Saat yang
dinantikan telah tiba, Zarathos telah mengaktifkan pilar kegelapan dan
meletakkannya di puncak gedung tertinggi di kota. Dari tiga energy ancient
relics, Pilar itu mengaktifkan portal dunia Vanadis yang terbuka dari langit.
Semua penduduk kota dikejutkan dengan sinar terang yang memancar dari gedung
Nebula. Apalagi mereka melihat langit biru yang berlubang akibat terbukanya
portal dimensi lain.
“Bagus,
Sebentar lagi bumi akan menjadi milik kita” Ujar Zarathos kepada Zarc.
“Betul yang
mulia, kita akan membangun kembali tanah Vanadis disini”
“Baiklah
Zarc, segera bangkitkan makhluk kegelapan dan pimpin penyerangan sekarang juga”
Zarc
mengangguk dan dia mulai berkonsentrasi untuk menyalurkan tenaga kepada inti
pilar kegelapan.
Ketika
sumber energy Zarc terkumpul dia segera berteriak lantang “BANGKITLAH, KELUAR
DAN MUSNAHKAN SELURUH MANUSIA!!!”
Dari dalam
portal muncul makhluk-makhluk mengerikan mulai dari yang kecil sampai dengan
Raksasa. Layaknya gerombolan lebah yang keluar dari sarangnya, makhluk
kegelapan langsung bertindak agresif. Mereka menghancurkan apapun dihadapannya.
Semua orang
yang melihat kejadian itu dilanda kepanikan luar biasa. Mereka berhamburan
untuk menyelamatkan diri. Mobil yang melintas saling bertabrakan dan
menimbulkan kecelakaan dimana-mana.
“GROAAARGH!!”
Makhluk raksasa gigantor terlihat di pusat kota. Dengan ukuran tubuhnya yang
setara gedung bertingkat sepuluh lantai dia memporak porandakan bangunan dengan
tubuhnya. Para pekerja berlarian keluar dari gedung namun tragis banyak
diantara mereka yang tewas akibat injakan makhluk raksasa tersebut.
Situasi semakin
mencekam tatkala puluhan Razorch makhluk Beast bersayap menembakkan senjata
sinar penghancur dari udara. Tembakan dari Razorch menghancurkan pertokoan,
mall serta pemukiman penduduk. Ledakan dan kebakaran hebat membumi hanguskan
berbagai wilayah.
…………………………………………….
Kantor J.P.D
Komisaris
Ghazali mendapatkan perintah dari menteri pertahanan untuk bertindak cepat
dalam mengatasi kondisi mengerikan itu. Dia segera menyiagakan seluruh unit
untuk membantu masayarakat serta mengamankan wilayah dari serangan Beast.
Sementara Raka ditugaskan untuk mencari sumber kekacauan dan asal makhluk itu
berada.
“Bersiaplah
Raka, Kurasa ini akan menjadi pertempuran besar bagi kita” kata Dr. Ale sambil
mengaktifkan pemasangan Armor Mark III.
“Aku juga
merasa seperti itu, Apabila memang demikian aku akan berjuang sampai titik
darah penghabisan” Jawab Raka penuh percaya diri.
“ACTIVATION
SYSTEM COMPLETE” suara computer menandakan pemasangan telah selesai.
Raka segera
mengambil Bhayangkara helmet.
Tampak sang
kekasih Alena terlihat cemas dengan keberangkatan Raka.
“Jangan
khawatir, aku akan kembali untukmu” Raka meyakinkanAlena.
“Kamu harus
berjanji” kata Alena lirih
“Baik, aku
berjanji untuk kembali padamu” Raka memberikan senyuman optimis.
Alena
memasangkan Bhayangkara Helmet ke kepala Raka dan dengan air mata yang
membasahi pipinya dia melepas sang letnan pergi untuk mengalahkan Beast.
Bhayangkara
segera menuju ruang control untuk mengendarai Pegasus dan berangkat ke sumber
kekacauan.
……………………………………….
Di SMA
RADJAWALI
Para siswa
tengah mengadakan acara perpisahan untuk kedua guru terbaik mereka Budi Prawira
dan Nouva Larasati. Setelah menikah, mereka memilih untuk mundur dan memulai
usaha baru di luar kota. Banyak yang menyayangkan kepergian mereka termasuk
kepala sekolah dan guru-guru lainnya. Bagi SMA Radjawali keberadaan Budi dan
Nouva telah mendongkrak prestasi para siswa. Apalagi saat ujian Nasional
kemarin salah seorang siswa Regina berhasil memperoleh nilai tertinggi berkat
motivasi dan bimbingan yang diberikan oleh Budi. Dengan penuh suasana haru
mereka melepas kepergian Budi dan Nouva.
“Pak Budi,
Bu Nouva kita masih bisa bertemu lagi kan?” kata Regina sambil memeluk erat
tubuh Nouva.
