Ternyata sebelum ledakan Cakra
melakukan teleport bersama dengan Raka sehingga terhindar dari kematian. Tetapi
Cakra yang sudah kehabisan tenaga terlihat begitu lemah. Kelamaan cahaya dalam
tubuhnya memudar dan dia kembali menjadi sosok Budi Prawira.
Azul, Master Zarc, danBetrix
https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-12-part-i/1414158682154513
Raka begitu terkejut akan apa yang
terlihat di hadapannya. Dia tak menyangka sosok Cakra satria cahaya adalah
sahabat yang dikenalnya selama ini.
“Jadi, ternyata selama ini…….?”
“Ya, betul Raka aku adalah Cakra”
jawab Budi lirih.
“Kenapa kau tak pernah menceritakan
semua ini Budi?, Raka membantu menyandarkan tubuh Budi.
“Maafkan aku, aku tak ingin
orang-orang di sekitarku khawatir. Bagiku keselamatan mereka sangat penting dan
aku tak ingin mereka menjadi korban”
“Dasar bodoh, kau adalah sahabatku
bagaimanapun aku tak akan tinggal diam jika kau disakiti oleh para Beast”
“Terima kasih sobat” Budi mengatur
nafasnya dan berusaha menenangkan diri.
Yang jelas Raka semakin penasaran
kenapa Budi bisa memperoleh kekuatan sebagai Cakra, Akhirnya Budipun mulai
bercerita:
Dahulu Budi kecil dibesarkan di
sebuah panti asuhan, dia tak pernah tau siapa orang tuanya sebenarnya. Di dalam
panti asuhan dia dibesarkan oleh Ibu Amina. Sosok pemilik panti yang
mendedikasikan hidupnya untuk merawat anak-anak yatim piatu & terlantar.
Ibu Amina merawat Budi penuh kasih sayang layaknya anak sendiri. Dialah yang
memberikan nama “Budi Prawira”, dengan harapan ketika dewasa dia dapat menjadi
sosok yang baik budinya dan memiliki sikap satria. Ketika usianya menginjak
tujuh belas tahun Ibu Amina menunjukan kepada Budi sebuah alat menyerupai
gelang dengan motif unik (Lightning Changer). Awalnya budi tak tau apakah
fungsi benda itu namun Ibu Amina menjelaskan benda itu sudah ada bersama
keranjang bayi ketika Budi ditemukan di depan panti asuhan. Malamnya Budi muda
tengah bermimpi, dalam mimpinya Budi didatangi oleh sosok berjubah putih yang
menyebut dirinya sebagai “Utusan Cahaya” . Sosok itu memberitahu kepada budi
tentang kegunaan Lightning Changer dan ancaman dari makhluk jahat yang disebut
sebagai Beast. Dia menunjuk Budi sebagai orang yang terpilih sebagai CAKRA
SATRIA CAHAYA.
Awalnya Budi tak menerima takdirnya
sebagai satria cahaya karena dia merasa sebagai manusia biasa. Utusan Cahaya
membimbingnya untuk mulai menerima takdir. Dia menunjukan bahwa Budi memiliki
keistimewaan dibandingkan manusia pada umumnya. Karena masih berjiwa muda dan
labil, Budi sering memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal pribadi tetapi
akhirnya Utusan Cahaya mampu menyadarkan bahwa dengan adanya kekuatan yang
besar akan mendatangkan tanggung jawab yang besar pula. Budi-pun menerima
takdirnya sebagai yang terpilih dan dia mejalani hidupnya untuk melindungi umat
manusia dari serangan Beast.
Raka terkesima mendengar penjelasan
budi, Dia tak menyangka bahwa sahabatnya memiliki jiwa penolong yang luar
biasa. Meskipun awalnya dia juga merasa cemburu karena dia menjalin cinta
dengan Nouva, setelah mendengarkan penjelasan dari Budi dia yakin Budi adalah
sosok yang mampu melindungi Nouva dan memberikan cintanya dengan setulus hati.
