dan Bhayangkara masuk ke dalam gedung Nebula. Tujuan mereka jelas menutup portal dan mengalahkan Raja kegelapan Zarathos. Sementara di puncak gedung Zarathos tengah menyiapkan rencananya untuk melawan Cakra. Sambil mengamati kehancuran kota dari atap gedung Zarathos mengumpulkan energy untuk menghadapi pertarungan besar melawan satria Cahaya.
Dark King Zarathos bersiap menghadapi Cakra dan Bhayangkara III
Sementara di dalam gedung Cakra dan Bhayangkara mendapati mayat-mayat yang bergelimpangan, mereka adalah para pekerja yang menjadi sasaran pembantaian dari Beast. Cakra sadar pertarungan melawan Zarc telah menguras energy Bhayangkara. Kini dengan waktu yang tersisa Raka harus bisa memanfaatkan ketahanan armor Mark III untuk mengalahkan Beast yang menguasai gedung.
“Bertahanlah kawan, aku berjanji akan mengalahkan Zarathos” Cakra menyemangati Bhayangkara agar dia tetap focus.
“Jangan khawatir, aku akan melindungimu sampai ke atas sana”
Mereka berdua mulai menelusuri gedung, mulai dari lantai dasar mereka telah disambut oleh ratusan prajurit Beast. Untunglah bala bantuan datang dari Bhayangkara legion, para pasukan khusus itu turut berjuang bersama Cakra dan Bhayangkara untuk mengalahkan Beast.
“Cepat naik ke atas letnan, biar kami menghadapi beast disini” kata seorang prajurit.
Dengan penuh keberanian mereka menembaki prajurit Beast dengan senapan khusus.
Bhayangkara dan cakra terus bergerak ke atas. Untuk mempercepat langkah, mereka memanfaatkan lift yang ada dalam gedung. Setelah menempuh duapuluh lantai mereka akhirnya sampai di puncak gedung.
Disana Zarathos telah menanti kedatangan mereka.
“Selamat datang para satria bumi, Kalian cukup kuat untuk sampai kesini” Zarathos berjalan perlahan kea rah mereka.
“Cukup semua kegilaan yang kau perbuat, sekarang hadapilah aku” Cakra bersiap memasang kuda-kuda untuk bertarung.
Zarathos tertawa terbahak-bahak, “Jadi putra terakhir Vargan ini lebih memihak manusia bumi ya? Ingat Cakra kau akan kuhancurkan sekarang juga. Inilah takdir kita sejak ribuan tahun lalu, Cahaya dan Kegelapan adalah dua sisi yang akan selalu bertentangan”
“Dan sekarang akan kutunjukan padamu kekuatanku yang sesungguhnya”
Zarathos mengaktifkan tiga ancient relics dan berubah menjadi raja kegelapan.
Setelah berubah, Zarathos mengeluarkan sepasang sayap mirip kelelawar dari punggungnya dan terbang melesat kea rah portal dimensi.
“Ayo lawan aku satria Cahaya!!!” Suara lantang Zarathos memberikan isyarat bahwa pertarungan dahsyat akan segera dimulai.
Sebelum menyusul Zarathos, Cakra sempat berpesan kepada Bhayangkara.
“Raka, tugasmu adalah menghancurkan pilar kegelapan. Ketika aku masuk kedalam portal itu maka kau harus menghancurkan pilar kegelapan dengan seluruh tenagamu”
“Apa maksudmu Cakra? Kau tahu bila aku menghancurkan pilar itu, maka kau tak akan bisa kembali lagi ke bumi”
“Aku tahu sobat, ini adalah pengorbanan terbesarku untuk bumi. Dunia yang sangat kucintai, karena sejak kecil aku dibesarkan disini”
“Tidak, tidak Cakra pasti ada cara lain untuk mengalahkan Zarathos. Kau tak harus musnah bersamanya” Bhayangkara seolah tak mampu menjalankan tugas itu. Dia tak ingin kehilangan sahabat yang telah berjuang bersama selama ini.
