='body-fauxcolumns'>

Tuesday 20 January 2015

Cakra Satria Cahaya - Episode 21

Oleh Andrie Firmansyah pada 22 Desember 2013 pukul 21:38

Raka yang menjalani pemulihan dari cedera mengalami perkembangan yang positif. Dibawah bimbingan gurunya Datuk Rajo Alam, dia telah pulih dan dapat melakukan aktivitasnya kembali. Walaupun menggunakan metode tradisional dan jauh dari system pengobatan modern Datuk dapat mengembalikan tulang rusuk yang patah menjadi seperti sedia kala. Tak cukup sampai disitu Raka meminta agar sang guru mau melatihnya kembali untuk menyempurnakan ilmu beladiri yang dia kuasai. Bertemu dengan guru yang sudah dianggap seperti orang tua sendiri memberikan kenangan yang mendalam bagi sang letnan.

Jauh beberapa tahun sebelumnya Raka kecil adalah putra seorang perwira yang sering ditugaskan di berbagai wilayah di negeri ini. Karena Seringnya Orang tua bertugas Raka tumbuh menjadi pribadi yang nakal dan selalu mencari perhatian. Setelah beranjak dewasa Raka tumbuh menjadi pemuda tampan yang sering menjalin kasih dengan gadis-gadis cantik di sekolahnya. Suatu saat Raka jatuh cinta kepada siswi baru bernama Nouva. Dengan kepandaian menaklukan hati wanita, tak mudah bagi Raka untuk mendapatkan cinta Nouva.

Setelah menjalin hubungan cukup lama, akhirnya hal yang menyedihkan terjadi. Saat musibah Tsunami yang melanda Aceh Raka mendapatkan kabar bahwa ayah dan ibunya meninggal saat bencana terjadi. Raka begitu terpukul atas kematian mereka. Raka mengalami depresi dan memilih untuk meninggalkan Nouva. Ia mulai sadar atas perbuatannya selama ini, Apalagi ketika dia mendapatkan kabar bahwa ayah dan ibunya meninggal ketika menyelamatkan nyawa penduduk desa di rumahnya membuat Raka tertegun. Dia sadar bahwa sang ayah memiliki jiwa heroic dan rela berkorban untuk orang-orang. Dalam masa pemulihan luka batin, paman Raka mengajaknya ke sebuah desa di Sumatera. Disana dia dititipkan kepada Datuk Rajo Alam yang mengajarkannya arti hidup dan makna menjadi seorang lelaki sejati.

Dibawah bimbingan Datuk Raka digembleng secara fisik dan mental. Dari segi ilmu beladiri Datuk yang dikenal menguasai beberapa aliran silat sekaligus ini melatih Raka menjadi seorang pendekar tangguh selain itu Datuk juga menanamkan nilai nilai luhur dalam kehidupan serta selalu berpesan agar menggunakan kemampuannya untuk menolong banyak orang. Sebenarnya datuk belum mengajarkan ilmu pamungkas silat kumayan. Dia berharap Raka suatu saat akan kembali kepadanya dan menurunkan rahasia ilmu silat kumayan setelah Raka melakukan perantauan. Dan akhirnya semua benar-benar terjadi, Sang murid telah kembali dari rantau dan bersiap untuk menerima warisan berharga dari sang guru.


…………………………………………..

Malam hari sebelum Raka kembali ke Jakarta, Datuk Rajo Alam akan melakukan latihan terakhir untuk menguji ilmu beladiri Raka. Seluruh murid dikumpulkan di halaman depan rumah Datuk, tempat dimana mereka mengadakan latihan. Sebagai ujian pertama Raka diperintahkan sang guru untuk melawan murid-murid lainnya.

Raka yang sudah berada di tengah lapangan diikuti oleh murid-murid datuk untuk menyerangnya secara bersamaan. Dengan skill yang matang Raka dapat dengan mudah menjatuhkan para murid. Datuk terkesan melihat kemampuan Raka yang jauh meningkat. Ketika semua murid berhasil dikalahkan Raka memberi hormat kepada sang guru.

“Bagus nak, kemampuanmu sungguh luar biasa” Datuk terlihat puas sambil mengelus jenggotnya.

“Terima kasih datuk, semua ini berkat ajaran anda” Raka mencium tangan datuk menunjukan rasa hormatnya.

“Tidak anakku, sebagai orang tua aku hanya memberikan sebagian hal yang aku punya, selebihnya kaulah yang mengembangkannya sendiri” jawab Datuk pelan.

“Baiklah, sebagai ujian terakhir aku sendiri yang akan melawanmu, jadi bersiaplah”

Datuk dan Raka berjalan menuju lapangan tengah, semua murid kembali ke pinggir lapangan dan duduk menyaksikan latihan terakhir antara Raka dan Datuk Rajo Alam.

Mereka saling memberi salam, tradisi yang umum dilakukan dalam beladiri Silat Kumayan. Kemudian Raka dan Datuk saling memasang kuda-kuda dan bersiap untuk menyerang.