Percakapan mereka terusik oleh
raungan sirine mobil patroli, rupanya Letnan Leo memerintahkan anak buahnya
untuk mencari keberadaan Cakra. Hampir seluruh personel patroli dikerahkan ke
seluruh penjuru kota termasuk kediaman Raka tak luput dari sasaran penjagaan.
Raka merasa bingung, dia yang berjuang bersama Cakra malah dianggap sebagai
sosok berbahaya. Dia melihat berita televisi yang menunjukan arogansi Letnan
Leo yang menyatakan bahwa Cakra sama berbahayanya dengan Beast. Apa yang
sebenarnya diinginkan oleh Letnan leo?.
Akhirnya Raka yang menjadi DPO
kepolisian karena membantu Cakra. Jabatannya di kepolisian dicabut dan
dinyatakan desersi. Untuk menghindari pengejaran sementara Raka bersembunyi di
rumah Budi.
………………………………..
Letnan. Leo merasa puas, dia
berhasil menggiring opini public tentang Cakra. Kini semua orang terpancing
oleh provokasi itu dan membantu kepolisian untuk memburu Cakra. Budi berada
dalam kondisi yang sulit dia tidak bisa serta merta menggunakan kekuatannya
untuk menjadi satria cahaya, walaupun ancaman beast akan datang sewaktu-waktu.
Malam itu Leo keluar dari
apartemennya dengan menggunakan sedan hitam pribadi. Dia bermaksud menemui
seseorang. Dia berkendara hingga keluar kota, memasuki sosok hutan terpencil
dia menghentikan kendaraannya.
“Aku sudah datang Zarc” , Leo
berteriak lantang. Tiba tiba tubuh Leo seperti tersedot dalam portal dimensi.
Dalam sekejap, Leo sudah berada dalam aula sebuah mansion mewah dengan
arsitektur yang menarik.
“Selamat datang Letnan Leo
Anggara”, Sosok pria berjas hitam yang tak lain adalah Master Zarc muncul dari
atas tangga dan bergegas turun.
“Aku sudah mengetahui rencanamu,
dan itu sangat jenius” puji Zarc.
“Ya, semua berjalan sesuai rencana”
“Orang-orang membenci Cakra, Raka
dipecat dari kepolisian dan pasukanku tengah memburunya” Leo memamerkan
keberhasilannya.
“Bagus., sebagai manusia kau
bisa diandalkan”, sambutBetrix yang
tiba-tibamuncul.
“Terimakasih kau sudah menunjukan
kekuatanmu kepada Uzza dan Mythras, Beast lemah macam mereka memang pantas
disingkirkan” Zarc menepuk bahu Leo.
“Itu bukan masalah bagiku, yang
jelas kau masih ingat dengan kesepakatan kita?”
“Tentu saja letnan, kau bisa pegang
ucapanku ketika misimu berhasil kau akan menjadi penguasa bagi manusia dan
Beast akan mendukung semua rencanamu”
“Ya, Aku sudah tak sabar menunggu
saat itu tiba” Leo tersenyum bangga.
“Ingat Leo, Jika kau sampai gagal
kau tau segala konsekuensinya” Azul menghentikan tawa Leo.
Azul, Master Zarc, danBetrix
“Tenang saja, sudah kupastikan
semuanya Azul”
“Kenapa anda begitu mudah percaya
kepadanya Master”
“Aku tak sebodoh itu Azul, Aku
mempercayainya karena dia adalah orang yang mudah dimanfaatkan”
“Dalam dunia manusia, orang seperti
itu adalah tipe gila kekuasaan dan kekuatan. Kita bisa memanfaatkannya untuk
lebih dekat dengan manusia. Keserakahan dan nafsu seringkali menghinggapi jiwa
manusia. Bahkan demi segenggam kekuasaan mereka saling bunuh. Tak peduli kawan
atau lawan, demi mewujudkan ambisi segala cara akan ditempuh”
“dan kita memberi setetes kekuatan
baginya. Dikala dia sudah mendapatkan kekuatan itu dia akan menjadi budak untuk
kita kendalikan”
Azul paham dengan penjelasan
master-nya.