“Tidak ada jalan lain Raka, sekali lagi kumohon jalankan perintahku” Cakra memegang bahu Bhayangkara.
“Ketika semua ini usai, maka kaulah yang akan menjaga kota ini. Semua beast akan musnah dan dunia akan aman kembali”
“Tapi aku tak bisa Cakra, kaulah yang menjadi pahlawan selama ini”
“Dengarkan aku, setiap pahlawan pasti akan melakukan pengorbanan dan inilah caraku untuk melakukannya”
“Sampai jumpa kawan” Cakra berjalan meninggalkan Bhayangkara dan terbang melesat menyusul Zarathos.
Dengan berat hati, Bhayangkara mempersiapkan Gatling Gun miliknya. Bersama para legion, Bhayangkara menembakan seluruh senjatanya kea rah pilar kegelapan. Pilar itu akhirnya roboh dan sinar energy yang membuka portal perlahan menghilang. Portal kegelapan tertutup dan monster-monster sedikit demi sedikit berhasil dikalahkan.
…………………………………………………..
Sementara itu Cakra terbang menembus portal dimensi, Dari dalam benaknya terdengar suara dari istri tercinta “Jangan ragu atas takdirmu, Aku akan selalu berjuang bersamamu hingga nafas terakhir”
“Terima kasih sayang, ucapanmu memberi semangat yang tak terkira bagiku. Ayo segera kita selesaikan semua ini”
Kedua sayap Cakra semakin mengembang dan mengepak dengan kuat. Tempat dimana Cakra berada adalah dunia Vanadis yang telah porak poranda akibat perang ribuan tahun lalu. Suasananya terlihat mengerikan, langit gelap dengan tebing dan gunung batu yang menjulang. Selain itu di dalamnya terdapat aliran lava yang panas membara.
Cakra Complete Form mengeluarkan sayapnya.
Dengan kecepatan terbangnya Cakra berhasil menyusul Zarathos.
“LIGHTNING SABER” Cakra segera mengeluarkan senjata andalannya untuk menyerang raja kegelapan.
Tak mau kalah Zarathos juga mengeluarkan senjata andalannya “LUCIFER SWORD”
Cakra dan Zarathos segera terlibat pertarungan sengit di udara.
“TRAAANGG!!!” lightning Saber dan Lucifer sword saling beradu, tampak percikan api mewarnai pertarungan kedua senjata sakti tersebut.
Ketika Cakra disibukan menepis serangan Lucifer Sword, zarathos melihat celah yang terbuka. Zarathos segera mengeluarkan salah satu tinju andalannya “EVIL BLOW!!!!”
Serangan itu menyebabkan Cakra terpental dan menghantam tebing batu hingga hancur. Zarathos segera menyusulnya. Dia menghajar Cakra sambil menghantamkan tubuhnya ke tebing hingga batu-batu diatasnya berjatuhan dan porak poranda.
Terus dipojokan oleh Zarathos akhirnya Cakra memecah Lightning Saber menjadi sembilan pedang cahaya, Kini Cakra balik menyerang Zarathos. Dengan sembilan pedangnya.
Zarathos memancing Cakra untuk bertarung di sungai lava. Mereka saling beradu pedang di atas bebatuan yang dibawahnya ada aliran lava panas yang siap membakar tubuh mereka. Cakra harus berhati-hati dalam bertarung di tempat itu jika tak ingin tubuhnya meleleh.
Kali ini Zarathos mengeluarkan jurus LUCIFER STORM, hempasan energi hitam yang membuat lawannya serasa dihujam oleh ribuan pedang tajam. Cakra menghindar dari serangan mematikan itu sementara Zarathos menghindar dari sungai Lava.
Cakra kembali mengejar sang raja kegelapan namun kali ini dia ter-teleport masuk ke sebuah portal dimensi yang lain.
Pandangan di sekelilingnya terasa gelap, dia tak dapat melihat apapun.
"Dimana ini?"