Rupanya Raka memulai pertarungan dengan menyerang datuk terlebih dahulu. Dengan sigap datuk segera menepis serangan raka dan menjatuhkannya dengan sapuan kaki. Luar biasa, untuk sosok berusia lanjut seperti Datuk gerakannya masih cepat dan memiliki tenaga yang besar. Ketika tubuh raka menyentuh tanah Datuk segera melepaskan pukulan kea rah perut.

Reflek Raka langsung menepisnya dan melakukan gerak kuncian. Karena lebih berpengalaman Datuk dengan mudahnya melepas kuncian itu dan kembali melancarkan pukulan secepat kilat.

“Ingat Raka, fokuskan mata dan pikiranmu” suara datuk terdengar lantang.

Raka berhasil menangkap tangan datuk dan dengan bahunya dia berhasil mendorong tubuh Datuk hingga jatuh ke tanah. Namun Datuk dapat kembali berdiri dan memasang kuda-kuda.

“Selama ini kau terlalu mengandalkan kekuatan baju besimu nak, ingat untuk memperoleh kekuatan yang besar kau harus percaya pada kemampuanmu sendiri” Pesan datuk sambil kembali melesat menyerang Raka.

Kali ini tendangan mematikan diiringi serangan siku diarahkan dengan cepat oleh Datuk. Raka merasakan udara disekitarnya untuk membaca pola serangan sang guru. Akhirnya setelah berhasil menangkis beberapa serangan Raka mendapatkan momen yang pas untuk memotong serangan Datuk. Raka melepaskan pukulan tepat di bagian ulu hati Datuk dan akhirnya sang guru berhasil dijatuhkan.

“Cukup Raka, Bagus kau sudah memahami inti ilmu silat kumayan” kata datuk Rajo Alam sambil memegang perutnya yang sakit.

“Maafkan saya Datuk, anda tidak apa-apa?” Raka segera membantu gurunya untuk berdiri.


“Sudah, jangan khawatir aku taka pa-apa” jawab Datuk lirih.

Kemudian mereka saling duduk bersila berhadap-hadapan di tengah lapangan.

“Anakku Raka, rahasia ilmu silat kumayan adalah menyerang titik lemah lawan dengan cepat. Kau sudah belajar untuk memahaminya”

“Terima kasih datuk, ilmu saya masih belum seberapa dibandingkan anda” Raka merendah.

Datuk tersenyum dan kemudian tertawa lirih “Dengar nak, tujuanmu kembali kesini adalah untuk menyempurnakan ilmu silatmu bukan?”

Raka mengangguk “Betul datuk”

“Kau sudah menyempurnakannya, ingat sejak kau disini beberapa tahun lalu aku tahu kau memiliki bakat yang luar biasa. Dengan mudah kau bisa menguasai jurus-jurus yang ku ajarkan, maka dari itu aku menyuruhmu keluar dari perguruan untuk mengamalkan semua yang ku ajarkan”

“Ilmu yang sempurna tak akan berguna apabila tak didasari oleh keberanian untuk mengembangkannya, Ketika kau sudah sadar akan arti itu maka kau dapat menemukan jalan untuk menyempurnakan ilmu sesuai dengan kemampuan yang kau miliki”

Raka berusaha memahami petuah sang guru. Dia mulai sadar bahwa kesempurnaan ilmu yang dimaksud adalah rasa percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya. Akhirnya latihan malam itu ditutup dengan perpisahan Raka dengan adik-adik seperguruannya. Keesokan paginya sang letnan mohon pamit kepada Datuk untuk kembali ke Jakarta.

Dalam lubuk hati Raka dia memegang teguh petuah sang guru.

…………………………………


Sekembalinya di Jakarta Raka langsung menghadap atasannya komisaris Ghazali. Sebelum ke ruangan pak komisaris, Raka dihadang oleh sosok wanita cantik.

“Maaf letnan, anda sudah kembali ya?” Tanya wanita itu sedikit ketus.

“Wah, ada juru rawat cantik disini. Kangen padaku ya” Raka menjawabnya dengan penuh canda.

“Eeh enak aja, aku kesini untuk meminta pertanggung jawabanmu karena kau sudah mengabaikan laporan cek kesehatan dan kabur dari rumah sakit seenaknya”

“Oh begitu, iya deh maaf. Jangan cemberut dong, aku memang sengaja keluar dari rumah sakit tanpa memberi tahumu. Tapi sekarang aku kan sudah sembuh liat nih…” Raka menggerakan tubuhnya seperti biasa seolah tak pernah mengalami cedera patah tulang.

Juru rawat itu terheran melihat kondisi Raka “Lho kok bisa sembuh secepat itu? Berobat kemana kamu? Ke dukun yah?”