…………………………………….
Siang itu, di kantor J.P.D tengah
diadakan pertemuan antara Komisaris Ghazali dengan menteri pertahanan. Mereka
akan menandatangani kesepakatan kerjasama antara Kepolisian dan Lembaga
pertahanan tentang system kerja Armored Guard Bhayangkara dan pengembangan
armor armor berikutnya. Letnan Leo yang baru saja datang segera masuk ke ruang
control dan menghindari kejaran wartawan.
“Sudah kau siapkan Mark I?” Tanya
Leo kepada Dr. Imelda.
Dr. Imelda mengangguk dan segera
membuka password komputernya. Dari ruang control segala bagian dari MARK I
sudah disiapkan dan Leo tengah menjalani proses pemasangan Armor.
“Activation Completed” system
computer menyatakan pemasangan armor komplit. Kini Leo bersiap menggunakan
Bhayangkara Helmet.
“Bagus” Tubuh letnan leo sudah
terbungkus oleh Bhayangkara Armor.
“Komisaris dan Pak menteri sudah
menunggu di ruang demonstrasi senjata, bergegaslah kesana” kata Dr. Imelda
sambil membetulkan kacamatanya.
Bhayangkara keluar dari ruang
pemasangan armor dan mempersiapkan senjatanya.
Bhayangkara Armor Guard
“Sebelumnya aku ingin berterimaksih
padamu Dr. Imelda” suara Leo terdengar lebih berat dibalik Bhayangkara Helmet.
“Berterima kasih untuk apa?” Dr.
Imelda heran.
“Untuk ini” Bhayangkara menembakan
senjatanya ke arah seluruh operator yang ada di ruangan itu termasuk Dr,
Imelda.
“RATATATATATATATATAT !!!!” suara
desing senjata Bhayangkara. Peluru Metalum yang keluar dari pistol Bhayangkara
bersarang ke seluruh tim pengembang. Dr. Imelda berhasil bersembunyi di salah
satu sudut ruangan, dia terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Leo.
“LEO, APA MAKSUD SEMUA INI!!!”
Dr.Imelda menjerit tak kuasa menahan shock tatkala melihat rekan rekannya
dihabisi.
“Tenang Dok, Ini adalah awal dari
rencana yang besar” Bhayangkara menunjukan ekspresi dingin sambil berjalan kea
rah persembunyian Imelda.
Derap langkah kaki Bhayangkara
terdengar semakin dekat. Dr Imelda segera menekan tombol bahaya dan berlari
menjauhi Bhayangkara. Suara sirine bahaya terdengar dan beberapa perwira segera
masuk ke ruang control. Dr. Imelda berlindung dibalik para perwira, wajahnya
pucat karena ketakutan.
Bhayangkara tak mempedulikan hal
itu, dia melawan para perwira yang mencoba menghentikan pergerakannya.
“DOR! DOR! DOR” dengan mudahnya dia
menghabisi para perwira kepolisian yang ditemuinya. Leo benar-benar terlihat
seperti psikopat yang membunuh tanpa belas kasihan.
Bhayangkara terus berjalan menuju ruang
demonstrasi senjata. Dr Imelda yang berlari bertemu dengan Briptu Arman.
“doctor, apa yang terjadi?”
Imelda mengatur nafasnya “Leo,
L—Leo bertindak gila”
“Dia membunuh semua orang diruang
control, dan sekarang dia menuju ruang demonstrasi senjata”
“Gawat, Komisaris dan Menteri dalam
bahaya” Briptu Arman segera mengaktifkan radio panggil-nya dan memerintahkan
semua unit untuk melakukan evakuasi penyelamatan.
Briptu Arman segera membawa Dr.
Imelda ke tempat yang aman. Tanpa sepengetahuan Arman, Dr. Imelda menahan Darah
yang keluar dari perutnya.
Pengkhiantan itu telah dimulai.
To be continued………..
https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-12-part-i/1414158682154513