Terlebih dia terkejut tatkala mendapati wujudnya berubah menjadi sosok Budi Prawira. "Hah, Apa yang terjadi kenapa bisa seperti ini?"
Belum terjawab pertanyaan Budi tiba-tiba terdengar tawa lantang dari Zarathos.
"HA HA HAHAHAHAHA"
"Selamat datang di dimensi ilusi" Terlihat Zarathos membawa tubuh Nouva bersamanya.
"Kurang ajar kau, Cepat lepaskan dia!!"
"Oh, tidak akan semudah itu, aku tahu salah satu sumber kekuatanmu adalah dari wanita ini" Zarathos menjambak rambut Nouva dengan kasar.
"Kita lihat apa yang akan terjadi bila kucabut nyawanya dihadapanmu" Zarathos mengeluarkan Lucifer Sword dan segera menghujamkannya ke perut Nouva.
"CRAAATSS!!!" Darah segar termuntahkan dari perut Nouva setelah tubuhnya ditembus oleh Lucifer Sword.
"TIDAAAAAKKKKKKK !!!!!" Budi menjerit sekeras-kerasnya. Amarahnya memuncak tatkala mendapati istri tercintanya tewas di tangan Zarathos.
AAAAARGHHHH!!! Budi menjerit kencang matanya berubah menjadi merah menyala, perlahan dia tengah berubah wujud menjadi Beast Harimau Putih.
"Bagus lepaskan amarahmu, biarkanlah kegelapan merasuk dalam tubuhmu" Zarathos terlihat senang dengan perubahan wujud Budi.
"GROAAARGH!!!" Beast jelmaan budi meraung dan melesat ke arah Zaratos.
Sang raja kegelapan juga tak mau kalah dia mengubah wujudnya menjadi Beast. Pada akhirnya kedua Beast itu saling bertarung dengan brutal.
Layaknya predator mereka saling mencakar, menggigit dan menghantam satu sama lain. Dimensi ilusi serasa bergetar akibat hawa dahsyat pertarungan tersebut. Ketika mereka sama-sama kehabisan energi akhirnya mereka kembali ke wujud manusia.
"Ingat anakku, kendalikan amarah dalam dirimu. Percayalah pada kekuatan cahaya"
Suara Utusan Cahaya terdengar berbisik di telinga Budi.
"Tapi ayah, dia sudah membunuh orang yang kucintai"
"Ingat nak, dalam dimensi ini batas antara kenyataan dan khayalan sangat kabur"
"Konsentrasi penuh pada pikiranmu"
Budi menutup kedua matanya dan dia mulai merasakan hawa hangat terasa ke seluruh tubuhnya. Perlahan dia melihat sosok wanita yang amat dikenalnya.
"Bangkitlah sayang, percaya pada kekuatan Cahaya. Percayalah pada kekuatan cinta kita" wanita itu mengulurkan tangannya kepada Budi.
Budi meraih tangan halus itu "Nouva? Kau masih hidup?"
"Ya, aku akan terus bersamamu untuk mengalahkan Zarathos"
"Terima kasih sayang"
Perlahan cahaya keemasan menyelimuti mereka berdua dan kedua tubuh itu kembali bersatu dalam CAKRA COMPLETE FORM. Rupanya tujuan Zarathos membawa Cakra ke dimensi ilusi adalah untuk memancing amarahnya agar sisi Beast dalam dirinya kembali bangkit. Tapi berkat tuntunan dari utusan cahaya dia berhasil sadar kembali dan berjuang bersama wanita yang dicintainya.
Ketika Cakra sudah bersiap dengan segenap kekuatan dia seolah tak percaya melihat apa yang ada di hadapannya.
.............................................
Di depannya Cakra melihat sosok tubuh raksasa yang teramat besar. Bahkan ukurannya melebihi sepuluh kali Gigantor yang pernah dilawannya dulu. Dengan sorot mata mengerikan raksasa itu tertawa menatap tubuh Cakra yang terlihat layaknya semut dihadapannya.
"HAHAHAHAHAHAHA" tawanya mengguncang dan terdengar begitu mengerikan.
