Tidak terasa
sejak mulai tayang di RCTI pada 30 Juni yang lalu, Bima Satria Garuda akan
segera berakhir...
Total 26
episode dari season pertama memang masih akan tayang sampai 22 Desember 2013,
tapi shooting episode itu sudah berakhir HARI INI! Ya, hari ini seluruh aktor
dan kru produksi sudah menjalani shooting hari terakhir. Setelah itu akan
lanjut ke pasca produksi, seperti VO (Voice Over), pembuatan CGI, dan editing.
Tulisan
ketiga saya tentang BSG kali ini seperti biasa tidak akan membahas detail
tentang apa yang dilihat dari hasil tayang (cerita, jurus, kekuatan, karakter,
dst-dst.), tapi lebih ke info-info menarik tentang pembuatan Bima Satria Garuda
itu sendiri.
Saya mau
flashback sedikit ke bulan Mei tahun ini saat Reino R. Barack, RCTI,
IshimoriPro, & Itochu mengadakan konferensi pers untuk pertama kalinya...
Sebelumnya saya sudah dengar selentingan tentang BSG, sudah beredar sedikit
demi sedikit bocoran gambarnya, tapi saya belum terlalu peduli, karena masih
konsen pada kerjaan (transisi dari Trans7 ke VENUE Magz).
Waktu di
Trans7, saya hampir jarang ada di Jakarta, lebih sering di hutan &
pedalaman, jadi jarang bisa online terus untuk update informasi. Tapi setelah
di majalah, otomatis lebih sering di Jakarta, bisa bermacet2x ria & nonton
TV dengan lebih teratur... Dari sisi ke-kepo-an juga lebih mudah untuk cari tau
tentang BSG, karena kebetulan kantornya Reino cuma 1 blok aja dari kantor saya,
bahkan ruangannya pun juga bisa keliatan dari jendela kantor :P
Tapi karena
sejak zaman dahulu kala saya sudah suka tokusatsu, kemampuan kerja sama dan
produksi tokusatsu "pertama" di Indonesia ini sukses mencuri
perhatian saya.
RATING &
SHARE
share bsg
s/d eps.20
Kita mulai
dari Rating & Share. Sebetulnya informasi ini tidak untuk dipublikasikan ke
umum, karena manfaatnya buat umum bisa dibilang tidak ada. Saya mengibaratkan
rating & share itu seperti pisau Victorinox atau pisau MacGyver, bisa
berguna maksimal cuma buat yg butuh & biasa menggunakannya. Buat orang
awam, paling cuma jadi gantungan kunci atau bukaan botol, padahal kegunaannya
masih jauh lebih banyak, begitu juga informasi rating & share. Intinya
rating & share itu bermanfaat untuk analisa internal dari sebuah program.
Bagaimana kondisinya & apa yg harus dilakukan untuk perbaikan ke depan,
dalam hal ini meningkatkan jumlah penonton & pemasukan iklan. Karena
semakin banyak jumlah penonton, semakin tinggi rating & share, semakin
tinggi pula harga jual iklannya. Dengan kata lain, kalau mau pasang iklan di
program yg rating & share-nya tinggi, tentunya jauh lebih mahal dari
program yg ga'ada penontonnya.
Trus kenapa
saya published rating & share-nya Bima?
Karena saya
penasaran, di awal2x episode Bima, serial ini JELEK!
Backsound
ga'jelas, foley parah, cerita juga terasa kelaman, akting, dll. okay sudah
bagus & takjub dengan hasil tayangnya, tapi belum bisa dibilang bagus.
Karena masih
punya banyak teman di TV, saya cari tahu lah berapa rating & share Bima,
ternyata memang turun sesuai perkiraan saya...
Untungnya
Pak Reino dan tim produksi sangat menyadari kekurangan ini. Mereka mendengarkan
masukan dan sudah melakukan banyak perubahan. Yang paling signifikan mungkin
dari penulisan cerita & suit actor Jepang yg dimulai dari eps. 15-16. Sejak
saat itu Bima berubah.
Dan melalui
perilisan grafik share ini, saya juga mengkampanyekan untuk "Tonton Bima
langsung di TV!"
