Proses pengerjaan Pilar kegelapan sudah mencapai tahap akhir, Zarathos memandang puas hasil kerja Zarc dan para prajurit beast lainnya. Apalagi bersama Betrix disisinya Zarathos semakin percaya diri akan kekuatannya.
“Ketika
pilar ini selesai aku akan menggunakannya untuk membangun Vanadis di bumi, Saat
itu para manusia akan menjadi budak kita dan yang membangkan akan kita
singkirkan” Zarathos berkata lantang dan disambut dengan teriakan penuh
semangat dari para prajurit Beast.
“HIDUP YANG
MULIA!!!” semua Beast meneriakkan pujian kepada raja mereka, termasuk Zarc dan
Betrix.
“CUKUP!!”
suara lantang muncul menghentikan teriakan itu. Suasana mendadak menjadi
hening, Zarathos mencari asal suara itu. Rupanya Azul yang menghentikan
teriakan mereka.
“Selama ini
kau dipuja layaknya seorang raja, namun apa kenyataannya kau hanya roh tanpa
wujud yang bersarang dalam tubuh manusia” Jari telunjuk Azul mengarah ke
singgasana Zarathos.
“Azul,
sadarkah apa yang kau lakukan?” Betrix menyuruh Azul untuk menarik segala
ucapannya.
“Aku sadar
dengan yang kulakukan Betrix, Aku menyesal membangkitkannya. Kenapa aku harus
patuh pada manusia macam dia” Tingkah Azul terlihat semakin menyebalkan.
“Azul, kau
berani menentang rajamu. Dia adalah pemimpin kita” Zarc tak kalah memberikan
pengertian kepada Azul.
“Tidak
master, aku sudah muak dengan semua ini, Sebagai Beast harga diriku hancur bila
terus menerus patuh pada manusia bernama Leo Anggara ini”
Zarathos
yang sudah tak tahan dengan tingkah Azul segera bangkit dari singgasananya.
“Baiklah jika kau tak mau tunduk padaku, lantas apa maumu?”
“Huh, aku
ingin kita bertarung disini, akan kita buktikan siapa yang lebih pantas menjadi
Raja” Azul dengan lantang menantang Zarathos.
“Sudah
merasa kuatkah dirimu? Baiklah aku menerima tantanganmu”
Zarathos
memerintahkan anak buahnya untuk minggir dan memberikan ruang bagi mereka untuk
bertarung. Azul segera mengubah wujudnya menjadi beast dan menyerang Zarathos,
tak perlu buang tenaga bagi Zarathos untuk menahan serangan Azul. Dengan
kemampuan telepatinya dia mencekik leher Azul dan segera menghempaskannya ke
lantai. Azul tak mau kalah, dia segera bangkit dan melepaskan tembakan bola
energy.
Zarathos
mengeluarkan perisai energy yang melindungi tubuhnya dari serangan bola energy.
Dengan satu sentakan Zarathos mengembalikan kembali bola energy tersebut dan
tepat menghantam wajah Azul.
“AAARGH”
Azul mengerang kesakitan karena wajahnya terluka oleh serangannya sendiri.
Melihat hal itu, Zarathos segera maju dan menghantamnya dengan serangan bertubi
tubi. Azul terlihat tak berdaya, tubuh besarnya terhuyung menerima serangan
dari Zarathos.
Sebagai
penghabisan Zarathos mengeluarkan semacam sinar hitam dari tangannya. Sinar itu
segera dimasukan ke dalam jantung Azul.
“TIDAAAK,
APA YANG KAU LAKUKAN!!!!” Azul tak kuasa menahan sakit saat tangan Zarathos
masuk ke jantungnya,
“Kau harus
menerima ini pembangkang!!” Zarathos menarik kembali tangannya.
Sontak tubuh
Azul langsung roboh dan terlihat lemas. Rupanya Zarathos memasukan parasit
hitam ke jantung Azul. Parasit hitam adalah jenis mikroorganisme berbahaya dari
dunia Vanadis. Dengan fungsi tak ubahnya semacam bom waktu bila parasite itu
berhasil menguasai bagian tubuh inangnya dia akan membakar diri dan membuat
tubuh yang dihinggapinya meledak dan hancur berkeping-keping.