"Inilah wujud asliku satria cahaya, di dimensi ini kau tak akan mampu mengalahkan aku!"
Raksasa itu adalah wujud yang sebenarnya dari Zarathos. Ribuan tahun lalu ketika Argol berhasil mengalahkannya, Zaratos menyatukan diri dengan Iblis terkuat dari dimensi kegelapan. Berkat penyatuan itu dia memiliki kekuatan yang luar biasa. Namun untuk menyempurnakan kekuatan dan menguasai dunia manusia dia harus mendapatkan tubuh yang pas dan Leo Anggara adalah media bagi dirinya untuk hidup di bumi.
"Ini adalah dimensi kegelapan, sumber dimana kejahatan berasal"
"Tempat ini akan menjadi kuburan bagimu Satria Cahaya"
"HAHAHAHHAHAHAHAHA!!!!"
Cakra tak gentar dengan sosok yang ada dihadapannya
"Apapun wujudmu, kau tetap iblis jahat yang harus kumusnahkan Zarathos"
"Bersiaplah, akan kuhancurkan kau!!" Cakra mengepakkan sayapnya lebar-lebar. Laksana malaikat yang akan betempur dengan iblis jahat.
"HEAAAAA!!" Cakra terbang menembus pekatnya dimensi kegelapan. Tangan raksasa Zarathos mengarah ke tubuh cakra seolah akan meremukannya laksana semut kecil.
Cakra menghindari jari-jari Zarathos dan mendaratkan tubuhnya di pergelangan tangan. Dari dalam kulit Zarathos muncul sosok prajurit Beast yang merepotkan perlawanan Cakra.
Cakra menggunakan lagi senjata andalannya untuk menebas prajurit Beast yang merepotkan itu. Ketika para prajurit ditaklukkan, muncul lagi serangan dari Razorch yang menyulitkan Cakra di udara. Serangan membabi buta dari Razorch menybabkan Cakra terpelanting ke bawah. Kaki raksasa Zarathos bersiap untuk menginjaknya dan dengan refleks yang kuat Cakra kembali dapat menghindarinya.
Langkah Cakra semakin sulit untuk mengalahkan iblis Zarathos..
Zarathos juga sangat agresif dalam menyerang Cakra. Dengan memaanfaatkan tubuh besarnya Zarathos memanfaatkan kaki dan tangannya untuk meremukkan tubuh Cakra. Belum lagi tembakan sinar laser yang berasal dari kedua matanya sangat berbahaya
Merasa terdesak akhirnya Cakra memusatkan seluruh energinya ke kristal vargan di dadanya. Cakra mengetahui resiko dari semua yang dilakukannya dengan mengeluarkan LIGHTNING PURIFICATION tubuhnya akan lenyap bersama dengan Iblis Zarathos.
"Bagaimana sayang kau sudah siap untuk semua ini?"
"Lakukanlah jika ini memang menjadi takdir kita, Aku percaya kita akan bersatu kembali"
"Baiklah" Cakra memancarkan Cahaya keemasan dari tubuhnya. Kelamaan cahaya itu semakin membesar dan menjadi wujud raksasa dari satria cahaya. Cahaya keemasan berhasil menembus tubuh raksasa Zarathos dan merobohkannya.
"TIDAAAK, APA-APAAN INI!!!!" Zarathos merasa tak percaya. Tubuhnya mulai hancur akibat serangan Lightning Purification. "INGAT SATRIA CAHAYA SELAMA MAKHLUK DI SEMUA DIMENSI MASIH MEMILIKI AMBISI JAHAT, MAKA AKU AKAN TETAP HIDUP DALAM JIWA MEREKA"
Dan akhirnya ledakan besar terjadi menghancurkan Zarathos beserta dimensi kegelapan. Semuanya berubah menjadi cahaya putih dan terang.
.......................................
Sementara itu di bumi....