“Tentu
Regina, kita pasti akan bertemu lagi” Mata Nouva terlihat berkaca-kaca.
“Pak, Terima
kasih telah membimbing kami selama ini” Tomi juga memeluk tubuh Budi.
“Sama-sama
tomi, bagiku kalian semua adalah anak-anak yang luar biasa”
Setelah
bersalaman dengan seluruh guru dan siswa, Budi naik ke podium untuk mengucapkan
pidato perpisahan.
“Selamat
Siang bagi Kepala Sekolah, Semua guru dan siswa SMA Rajawali. Kami merasa
bangga telah diberi kesempatan untuk mengajar di sekolah ini. Bagi kami
semangat anak-anak adalah modal utama untuk meraih cita-cita. Percayalah kalian
pada mimpimu, Teruslah berjuang untuk mewujudkannya karena dengan impian kita
akan memiliki jalan untuk meraih masa depan yang lebih baik”
“Berat
rasanya bagi kami untuk meninggalkan sekolah ini, Tapi kami berjanji suatu saat
kita pasti akan bertemu kembali. Untuk semua siswa di SMA Radjawali semoga
kalian menjadi pemimpin di masa depan. Sampai jumpa di lain kesempatan”
Budi
mengakhiri pidatonya dengan disambut tepuk tangan dari para guru dan murid.
Dalam suasana haru tersebut mendadak satpam sekolah berlari kea rah mereka.
“GAWAAT,
GAWAAAT!!!” satpam tambun itu terlihat terengah-engah mengatur nafas.
“Ada apa pak
Tarjo?” Kepala sekolah terlihat cemas.
“C-Cepat
semua berlindung ada monster menyerang kota!!!”
Semua siswa
menjadi panic, Budi mencoba menenangkan suasana. Belum sempat mereka
menyelamatkan diri tiba-tiba…..
“BLARRRRR!!!!”
atap bangunan sekolah tiba-tiba roboh, atas perintah kepala sekolah seluruh
siswa diminta berlindung ke tempat yang aman.
Budi dan
Nouva melihat keluar tampak para Razorch tengah berterbangan sambil menembakan
senjata sinar penghancur. Selain itu para prajurit Beast tengah bergerak masuk
untuk membantai semua orang yang ditemuinya.
Melihat
kekejian itu Budi segera mengaktifkan Lightning Changer dan Nouva kembali
memberikan kekuatannya untuk menjadi sayap pelindung. Cakra terbang tinggi kea
rah Razorch dan mulai mengalahkan mereka satu persatu. Dari udara Cakra melihat
suasana kota tengah porak poranda akibat amukan monster.
“Ternyata
Zarathos sudah menyempurnakan kekuatannya” Cakra tertegun melihat situasi itu.
“Aku akan
menghentikan semua ini” Cakra segera melesat menuju sumber kekacauan.
…………………………………………………………….
Di salah
satu sudut kota.
Tampak anak
perempuan tengah menangis diantara puing puing kehancuran, orang tua anak itu
telah tewas akibat serangan Beast. Ketika para prajurit Beast sampai di
hadapannya mereka segera berniat untuk membunuhnya. Anak itu terlihat semakin
ketakutan, dia menangis berharap ada orang yang akan menyelamatkannya.
Para Beast
biadab itu tak mau peduli salah satu diantara mereka mengayunkan pedang untuk
menebas tubuh anak kecil tak berdosa dan akhirnya….
“DOR DOR
DOR!!!!” suara tembakan terdengar dan peluru metallum berhasil bersarang di
kepala Beast dan menewaskannya seketika.
Rupanya
tembakan itu berasal dari Bhayangkara, dia segera menghampiri anak kecil itu
dan menggendongnya.
“BIADAB
KALIAN!!! Anak kecil tak berdosa akan kalian bunuh juga?”
“Tak akan
kumaafkan kalian!!” Bhayangkara menembakan dual gun sambil menggendong anak
itu. Beberapa beast langsung terkapar setelah terkena tembakan. Namun beberapa
diantaranya bergerak maju.
“Jangan
kuatir, aku akan membawamu ke tempat yang aman” Bhayangkara menenangkan anak
itu dan segera menyuruhnya untuk berlindung.
Bhayangkara
langsung bertarung dengan prajurit Beast, Dia mengaktifkan Electric Saber untuk
menebas mereka. Bhayangkara tak akan mengampuni makhluk yang merusak kedamaian
manusia. Dengan kekuatan yang dimilikinya dia berhasil mengalahkan puluhan
Prajurit Beast. Ketika berhasil mengamankan kondisi di tempat itu Bhayangkara
segera membawa anak kecil tersebut ke lokasi perlindungan.
Situasi kian
memburuk.
To Be
Continued…………………
https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-24-part-i/1419573888279659