“Enak aja, ya udah deh nanti kujelaskan waktu makan malam sama kamu. Aku mau ketemu komandan nih”

“baiklah akan ku atur laporan cek kesehatanmu nanti. Ingat jemput aku jam tujuh malam yah”

“oke sayang”

Wanita itu adalah Alena, kepala juru rawat yang merawat Raka saat mengalami cedera di rumah sakit. Melihat sikapnya yang baik dan perhatian Raka tertarik kepadanya. Walaupun sedikit bawel dan cerewet namun Alena memiliki sikap keibuan yang didambakan oleh Raka. Akhirnya sang letnan sempat mengutarakan rasa cintanya di rumah sakit sebelum dia pergi menemui datuk. Kini Raka telah memiliki tambatan hati baru yang mewarnai hari-harinya.

Setelah berbincang dengan Alena, Raka langsung menghadap komisaris Ghazali di ruangannya. Awalnya komisaris akan menjatuhkan sangsi kepada letnan karena mengabaikan perintahnya untuk istirahat total. Tapi karena Raka berhasil meyakinkan komisaris dengan kondisi kesehatannya maka beliau menunda sangsi-nya dan segera menyuruh Raka untuk focus mencoba armor BHAYANGKARA baru MARK III yang sudah diselesaikan oleh Dr. Ale. Raka yang sudah tak sabar menjajal MARK III segera menuju ruang uji senjata.

……………………………………………….

Di ruang uji senjata Dr. Ale sudah menanti Raka. Ilmuwan berdarah papua itu menunjukan kepada Raka struktur armor MARK III. Ada perbedaan signifikan dari MARK III dibandingkan dua armor sebelumnya. Desainnya lebih kokoh dengan struktur logam tahan banting. Ini disengaja karena melihat pertarungan terakhir Bhayangkara dengan Azul struktur Logam MARK II terlihat rapuh di beberapa bagian. Selain itu sumber energy Crysallium juga dilengkapi dengan filter pelindung yang tak mudah bocor. Semua dilakukan untuk menjamin keselamatan pemakainya.
  
 
Armor Guard Bhayangkara 3 yang telah siap uji coba.
Selain Armor Mark III, Dr. Ale juga memperkenalkan kendaraan baru kepada Raka. Sebuah Sepeda Motor dengan tampilan futuristic Roadfighter Type 2455 dengan kodenama : PEGASUS. Dilengkapi dengan fitur turbo booster untuk memaksimalkan kecepatan dan system senjata yang canggih. Melihat beberapa “Mainan” baru di hadapannya Raka sangat antusias sekali untuk mencoba Mark III dan Pegasus. Apalagi didukung dengan kondisinya yang prima setelah menjalani latihan Raka mampu menjalani tes simulasi dengan rangking yang memuaskan. Kali ini Raka benar-benar ingin membuat perhitungan dengan Azul. Beast yang telah membuatnya cedera, Suatu hari dia berharap dapat menghabisi Azul dengan tangannya sendiri.
 
Raka dan Road Fighter Type-2455
Setelah menjalani serangkaian tes, malam hari Raka memenuhi janjinya untuk berkencan dengan Alena. Mereka mengadakan makan malam romantic di sebuah restoran masakan eropa. Kali ini Raka benar-benar serius menjalin hubungan dengan Alena. Dia merasa usianya sudah cukup matang untuk berkeluarga. Alena menyambutnya dengan senang hati dan mereka berdua tampak bahagia malam itu.
Ketika Raka kembali ke rumahnya, dia terkejut sosok sahabat telah menanti di depan pintu. Dia adalah Budi Prawira. Raka segera terlibat perbincangan dengan Budi, Disana Budi menceritakan kepada Raka tentang jati dirinya dan keberhasilannya dalam mengendalikan sisi Beast dalam tubuhnya, pertemuan dengan ayahnya, serta kekuatan baru yang dia peroleh. Satu hal lagi yang diminta Budi, Ia ingin mengajak Raka untuk menjadi saksi dalam melamar Nouva. Budi ingin meminta maaf atas kesalahannya selama ini dan dia sudah bertekad untuk menjadikan Nouva sebagai pendamping hidupnya.
………………………………………..
Di Secret Mansion
Zarathos yang tengah duduk di singgasana SacretMasion.
Zarathos merasakan kekuatan yang terpancar dari Cakra jauh lebih kuat dari sebelumnya. Dia merasakan takdir pertarungan diantara mereka berdua akan segera dimulai. Selain itu Zarathos juga memerintahkan Zarc untuk segera menyelesaikan Pilar kegelapan. Dia sudah tak sabar untuk menghancurkan bumi dengan alat itu. Zarc dan Betrix terlihat bersemangat untuk menyelesaikan pengerjaan pilar kegelapan namun tidak dengan satu orang. Azul adalah orang yang tidak menyukai segala rencana itu. Dia merasa raja Zarathos yang telah lama dinantikan tak ubahnya hanya bersemayam di tubuh manusia biasa. Dia merasa Reputasinya sebagai Beast hancur karena diperintah oleh seorang manusia. Suatu saat dia berencana untuk memberontak dan mengalahkan Zarathos agar dia bisa menjadi raja.
Bibit penghianatan dalam tubuh Deadly Three akan segera dimulai.
Azul yang mulai menampakkan kebencian pada Zarathos 
To Be Continued……………………………