Budi
berhasil diselamatkan oleh sosok berjubah putih yang tak lain adalah utusan
Cahaya. Perlahan Budi membuka mata dan tersadar dari pingsannya.
“Dimana
ini?” Budi melihat suasana di sekitarnya berwarna putih dengan cahaya yang
menghangatkan tubuhnya. Dihadapannya Utusan Cahaya tengah berdiri sambil
melakukan meditasi.
Utusan Cahaya, Master Arashi
Dengan kekuatan baru sang satria cahaya bersiap menghalau kegelapan.
https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-20/1417873385116376
Utusan Cahaya, Master Arashi
“Hah,
rupanya kau Utusan Cahaya?
“Betul, ini
aku dan kau sekarang berada di Limbo”
“Limbo?”
“Limbo
adalah alam yang menjadi batas antara dunia yang nyata dan tidak nyata” Kata
utusan Cahaya sambil memejamkan mata.
Perlahan
Utusan cahaya membuka matanya dan menghentikan meditasinya. Dia membuka
kerudung yang menutupi wajahnya. Tampak sosok pria berusia awal lima puluh
tahunan dan memiliki rambut berwarna perak. Sosok aura penuh wibawa terpancar
dari tubuhnya.
“Aku sudah
mengetahui semua yang terjadi padamu”
Budi
tertunduk, wajahnya keliatan muram “Ya, kini ku tahu aku adalah Beast, Selama
ini kau memberikanku kekuatan sebagai Satria Cahaya dan aku telah banyak
mengalahkan Beast yang mengganggu ketentraman manusia”
“Apa maksud
semua ini?” Budi memandang utusan cahaya dengan tatapan mata yang tajam.
“Semua sudah
takdirmu” jawabnya singkat.
“Takdir
katamu? Sungguh ini benar-benar konyol dan aku tak menerima semua ini” Budi
memalingkan wajahnya dan berdiri membelakangi utusan cahaya.
“Ingat,
kenapa Lightning Changer sudah berada denganmu saat kau masih bayi?”
“Karena alat
itu adalah media yang kugunakan untuk menyegel sisi beast dalam dirimu. Ketika
Lightning Changer dihancurkan oleh zarathos, amarah dalam tubuhmu mendorong
perubahan itu”
“Kenapa,
Kenapa kau tau semua tentang ini?”
“Karena aku
adalah ayahmu”
“apa?” Budi
terhenyak mendengar perkataan dari utusan cahaya.
“Ada cerita
yang harus kau dengarkan nak” Utusan Cahaya menepuk bahu budi. Seketika
pandangan di sekelilingnya berubah menjadi sosok alam yang terpancar indah.
Penuh dengan bangunan bergaya unik dan pepohonan hijau di sekelilingnya.
Utusan
Cahaya memulai ceritanya:
Yang dilihat
Budi sekarang adalah sebuah kota yang berada di Vanadis. Vanadis sendiri adalah
salah satu dari ribuan semesta yang ada di dunia pararel. Ribuan tahun lalu
Vanadis hidup tenang dan damai. Kaum yang tinggal didalamnya dikenal sebagai
kaum Vargan. Mereka berbeda dengan manusia biasa karena dapat mengubah wujudnya
menjadi makhluk yang jauh lebih kuat. Dalam dunia manusia sosok itu dikenal
sebagai Beast. Sebenarnya kaum vargan adalah sosok yang cinta damai namun
semuanya berubah tatkala ambisi dari penguasa lalim bernama Zarathos. Dengan
kekuasaannya Zarathos menginginkan untuk menguasai seluruh semesta yang ada.
Hal ini memicu perang besar (Great War) antar berbagai ras di dunia pararel.
Dalam perang
itu, Vanadis mengalami perubahan drastis. Tanah yang tadinya subur berubah
menjadi tandus dan gersang. Yang menyedihkan, Kaum Vargan hamper musnah menjadi
korban pembantaian Zarathos. Mereka terpecah menjadi dua kubu, yang satu ingin
menghentikan ambisi Zarathos dan bergabung dengan ordo pejuang cahaya dan yang
lainnya mereka yang loyal kepada Zarathos dikenal sebagai pengikut
kegelapan. Elder Argol menjadi pemimpin pejuang cahaya, untuk menambah
kekuatan dalam menghadapi Zarathos, Argol menciptakan Lightning Changer yang
mampu mengubahnya menjadi sosok Satria Cahaya CAKRA. Untuk menandingi kekuatan
Argol, Zarathos juga menciptakan tiga mustika yang mampu mengubahnya menjadi satria
kegelapan.