Seiring dengan kehancuran Zarathos, semua makhluk yang berasal dari portal kegelapan turut lenyap. Semua penduduk bersorak gembira. Mereka semua berhamburan keluar dari lokasi pengungsian dan turut merayakan kemenangan itu.
Diantara para penduduk dan prajurit yang larut dalam kegembiraan tampak wajah letnan Raka terlihat murung. Dia masih memikirkan nasib kedua sahabatnya Budi dan Nouva.
"Terimakasih Cakra, Kau telah melakukan pengorbanan besar bagi umat manusia"
"Kaulah pahlawan yang sebenarnya"
Itulah kesan sang letnan bagi sahabat yang berani menyelamatkan bumi walaupun sebenarnya dia berasal dari dimensi lain.
Ditengah rasa gundah, Alena berusaha untuk menghibur hati Raka.
Suster Alena dan Sersan Raka
Begitu juga seluruh siswa dan guru dari SMA Radjawali, mereka bersedih karena acara perpisahan yang diadakan sekaligus menjadi akhir pertemuan bagi kedua guru tercinta. Terutama bagi Tomi dan Regina yang menganggap Budi dan Nouva lebih dari sekedar guru tapi juga kakak yang selalu memberikan semangat dalam hidup.
Ketika para petugas menyisir lokasi kehancuran di sekitar gedung Nebula tampak seorang pria dengan pakaian lusuh tengah tertawa sendiri.
"hahahaha, aku adalah sang raja kalian harus hormat kepadaku hahahahahaha'
"ayo bersujud kepadaku"
Para petugas merasa iba dengan pria itu " mungkin dia orang gila yang selamat dari serangan. Sebaiknya masukan saja ke rumah sakit jiwa"
Tanpa mereka sadari pria itu adalah Leo Anggara. Walaupun dia tidak mati dia telah kehilangan segala-galanya termasuk memori dari tubuhnya sehingga menyebabkan dia mengalami gangguan jiwa.
Raka - Nouva - Budi - Regina - Tomi
 
............................................................
SEBULAN KEMUDIAN.....
Pasca peristiwa penyerangan Beast pemerintah mulai berbenah. Mereka melakukan perbaikan infrastruktur kota yang rusak akibat serangan Beast. Raka mendapatkan medali kehormatan dari presiden karena telah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai Bhayangkara, setelah tugas berat ini dia memutuskan untuk menikah dengan Alena. Selain itu, warga kota telah menganggap Cakra Satria Cahaya sebagai teladan yang patut dicontoh. Anak-anak kecil berlarian bersuka cita sambil membawa boneka Cakra. Bendera setengah tiang khusus dikibarkan untuk menghormati jasa sang pahlawan.
Seorang anak kecil yang lucu memegang boneka satria cahaya dan berkata dengan lugunya "Terima kasih Cakra, pahlawanku"
THE END
 
SECRET EPILOGUE..........
Several Years Later… Neo Vanadis
Nun jauh disana, di dimensi lain tampak sepasang keluarga tengah bergembira. Mereka terlihat bermain dengan anak laki-laki mereka.
"Arashi kemari nak, ayo makan dulu" Sang ibu memanggil nama anak itu dan membawakan makanan yang dimasaknya sendiri.
"itu ibumu sudah siapkan makanan untukmu, ayo makan dulu"
"baik ayah" sang anak berlari menuju ibunya dan segera menikmati makanan bersama.
Tiba-tiba sosok wanita muda datang kepada pria itu, wajahnya ditutupi oleh kerudung dari jubahnya.
“Selamat pagi Satria Cahaya”
Pria tersebut tampak heran darimana dia mengetahui identitas aslinya.
"Waktu kita tak banyak, anda adalah Cakra Satria Cahaya bukan?"
Wanita itu menunjukan benda yang amat dikenalnya "LIGHTNING CHANGER"
"Seluruh semesta berada diambang bahaya dan tugasku adalah menemukan para Satria untuk menyelamatkannya. Salah satunya adalah anda"
Sang pria tampak terkejut
"Siapa kau sebenarnya?"
........................................................
****************************************************************