“Ini adalah
pelajaran bagi pemberontak seperti dia” Zarathos beteriak lantang kepada
seluruh pengikutnya.
“Lihat
dirimu Azul, kau masih berani melawanku?”
Azul
terlihat menahan sakit “Kurang ajar kau”
“Aku bisa
saja membunuhmu sekarang juga, Tapi aku masih memerlukan kekuatanmu”
“Begini
saja, kita akan buat kesepakatan kau harus turun ke bumi. Bunuh manusia
sebanyak mungkin dan aku akan memberikan penawar parasite itu” Zarathos kembali
berjalan menuju singgasananya
“Anggap saja
aku murah hati untuk mengampuni ketidak setiaaanmu”
“Baik
Baiklah Zarathos akan kulakukan yang kau minta” Azul memelas.
“Bagus
segera turun ke bumi”
Tubuh Azul
perlahan menjadi Cahaya hitam dan menghilang.
Apakah
Zarathos akan menepati janjinya? Ternyata semua itu hanya kebohongan belaka.
Zarathos tak akan mengampuni penghianat macam Azul. Suatu saat nanti dia akan
membiarkan tubuh Azul meledak sambil memporak porandakan dunia manusia.
………………………………………………………..
Di kediaman
keluarga Nouva
Budi
memberanikan dirinya datang ke rumah Nouva. Dengan ditemani oleh Raka, Budi
bermaksud meminta maaf atas segala perbuatannya dan ingin melamar pujaan
hatinya. Sebagai symbol ikatan cinta, Budi membawa sebuah cincin berlapis emas
yang sudah disiapkannya. Ketika membuka pintu, betapa terkejudnya ayah dan ibu
Nouva melihat Budi. Awalnya orang tua Nouva takut karena mereka beranggapan
bahwa Budi adalah beast yang berbahaya. Tetapi Raka dapat mencairkan suasana,
dia memberikan penjelasan pada orang tua Nouva tentang kondisi Budi saat ini.
Setelah meyakinkan mereka akhirnya Budi diizinkan untuk bertemu Nouva. Tapi
apakah Nouva mau bertemu dengan Budi?
Nouva
mengurung diri di kamarnya, hatinya masih sakit karena Budi meninggalkannya
waktu itu. Dengan penuh kesabaran Budi membujuk Nouva untuk keluar.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya Nouva keluar dari kamarnya. Budi
segera membungkukkan badan dan mencium tangannya yang halus. Dia mengakui
segala kesalahannya dan menunjukan cincin emas yang cantik sebagai tanda
lamarannya.
Entah
perasaan Nouva terasa campur aduk. Antara sebal dan terkejut, Setelah
menunjukan kesungguhan Budi akhirnya Nouva menerima pinangannya. Budi segera
menyematkan cincin emas ke jari manis Nouva. Selanjutnya lamaran sederhana itu
disambut dengan suka cita baik orang tua Nouva dan Raka.
Ditengah
suasana gembira itu, tiba-tiba ponsel Raka bordering. Dia mendapatkan kabar
bahwa Beast tengah membajak sebuah kereta. Tak ingin merusak acara lamaran
Budi, Raka akhirnya berangkat sendiri untuk melawan Beast.
………………………………………………………..
Di salah
satu sudut kota, sebuah kereta tengah melaju cepat. Diketahui masinis kereta
telah tewas akibat serangan Beast. Saat ini para prajurit Beast telah menguasai
lokomotif dan berencana menabrakkan kereta itu di stasiun pemberhentian
terakhir. Ternyata kekacauan itu didalangi oleh Azul, Dengan bengis dia tak
segan-segan menyakiti dan menyandera penumpang yang ada di dalamnya.