Setelah
terjadi pertempuran yang cukup lama, akhirnya Zarathos berhasil dihancurkan
oleh Argol. Walaupun secara fisik tubuhnya telah hancur tetapi jiwa Zarathos
akan terus hidup dan mencari tubuh yang tepat guna mewujudkan kembali rencana
jahatnya menguasai seluruh semesta. Untuk sementara Vanadis berada dalam
kedamaian. Beberapa tahun kemudian Vanadis mulai dilanda kekacauan. Seorang
loyalis Zarathos bernama Zarc berhasil menyusup kedalam dewan pemerintahan. Dia
menghasut para dewan dan mengajukan rencana untuk menggulingkan kekuasaan
Argol.
Argol yang
saat itu sudah berusia senja mewariskan Lightning Changer kepada putranya
satu-satunya, Arashi. Setelah menyalurkan semua energinya kepada Arashi, Argol
akhirnya meninggal dunia. Sedangkan kondisi Vanadis semakin kacau Arashi datang
untuk menghentikan Zarc. Pertarungan terjadi antara Zarc dan Arashi membawa
kehancuran bagi Vanadis. Namun Zarc sudah menyiapkan rencana, dengan pilar
kegelapan dia berhasil berpindah ke semesta lainnya dan itu adalah bumi. Suatu
saat Zarc akan membangun Vanadis kembali dengan kekuatannya dan sekaligus
membangkitkan raja Kegelapan dari tidur panjangnya.
Arashi
berhasil mengejar Zarc sampai ke bumi, dalam pelarian itu Zarc menjatuhkan tiga
mustika milik Zarathos sehingga tersebar di berbagai penjuru. Karena kondisi
bumi yang berbeda dengan Vanadis Argol dan Zarc harus menyesuaikan diri. Zarc
tetap hidup dan membaur dengan kehidupan manusia. Selain itu dia juga membawa
Genome Cell (Intisari kelahiran Kaum Vargan pengikut Zarathos) dan
membiakkannya menjadi sosok Beast. Salah satu yang terkuat adalah Azul dan
Betrix dan yang lainnya menjadi Beast yang sering mengganggu kehidupan umat
manusia.
Sedangkan
Arashi yang menyadari bahwa dia tak bisa kembali ke Vanadis menyamar menjadi
manusia biasa. Dia jatuh cinta kepada wanita bumi dan menikah. Dari hasil
pernikahannya dia dikaruniai seorang bayi laki-laki. Kebahagiaan mereka tak
berlangsung lama, Ketika Zarc berhasil menemukan keberadaan Arashi dia
bermaksud untuk membunuhnya, tak hanya itu dia juga berencana melenyapkan nyawa
istri Arashi dan bayi laki-lakinya. Arashi menahan serangan Zarc dan menyuruh
istrinya untuk melarikan diri. Tak lupa dia membawakan Lightning Changer kepada
sang bayi dengan harapan ketika dewasa nanti dia akan melanjutkan perjuangannya
sebagai Cakra satria cahaya. Dalam pertarungan yang tak seimbang Zarc berhasil
mengalahkan Arashi. Kemudian Zarc memburu istrinya, Merasa terdesak akhirnya
istri Arashi meninggalkan bayinya di pintu sebuah panti asuhan. Tak lama
kemudian istri Arashi berhasil ditemukan oleh Zarc dan dibunuhnya.
Jiwa Arashi
akhirnya menjelma menjadi utusan Cahaya, sosok yang memimbing Budi untuk
menguasai kekuatan Cakra. Karena Budi memiliki darah campuran antara ras Vargan
dan manusia bumi tentunya sewaktu-waktu dia dapat berubah menjadi beast. Untuk
menghindari hal itu dia harus menggunakan lightning Changer untuk menyegel sisi
beast dalam dirinya.
……………………………………………..
Budi
termenung setelah mendengarkan penjelasan dari utusan cahaya. Dia tak menyangka
kekuatan yang dia dapat selama ini berasal dari semesta lain dan dia telah
digariskan sebagai salah satu Ras vargan yang tersisa. Walaupun berdarah
campuran Budi memiliki tanggung jawab untuk menjaga dunia manusia dari
kehancuran yang disebabkan oleh Zarathos. Semuanya dilakukan karena dia merasa
dibesarkan oleh manusia bumi, dan mencintai segala sesuatu yang ada didalamnya.
"Baiklah
ayah, sekarang apa yang harus kulakukan untuk menghentikan Zarathos. Aku sudah
tak bisa berubah menjadi Cakra dan Lightning Changer sudah dihancurkan
olehnya"
"Dengar
nak, jika kau menganggap lightning Changer hanyalah sebuah benda yang mudah
dihancurkan maka kau salah"
"Kau
belum sepenuhnya percaya pada hatimu, jika kau sudah percaya dengan hati dan
pikiranmu kau dapat memperoleh kekuatanmu kembali"
"Percaya
pada hatiku?" Budi mencoba memahami perkataan ayahnya.