(jangan
mengandalkan downloadan youtube)
Karena
walaupun Bima bisa hidup dari Intellectual Property/ bisnis lisensing/
penjualan mainan dsb. tapi tetap penilaian sukses/ lanjut/ tidak suatu program
TV adalah dari rating & sharenya. Kalau selama ini kita selalu dengar
budget 1 episode Bima itu bisa bikin 1 film, kalau ratingnya tinggi, perusahaan2x
yg mau pasang iklan di Bima berarti harus bayar mahal, semakin mahal lagi kalau
rating & sharenya bisa tetap terus naik. Bukan tidak mungkin di season dua,
yg mau pasang iklan harus bayar 2-3 kali lipat. Dan tentunya Bima bisa dapat
kucuran dana lebih banyak untuk meningkatkan kualitasnya...
(lebih
banyak budget buat kostum, gadget, efek, karyawan, dll.)
Jadi, kalau
bisa nonton langsung di TV, mending nonton langsung aja deh...
Kalau perlu
ajak tetangga, teman, saudara, enyak, babe, ngkong, encing, untuk nonton BSG
tiap Minggu pagi.
Terbukti
kampanye ini berhasil, seiring dengan peningkatan kualitas, (RCTI juga mulai
rajin merazia video youtube) rating & share meningkat, berhasil menembus
angka 20. BSG sudah dipergunjingkan semua stasiun TV. Program anak, di pagi
hari, tapi harga iklannya bisa semahal program keluarga di jam Prime Time.
KEPO
(kepengen tahu) #1
sebelum
masuk ke portal
Sejak tau
BSG dengan segala konsepnya, saya langsung setuju dan sejalan dgn pemikiran
kreatornya. Ini bukan cuma idealisme tapi juga butuh konsep bisnis yg jelas
sebagai penunjangnya. Dan BSG bukan tanpa kendala. Dari Pak Reino sendiri, juga
dari beberapa orang kru, bisa diketahui kalau memproduksi serial ini butuh
perjuangan. Bima itu pernah "bakar" episode, pernah kejar tayang
sampai sebegitunya, sampai ada episode yang baru selesai beberapa jam saja
sebelum jadwal tayangnya, ada yg bikin cerita dadakan karena jalanan macet, ada
yang kesal tengah malam karena jadwal shooting besok belum jelas, kru yang
susah dihubungi, sampai yg udah libur pun masih sering kebangun, karena selama
ngerjain Bima selalu ga'nyenyak tidurnya...
Kembali
lagi, karena Tokusatsu itu beda. Tokusatsu punya gaya sendiri, beda dengan
sinetron laga di TV ikan terbang. Buat kru Indonesia, saya bisa melihatnya
sebagai kursus kilat yang keras. Tapi ya mau gimana lagi, kita harus bisa
belajar.
KEPO #2
manusia
bodoh!!!
Karena hari
ini hari terakhir shooting BSG, tentunya saya tidak boleh melewatkan kesempatan
untuk datang. Walaupun lokasinya juauauauauh dari rumah, bela-belain deh :P
Dan tentunya
tidak sia-sia, saya masih berkesempatan menyaksikan langsung adegan pamungkas
dari BSG.
Tapi perlu
kalian tahu, untuk satu adegan ini saja, yang di layar cuma 3 menit, butuh
waktu lebih dari sejam. Benar-benar tidak seperti yang kalian bayangkan.
Bertarung dengan kostum dan sling benar-benar susah, kostum ribet Rasputin juga
sering terlepas, dan itu membuat pengambilan gambar harus diambil berkali-kali.
Saya juga
baru tahu untuk masing-masing Bima, Azazel, dan Rasputin punya "stunt
double"-nya masing-masing. Kalau suit actor utamanya tidak diperlukan atau
terlalu lelah, ada suit actor cadangan dgn kostum downgrade yang siap tampil.
Kru fighting ini jumlahnya juga banyak, terutama untuk narik-narik sling biar
jagoan-jagoan kita bisa terbang-terbang di udara. Juga tersedia asisten-asisten
yang selalu siap membantu untuk membuka-tutup helm, juga melap keringat saat
dibutuhkan.
Sementara
sutradara senior dari Jepang, Teruyoshi Ishii (Gridman, Ultrraman Tiga, Dyna,
Cosmos, Grandsazer, Justiriser, dll.) sudah tampak bete di kursinya, tapi ya
mau gimana, beginilah kendala shooting Tokusatsu di Indonesia. Dari salah
seorang kru, saya diberitahu kalau semua departemen produksi pernah kena tegur.