Untuk
mengamankan jalur kereta maut, polisi sudah mengunci posisi kereta. Sebagai
Bhayangkara, Raka ditugaskan untuk menghentikan laju kereta sebelum menabrak
stasiun. Ini adalah saat yang tepat untuk menguji kekuatan Armor Mark III dan
Motor tempur Pegasus. Dengan kecepatan Pegasus, Bhayangkara berusaha mengejar
kereta maut. Demi menempuh jalur terdekat Pegasus melaju menghindari kendaraan
yang melintasi jalan raya. Untunglah Pegasus didesain untuk mampu bermanuver dengan
cepat dan mampu melintasi medan yang sulit. Akhirnya setelah sampai di jalur
bebas hambatan Bhayangkara dengan leluasa untuk mengejar Kereta.
Turbo
Booster diaktifkan untuk mempercepat laju Pegasus. Ketika posisinya cukup dekat
dengan gerbong belakang Bhayangkara segera mengaktifkan system kemudi otomatis
pada Pegasus dan Bhayangkara segera melompat masuk menuju kereta. Disana
Bhayangkara segera menghajar Beast yang menyandera penumpang. Kekuatan armor
Mark III memang meningkat . Untuk melumpuhkan prajurit beast rendahan
Bhayangkara hanya perlu melakukan sekali gerakan efektif. Tak butuh waktu
lama bagi Bhayangkara untuk mengamankan keadaan gerbong belakang. Saatnya untuk
menuju gerbong berikutnya.
Ketika
sampai di gerbong selanjutnya, Bhayangkara terkejut melihat kursi penumpang
yang kosong. Tak tampak seorangpun dalam gerbong itu. Ketika Bhayangkara
bergerak kedepan alangkah terkejutnya dirinya saat mengetahui beberapa prajurit
beast tengah memotong besi penyambung gerbong.
Rupanya para
beast itu berencana melepaskan gerbong yang di selamatkan oleh Bhayangkara.
Dengan satu tebasan pedang akhirnya besi penghubung berhasil dihancurkan kereta
melaju meninggalkan gerbong belakang. Tak kurang akal Bhayangkara melepaskan
tembakan tali kearah kereta di depannya. Dengan tali itu dia berhasil melompat
ke atas gerbong kereta.
Azul geram
menyaksikan hal itu, diapun segera bergegas naik kea tap kereta.
“Lagi lagi
Manusia kaleng, Sekarang kau harus mati ditanganku!!!”
“Azul, kau
rupanya. Aku sudah menunggu saat yang tepat untuk bertarung denganmu dan inilah
saatnya”
Bhayangkara
bersiap untuk melawan Azul. Pertarungan sengit terjadi diatas gerbong kereta.
“Akan
kupatahkan tulangmu seperti sebelumnya” ancam azul sambil mencengkeram tubuh
Bhayangkara.
“Tak akan
semudah itu keparat” Bhayangkara melepaskan cengkeraman Azul dan menghantamkan
tinju ke wajahnya. Azul pun membalas dengan tendangan berputar . Bhayangkara
terhuyung mundur dan hampir terjatuh dari kereta. Dia berhasil meraih tangannya
ke salah satu tiang gerbong.
“Mati kau
manusia bodoh” Azul menginjak – injak tangan Bhayangkara agar dia terjatuh dan
dilindas oleh kereta maut. Untuk melumpuhkan serangan Azul, Bhayangkara segera
mengeluarkan senjata pistol Dual Gun dan menembakkannya ke tubuh Azul. Azul
terjungkal namun dia masih bisa menjaga keseimbangan agar tetap berada di atas
gerbong kereta.
Bhayangkara
berhasil naik kembali ke atas gerbong, dia bergegas menghampiri Azul. Ketika
jarak mereka kian dekat kereta tengah memasuki terowongan gelap. Agar tidak menghantam
tembok terowongan Bhayangkara segera tiarap untuk berlindung. Sesudah melintasi
terowongan Bhayangkara terkejut ketika melihat Azul sudah menghilang dari atap
gerbong. Berdasarkan scan visornya Azul masuk kembali ke dalam gerbong dan
memancingnya untuk bertarung di dalam. Raka mengejar Azul ke dalam gerbong
kereta. Dengan memanfaatkan tubuh para penumpang Azul mendorong beberapa
penumpang kereta kea rah Bhayangkara sementara dia terus berlari kea rah
lokomotif.