"Sebagai
seorang guru kau berhasil menanamkan motivasi yang baik bagi anak didikmu, tapi
kau gagal ketika menerima kenyataan bahwa dirimu adalah seorang Vargan"
"Kau
memilih untuk menjauh dari sahabatmu, kekasihmu. Padahal mereka sangat berharap
kau untuk kembali"
"Dari
doa dan harapan merekalah kau harus bangkit anakku"
"Bangkit
dan raih kembali kekuatan itu bahkan kau bisa jadi lebih hebat dari sebelumnya.
Dengan itu, kau bisa menghentikan kehancuran yang akan terjadi"
Budi
terbakar semangatnya ketika mendengarkan penjelasan dari ayahnya. Dia bertekad
akan memperoleh kekuatannya kembali.
Sebagai
jalan untuk mengembalikan kekuatan Cakra, utusan Cahaya membawa Budi ke sebuah
tempat bernama ruang ketahanan. Di tempat itu Budi akan menjalani latihan untuk
menguji kekuatannya baik mental maupun fisik.
Disana dia
juga belajar untuk mengendalikan wujud beastnya, menahan rasa amarah yang mampu
membuatnya kehilangan kendali. Semua memang tak mudah, namun itu butuh proses.
Dalam ruang
ketahanan budi harus menghadapi puluhan prajurit beast. Meski Budi sudah bisa
mengontrol wujud beast tapi dia harus tetap fokus dalam menghadapi mereka.
Satu persatu
prajurit berhasil dikalahkan oleh Budi, dan pada akhirnya prajurit terakhir
hancur dengan serangan terkuatnya. Setelah semuanya selesai cahaya keemasan
menyelimuti tubuhnya dan mengembalikan lagi wujudnya menjadi manusia.
Energi Budi
terasa semakin meningkat tatkala cahaya itu merasuk dalam tubuhnya. Perlahan
sinar terang muncul dari pergelangan tangan kanan-nya. Semakin terang dan
akhirnya berubah menjadi benda yang selama ini dia gunakan untuk berubah
menjadi Satria Cahaya, Lightning changer telah kembali.
Wujud Tiger
Beast yang perlahan berubah menjadi Budi Prawira dan kembali menjadi Cakra Satria
Cahaya.
Wajah budi
langsung ceria ketika memandang Lightning Changer yang terpasang di tangan
kanannya.
"Bagus
anakku kau telah dapatkan Lightning Changer-mu kembali" Suara utusan
Cahaya terdengar menggema.
"Terima
kasih ayah" Budi tersenyum sambil menatap ke langit.
"Latihanmu
belum selesai nak, kau harus menghadapi lawan yang jauh lebih kuat"
Perlahan
sinar gelap mengelilingi Budi dan sinar itu berubah menjai sosok beast yang
pernah dikalahkannya. "Apa? mereka hidup lagi?" Budi tak percaya
dengan yang dilihatnya. Tampak beast seperti Gilldos, Necrid, Arameth, Draculus
bersiap untuk menyerang Budi.
"Percaya
pada kekuatanmu nak, Kalahkan mereka" Suara utusan cahaya kembali
terdengar.
Budi segera
segera mengaktifkan Lightning Changer dan berubah menjadi CAKRA satria cahaya.
"LIGHTNING
SWORD!!!" Cakra mengeluarkan senjata andalannya dan segera bertarung
sengit dengan puluhan beast yang mengeroyoknya.
Uzza menjadi
Beast pertama yang merasakan tebasan lightning Sword milik Cakra. Kemudian
diikuti dengan Kreia, Vixor dan beberapa beast lainnya. Cakra bertarung dengan
penuh percaya diri dalam benaknya terbayang wajah orang-orang yang dicintainya.
Demi mereka Cakra akan menjadi kuat.
"LIGHTNING
BLOW!!", Cakra menghempaskan tinjunya ke tanah dan perlahan muncul ledakan
dari dalam tanah yang menghancurkan beberapa Beast sekaligus.
Walaupun
banyak yang hancur, beberapa Beast yang tersisa tak menyurutkan langkahnya
untuk menggempur Cakra.
Ketika
mereka berlari menuju Cakra, dia telah bersiap dengan kuda-kuda untuk serangan
penghabisan.
"LIGHTNING
CRUSHER!!!!" Cakra mengeluarkan tendangan maut andalannya dan serangan itu
meledakkan seluruh Beast yang ada.
"Kau
semakin kuat anakku, sekarang aku akan memberikan Kristal Vargan kepadamu.