Tapi karena faktor "U", dia capek juga, dan akhirnya Hideki Oka
(Ultraman Movies, Ultraman Saga, Tomica Hero Rescue, dll.) masuk untuk ikut
andil dalam penyutradaraan. Di lokasi tadi, Oka-san lebih ke sesi dokumentasi,
hilir-mudik, naik-turun, bikin foto & video dengan tabletnya...
Dari saya
datang sampai saya pergi, adegannya masih itu-itu saja :P
Ah iya,
mungkin sudah ada beberapa yang tau. Kalau sebelumnya efek percikan dan ledakan
dihasilkan sepenuhnya di CG, di episode-episode belakangan mulai menggunakan
efek seperti di Jepang, ada percikan api yang keluar dari kostumnya (y). Di
lantai juga digunakan beberapa bongkahan padat untuk menghasilkan efek asap.
KEPO #3
bima versi
ishimori
Kembali ke
satu hari sebelumnya, saya berkesempatan menemui Pak Reino di acara
International Conference on Design & Art di UNTAR. Pak Reino
mempresentasikan ulang materi yang pernah ditampilkan di Popcon Asia Juli 2013
di JCC Jakarta. Saya belum pernah lihat materi-materi ini sebelumnya, tapi
memang sangat menarik. Pak Reino menampilkan gambar-gambar desain awal dari
BSG, termasuk menjelaskan kenapa desain-desain itu tidak digunakan. Berikut ini
beberapa petikannya:
- art &
desain kalau terlalu ideal ga'ada duitnya ga'akan jalan, umurnya pendek. jadi
mau ga'mau harus komersil juga
- desain
pertama Bima dari Ishimori dibilang jelek, "masa kita bayar mahal-mahal
dikasih disain jelek? dan terlalu mirip kamen rider"
- logo Bima
dibuat sendiri oleh Reino
- setelah
1,5 tahun rombak desain, akhirnya jadi yang seperti sekarang
- Bima
rencananya akan diberi ornamen Batik, tapi takut nanti diaku-aku Malaysia...
- ide motor
yang bisa berubah jadi kuda tidak dilanjutkan karena cgi, shooting, &
kapasitas produksinya terlalu repot
- ide kuda
terbang tidak disetujui karena Bima Satria Garuda harusnya bisa terbang sendiri
- ide armor
ikan, tidak disetujui karena sadar kapasitas produksi yang masih sulit. di
udara saja susah, bagaimana di dalam air...
- berat
kostum 20 kg
- ide robot
bima tidak dilanjutkan karena biayanya yang terlalu mahal
- tapi Reino
tidak putus asa dan berharap ide-ide tadi ke depannya bisa direalisasikan...
- mainan yg
laku dijual adalah mainan yang bisa tampil seperti di filmnya
- ada mainan
yang secara desain dan realisasi terlalu mahal, jadi tidak dilanjutkan
- ada negara
kecil (MAS?) & negara yang sangat besar (USA?) yang sudah berencana membeli
BSG
- faktor
religi, politik, & hal-hal terlarang, akan mempersempit market.
- sebagai
project pertama, Bima tidak berani ambil yg 100% cultural Indonesia. karena
Bima memang ditargetkan untuk dijual internasional, dan pihak manajemen harus
diyakinkan Bima bisa menguntungkan. kalau terlalu segmented, pastinya susah
dijual.
- super hero
dinilai dari kata-kata & perbuatan, bukan atribut kelokalan. kalau mau
disukai secara internasional, hindari unsur-unsur yang menonjolkan negara atau
kelompok-kelompok tertentu
- Reino
mencontohkan Captain America sebagai karakter yang paling tidak laku di The
Avengers.
- continuity
adalah kata kunci dari satria series.
KEMUDIAN...
sampai
bertemu di season #2
Okay ini
mungkin yang paling kalian tunggu-tunggu...
Saya tidak
bilang ini pengumuman resmi, tapi ini yang akan terjadi setelah Bima Satria
Garuda season #1 selesai:
- Bima
Re-Run! Ya, BSG season #1 akan ditayangkan lagi dari eps.1 sampai 26.
- Selama
re-run BSG akan mengadakan Road Show/ Live Show.
- Satria
Series season #2 dibuat 52 episode
- Satria
Series season #2 start shooting MARET 2014
- Satria
Series season #2 mulai tayang Juni/ September 2014 (masih lama, sabar ya...)
- belum ada
rencana Bima Movie, karena kendalanya masih banyak