='body-fauxcolumns'>

Tuesday 20 January 2015

Cakra Satria Cahaya - Episode 24 Part I

Oleh Andrie Firmansyah pada 25 Desember 2013 pukul 10:41


Saat yang dinantikan telah tiba, Zarathos telah mengaktifkan pilar kegelapan dan meletakkannya di puncak gedung tertinggi di kota. Dari tiga energy ancient relics, Pilar itu mengaktifkan portal dunia Vanadis yang terbuka dari langit. Semua penduduk kota dikejutkan dengan sinar terang yang memancar dari gedung Nebula. Apalagi mereka melihat langit biru yang berlubang akibat terbukanya portal dimensi lain.

“Bagus, Sebentar lagi bumi akan menjadi milik kita” Ujar Zarathos kepada Zarc.

“Betul yang mulia, kita akan membangun kembali tanah Vanadis disini”

“Baiklah Zarc, segera bangkitkan makhluk kegelapan dan pimpin penyerangan sekarang juga”

Zarc mengangguk dan dia mulai berkonsentrasi untuk menyalurkan tenaga kepada inti pilar kegelapan.

Ketika sumber energy Zarc terkumpul dia segera berteriak lantang “BANGKITLAH, KELUAR DAN MUSNAHKAN SELURUH MANUSIA!!!”

Dari dalam portal muncul makhluk-makhluk mengerikan mulai dari yang kecil sampai dengan Raksasa. Layaknya gerombolan lebah yang keluar dari sarangnya, makhluk kegelapan langsung bertindak agresif. Mereka menghancurkan apapun dihadapannya.

Semua orang yang melihat kejadian itu dilanda kepanikan luar biasa. Mereka berhamburan untuk menyelamatkan diri. Mobil yang melintas saling bertabrakan dan menimbulkan kecelakaan dimana-mana.

“GROAAARGH!!” Makhluk raksasa gigantor terlihat di pusat kota. Dengan ukuran tubuhnya yang setara gedung bertingkat sepuluh lantai dia memporak porandakan bangunan dengan tubuhnya. Para pekerja berlarian keluar dari gedung namun tragis banyak diantara mereka yang tewas akibat injakan makhluk raksasa tersebut.

Situasi semakin mencekam tatkala puluhan Razorch makhluk Beast bersayap menembakkan senjata sinar penghancur dari udara. Tembakan dari Razorch menghancurkan pertokoan, mall serta pemukiman penduduk. Ledakan dan kebakaran hebat membumi hanguskan berbagai wilayah.

…………………………………………….

Kantor J.P.D

Komisaris Ghazali mendapatkan perintah dari menteri pertahanan untuk bertindak cepat dalam mengatasi kondisi mengerikan itu. Dia segera menyiagakan seluruh unit untuk membantu masayarakat serta mengamankan wilayah dari serangan Beast. Sementara Raka ditugaskan untuk mencari sumber kekacauan dan asal makhluk itu berada.

“Bersiaplah Raka, Kurasa ini akan menjadi pertempuran besar bagi kita” kata Dr. Ale sambil mengaktifkan pemasangan Armor Mark III.

“Aku juga merasa seperti itu, Apabila memang demikian aku akan berjuang sampai titik darah penghabisan” Jawab Raka penuh percaya diri.

“ACTIVATION SYSTEM COMPLETE” suara computer menandakan pemasangan telah selesai.

Raka segera mengambil Bhayangkara helmet.

Tampak sang kekasih Alena terlihat cemas dengan keberangkatan Raka.

“Jangan khawatir, aku akan kembali untukmu”  Raka meyakinkanAlena.

“Kamu harus berjanji” kata Alena lirih

“Baik, aku berjanji untuk kembali padamu” Raka memberikan senyuman optimis.

Alena memasangkan Bhayangkara Helmet ke kepala Raka dan dengan air mata yang membasahi pipinya dia melepas sang letnan pergi untuk mengalahkan Beast.

Bhayangkara segera menuju ruang control untuk mengendarai Pegasus dan berangkat ke sumber kekacauan.

……………………………………….

 

Di SMA RADJAWALI

Para siswa tengah mengadakan acara perpisahan untuk kedua guru terbaik mereka Budi Prawira dan Nouva Larasati. Setelah menikah, mereka memilih untuk mundur dan memulai usaha baru di luar kota. Banyak yang menyayangkan kepergian mereka termasuk kepala sekolah dan guru-guru lainnya. Bagi SMA Radjawali keberadaan Budi dan Nouva telah mendongkrak prestasi para siswa. Apalagi saat ujian Nasional kemarin salah seorang siswa Regina berhasil memperoleh nilai tertinggi berkat motivasi dan bimbingan yang diberikan oleh Budi. Dengan penuh suasana haru mereka melepas kepergian Budi dan Nouva.