Utusan Cahaya melepas kristal merah yang terpasang di jubahnya dan dengan
kekuatannya utusan Cahaya memasukan kristal itu ke tubuh Cakra. Cakra merasa
kesakitan tatkala kristal vargan mulai bersinergi dengan tubuhnya. Akhirnya
tubuh Cakra kembali diselimuti cahaya keemasan yang membungkus tubuhnya dan
ketika cahaya itu sirna Cakra mendapatkan wujud baru (COMPLETE FORM).
Wujud Armor
Cakra Complete Form
Helmet Cakra
kini dihiasi mahkota Vargan yang berwujud sayap keemasan dengan jade visor
merah menyala. Bagian dadanya terpasang Kristal Vargan yang dilindungi oleh
ornamen armor berwarna keemasan. Sungguh Cakra terlihat semakin perkasa dengan
form barunya.
"Kristal
vargan adalah lambang kejayaan bangsa kami, sekarang kau adalah putra
satu-satunya dari ras vargan yang berhak mewarisi kristal itu. Untuk menguji
kekuatan barumu kau harus mengalahkan Gigantor"
"Gigantor
siapa dia?"
Utusan
cahaya tak menjawab pertanyaan Cakra dan perlahan menghilang.
Tiba-tiba
tanah yang dipijak Cakra bergetar hebat. Sosok tangan raksasa muncul dari dalam
tanah dan diikuti oleh beberapa bagian tubuh lainnya.
"Jadi
ini Gigantor"
Gigantor
adalah makhluk raksasa yang harus dihadapi untuk menyempurnakan kekuatannya.
Cakra yang
naik keatas tubuh Gigantor
Gigantor
mengarahkan kakinya ke arah Cakra dan bersiap untuk menginjakknya. Dengan
kecepatannya Cakra berhasil menghindar. Kali ini Gigantor menggunakan tangannya
yang besar untuk menelan Cakra..
"LIGHTING
SABER!!!" senjata baru milik Cakra yang merupakan hasil evolusi dari
Lightning Sword. Bentuk pedangnya menjadi jauh lebih besar, uniknya pedang itu
bisa berubah menjadi sembilan pedang yang berbeda.
Cakra yang
berada dalam perut gigantor harus bertarung dengan makhluk-makhluk mengerikan
yang berada di dalamnya. Lightning saber sangat membantunya dalam mengalahkan
makhluk penghuni tubuh Gigantor. Cakra memecah Lightning Sword menjadi sembilan
pedang dan dengan kekuatan telepatinya dia mengarahkan pedang-pedang itu untuk
menebas penghalang yang ada.
Lightning
Saber 9 Pedang Cahaya
Gigantor
mengerang kesakitan karena isi perutnya dihancurkan oleh Cakra. Akhirnya
setelah berhasil menemukan jalan keluar Cakra berhasil keluar dengan merobek
perut Gigantor.
Raksasa itu
roboh dan meraung sekerasnya. Cakra memanfaatkan kondisi itu untuk membawa
sembilan pedang cahaya ke arah kepala Gigantor. Cakra berpijak pada bilah
pedang untuk membantunya melompat tinggi dan akhirnya dia sampai tepat di
kening Gigantor.
Cakra segera
menyatukan sembilan pedang cahaya menjadi Lightning Saber dan menghujamkannya
ke kening raksasa itu.
Gigantor
menjerit kesakitan sebelum akhirnya roboh. Sedangkan Cakra berhasil melompat
dengan selamat. Sungguh pertarungan yang menegangkan.
..............................................
Sekejab
Cakra berpindah dari ruang ketahanan menuju Limbo. Disana utusan cahaya sudah
menyambutnya. Cakra mengubah wujudnya kembali menjadi budi Prawira.
"Ayah
sekarang aku mulai memahami perkataanmu"
"Kau
berhasil menyelesaikan latihanmu, Ayah bangga kepadamu"
Secara
perlahan tubuh utusan cahaya mulai menghilang.
"Ayah,
ada apa ini?" Budi heran melihat kondisi itu.
"Tegarkanlah
dirimu nak, tugas ayah telah berakhir. Kau sudah menjadi sosok satria yang
sebenarnya"
"Ingat
nak, jagalah kekuatan itu dan tetap percaya pada kekuatan cahaya" Utusan
Cahaya menepuk bahu budi.
Menyadari
bahwa ayahnya akan segera pergi untuk selama-lamanya Budi memeluk erat tubuh
ayahnya dan meneteskan air matanya. Jauh di lubuk hatinya dia ingin
menghabiskan waktu dengan ayah yang tak pernah dikenalnya sejak kecil.
"Ketika
kau percaya, seseorang yang menjadi pelengkap hatimu akan membantu cahaya
kembali bersinar mengalahkan kegelapan. Maka bersatulah, demi masa depan yang
cerah" Itulah pesan terakhir utusan cahaya sebelum jiwanya terbang tinggi
menuju nirwana.
https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-20/1417873385116376