Ternyata
jarak kereta dengan stasiun sudah semakin dekat. Azul memerintahkan para beast
untuk mempercepat laju kereta dan bersiap untuk menabrakkannya ke kereta lain
yang sedang berhenti di stasiun. Tentunya tabrakan itu akan menciptakan
ledakkan besar yang akan menewaskan banyak orang. Sungguh sebuah rencana yang
biadab.
Bhyangkara
terus mengejar Azul hingga menuju lokomotif utama. Mereka kembali terlibat
pertarungan sengit. Untunglah disaat yang tak terduga Cakra datang untuk
menolong Bhayangkara.
“Hey sobat,
apakah kau ingin bertarung sendiri?” Tanya Cakra sambil menebaskan Lightning
Sword kea rah prajurit Beast.
“Maafkan aku
sobat, aku tak ingin mengganggu acara pertunanganmu” jawab Bhayangkara sambil
menembakkan Dual gun kea rah beberapa Beast.
“tak perlu
sungkan, Nouva telah mengizinkanku untuk membantumu”
Azul marah
dengan kedatangan Cakra. Ini semakin mempersulit rencananya. Setelah
mengalahkan prajurit Beast, Bhayangkara meminta Cakra untuk berbagi tugas.
Cakra bertugas untuk menghentikan laju kereta dan Bhayangkara memancing Azul untuk
keluar dari kereta. Ketika Bhayangkara berhasil membawa Azul melompat
meninggalkan kereta, Cakra segera mengubah wujudnya menjadi Complete Form dan
dengan kekuatannya yang luar biasa Cakra berhasil menghentikan laju kereta maut
walaupun beberapa bagian gerbong sempat menabrak ujung lintasan. Para penumpang
berhasil diselamatkan oleh Satria Cahaya.
Beralih ke
pertarungan Azul dan Bhayangkara, kali ini waktu Azul semakin menipis rasa
sakit dijantung akibat efek parasite cukup mengganggu konsentrasinya. Kesempatan
ini dimanfaatkan oleh Bhayangkara untuk menghajar Azul. Dia ingat gerakan silat
yang dipelajari dari datuk Rajo Alam. Semuanya dapat dipraktekan dengan
sempurna untuk mengalahkan Azul.
“Rasakan ini
beast keparat” Bhayangkara melesatkan hantaman siku ke kepala Azul diikuti
dengan jurus tendangan beruntun. “Jangan pernah meremehkan kemampuan
manusia!!!”
Azul semakin
tak berdaya tubuhnya terasa akan meledak. “Walau aku harus mati akan kubawa kau
bersamaku di neraka”
Dengan
energy yang tersisa Azul mencengkram tubuh Raka dan bersiap untuk meledakkan
diri.
“Aku tak
akan mati bersamamu bodoh!!” Raka memotong kedua tangan Azul dengan
gergaji mesin yang keluar dari bagian tangan armornya. Melihat kondisi semakin
berbahaya Bhayangkara mengangkat tubuh Azul dengan tangannya dan melemparkannya
ke udara.
Setelah itu,
Bhayangkara mempersiapkan dual gun untuk serangan penghabisan.
“MAXIMUM
BLASTER SHOOT!!!” Raka menembakan tembakan beruntun sebelum tubuh Azul
menyentuh tanah dan akhirnya.
BLAAAAAMMMMM
!!!!!
Ledakan
hebat terjadi tatkala tubuh Azul hancur berkeping keping di udara. Akhirnya
Bhayangkara berhasil mengalahkan Azul dengan tangannya sendiri. Cakra bergegas
menghampiri Bhayangkara.
Armor Guard
Bhayangkara Mark 3 yang telah digunakan oleh Raka
“Kau bertambah
kuat sobat” Cakra melakukan toss kemenangan dengan Bhayangkara.
“Terima
kasih kawan, Form barumu juga terlihat keren” Bhayangkara balik memuji Cakra.
Akhirnya dua
pahlawan kembali dengan kekuatan baru.
To Be
Continued…………………………