“Pak Budi, Bu Nouva kita masih bisa bertemu lagi kan?” kata Regina sambil memeluk erat tubuh Nouva.

“Tentu Regina, kita pasti akan bertemu lagi” Mata Nouva terlihat berkaca-kaca.

“Pak, Terima kasih telah membimbing kami selama ini” Tomi juga memeluk tubuh Budi.

“Sama-sama tomi, bagiku kalian semua adalah anak-anak yang luar biasa”

Setelah bersalaman dengan seluruh guru dan siswa, Budi naik ke podium untuk mengucapkan pidato perpisahan.

 

“Selamat Siang bagi Kepala Sekolah, Semua guru dan siswa SMA Rajawali. Kami merasa bangga telah diberi kesempatan untuk mengajar di sekolah ini. Bagi kami semangat anak-anak adalah modal utama untuk meraih cita-cita. Percayalah kalian pada mimpimu, Teruslah berjuang untuk mewujudkannya karena dengan impian kita akan memiliki jalan untuk meraih masa depan yang lebih baik”

“Berat rasanya bagi kami untuk meninggalkan sekolah ini, Tapi kami berjanji suatu saat kita pasti akan bertemu kembali. Untuk semua siswa di SMA Radjawali semoga kalian menjadi pemimpin di masa depan. Sampai jumpa di lain kesempatan”

Budi mengakhiri pidatonya dengan disambut tepuk tangan dari para guru dan murid. Dalam suasana haru tersebut mendadak satpam sekolah berlari kea rah mereka.

“GAWAAT, GAWAAAT!!!” satpam tambun itu terlihat terengah-engah mengatur nafas.

“Ada apa pak Tarjo?” Kepala sekolah terlihat cemas.

“C-Cepat semua berlindung ada monster menyerang kota!!!”

Semua siswa menjadi panic, Budi mencoba menenangkan suasana. Belum sempat mereka menyelamatkan diri tiba-tiba…..

“BLARRRRR!!!!” atap bangunan sekolah tiba-tiba roboh, atas perintah kepala sekolah seluruh siswa diminta berlindung ke tempat yang aman.

Budi dan Nouva melihat keluar tampak para Razorch tengah berterbangan sambil menembakan senjata sinar penghancur. Selain itu para prajurit Beast tengah bergerak masuk untuk membantai semua orang yang ditemuinya.

Melihat kekejian itu Budi segera mengaktifkan Lightning Changer dan Nouva kembali memberikan kekuatannya untuk menjadi sayap pelindung. Cakra terbang tinggi kea rah Razorch dan mulai mengalahkan mereka satu persatu. Dari udara Cakra melihat suasana kota tengah porak poranda akibat amukan monster.

“Ternyata Zarathos sudah menyempurnakan kekuatannya” Cakra tertegun melihat situasi itu.

“Aku akan menghentikan semua ini” Cakra segera melesat menuju sumber kekacauan.

…………………………………………………………….

 

Di salah satu sudut kota.

Tampak anak perempuan tengah menangis diantara puing puing kehancuran, orang tua anak itu telah tewas akibat serangan Beast. Ketika para prajurit Beast sampai di hadapannya mereka segera berniat untuk membunuhnya. Anak itu terlihat semakin ketakutan, dia menangis berharap ada orang yang akan menyelamatkannya.

Para Beast biadab itu tak mau peduli salah satu diantara mereka mengayunkan pedang untuk menebas tubuh anak kecil tak berdosa dan akhirnya….

“DOR DOR DOR!!!!” suara tembakan terdengar dan peluru metallum berhasil bersarang di kepala Beast dan menewaskannya seketika.

Rupanya tembakan itu berasal dari Bhayangkara, dia segera menghampiri anak kecil itu dan menggendongnya.

“BIADAB KALIAN!!! Anak kecil tak berdosa akan kalian bunuh juga?”

“Tak akan kumaafkan kalian!!” Bhayangkara menembakan dual gun sambil menggendong anak itu. Beberapa beast langsung terkapar setelah terkena tembakan. Namun beberapa diantaranya bergerak maju.

“Jangan kuatir, aku akan membawamu ke tempat yang aman” Bhayangkara menenangkan anak itu dan segera menyuruhnya untuk berlindung.

Bhayangkara langsung bertarung dengan prajurit Beast, Dia mengaktifkan Electric Saber untuk menebas mereka. Bhayangkara tak akan mengampuni makhluk yang merusak kedamaian manusia. Dengan kekuatan yang dimilikinya dia berhasil mengalahkan puluhan Prajurit Beast. Ketika berhasil mengamankan kondisi di tempat itu Bhayangkara segera membawa anak kecil tersebut ke lokasi perlindungan.


Situasi kian memburuk.

To Be Continued…………………
https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-24-part-i/1419573888279659