Rapat rahasia diadakan untuk
membahas serangan Beast yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Dalam rapat
itu dihadiri oleh Komisaris Johan Ghazali atasan sersan Raka dan beberapa
petinggi kepolisian lainnya. Tampak juga sersan Raka, briptu Armand an
rekan-rekan lainnya dari divisi investigasi Beast.
“Selamat Pagi hadirin, Saat ini
serangan makhluk beast telah memakan banyak korban. Motif serangan mereka juga
sulit diprediksi. Banyak korban berjatuhan, Baik tua, muda, laki-laki dan juga
wanita. Sedangkan dalam divisi yang telah kita bentuk untuk memerangi makhluk
tersebut kurang bekerja secara maksimal. Oleh sebab itu, kali ini kita akan
menjalankan program prajurit khusus yang diberi persenjataan dan peralatan
tempur untuk melawan mereka”, Sambutan dari komisaris Johan memancing
perdebatan antar perwira. Termasuk sersan Raka, padahal dalam beberapa bulan
ini banyak Beast yang berhasil dia basmi walaupun terkadang dia sering mendapat
bantuan dari Cakra.
“Interupsi komisaris, bukankah kita
sudah berhasil memburu banyak beast dalam beberapa bulan ini. dan saya rasa
rekan-rekan dari divisi kami telah berusaha semaksimal mungkin”, Sersan Raka
mencoba meminta penjelasan.
“Tenang saudara-saudara sekalian”,
Komisaris Johan mencoba menenangkan suasana rapat.
“Saya hargai kemampuan anda sersan,
namun ingat setiap serangan beast terjadi berapa banyak anggota pasukan kita
yang terluka atau bahkan kehilangan nyawa”,
“Kita akan mencoba memperkecil
resiko itu”
“Dan saya telah menyetujui proyek
BHAYANGKARA akan dilaksanakan dalam waktu dekat”, Komisaris Johan menatap
dengan tatapan serius.
Semua ruangan rapat mendadak
hening, Sersan Raka merasa penasaran apakah sebenarnya Proyek Bhayangkara.
“Untuk mengetahui penjelasan yang
lengkap tentang Bhayangkara kita akan panggilkan Dr. Imelda, kepala divisi
pengembangan teknologi persenjataan”, Setelah itu Komisaris segera
mempersilahkan wanita berusia awal tigapuluh tahun, untuk memasuki ruangan dan
memulai presentasi.
Sebagaian peserta rapat sempat
terpesona dengan keanggunan Dr. Imelda. Paras cantik dengan kacamata, Rambut
panjang terkuncir kuda dibalut dengan busana jas berwarna putih menyiratkan
pengalaman yang matang dalam bidangnya.
“Selamat pagi hadirin, langsung
kita masuk dalam poin penjelasan tentang proyek BHAYANGKARA”, Dr. Imelda
mematikan lampu rapat dan mulai menyalakan proyektor. Semua mata tertuju pada
blue print rancangan armor BHAYANGKARA.
ARMORED GUARD : BHAYANGKARA adalah
rancangan baju tempur yang saya kembangkan bersama ilmuwan lainnya di divisi
pengembangan persenjataan. Fungsinya cukup jelas, untuk menanggulangi serangan
Beast dan melindungi manusia. Armor terbuat dari logam titanium dan memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan gerak pemakainya dan tahan dari serangan Beast.
Selain itu, Armor ini dilengkapi dengan sumber kekuatan dari Chrisalium yang
terpasang di bagian punggung. Tujuannya untuk melipatgandakan kemampuan si
pemakai. Dengan adanya sumber energy Chrisalium, maka kekuatan berlari,
meloncat, pukulan dan tendangan akan meningkat puluhan kali lipat.
J.P.D Bhayangkara Project
“Apakah dengan adanya sumber energy
Chrysalium tidak menimbulkan efek samping pada pemakainya”. Tanya Bripda. Rita.
Dr. Imelda membetulkan kacamatanya
dan mulai menjawab pertanyaan. “Untuk pemakaian terlalu lama tentu akan
membahayakan User, Maka dari itu kita akan memberikan waktu tiga jam bagi user
untuk memaksimalkan kemampuan Armor Bhayangkara”.
“Kalau begitu, Armor ini juga bisa
mengancam keselamatan pemakainya. Kenapa anda begitu yakin ini akan mampu
mengalahkan Beast?” seorang perwira memberikan sanggahannya.
“Karena itu, kami telah memiliki
orang yang tepat untuk menggunakan armor BHAYANGKARA, dan armor yang saya
presentasikan ini adalah Type MARK-1. Kami sedang melakukan tahap penyempurnaan
pada MARK berikutnya untuk memperkecil resiko kecelakaan”
Sersan Raka semakin penasaran,
“Lantas siapa orang yang akan menggunakan Armor itu?”
“Dr. Imelda tersenyum dan kembali
menyalakan lampu. “Dialah orangnya, LETNAN. LEO ANGGARA “
Sosok bertubuh tegap segera berdiri
dan memberikan hormat kepada komisaris Johan.
“Siap Komandan, Saya Letnan Leo
Anggara akan menjalankan tugas sebagai BHAYANGKARA”
Letnan Leo Anggara
Komisaris Johan membalas hormat
letnan Leo dan kembali mempersilahkannya duduk.
“Letnan Leo, adalah anggota satuan
Detasemen R-01 unit anti teroris. Selama empat tahun dia mampu menjalankan tugasnya
dengan baik. Berkat kemampuannya dia pernah direkrut sebagai staf ahli Interpol
dan sekarang dia kembali ke Indonesia untuk menghadapi terror dari Beast”,
Komisaris Johan memberi penjelasan riwayat singkat karier kepolisian sang
letnan.
Setelah itu, Dr. Imelda memutar
sebuah video tentang aksi Letnan Leo dalam mengalahkan Beast, semua mata
terpukau dengan keahlian tempurnya. Di akhir rapat Komisaris Johan memberikan
perintah kepada Letnan Leo untuk bekerjasama dengan sersan Raka.
Diharapkan kerjasama keduanya akan meminimalisir korban dari divisi unit
investigasi dan anti serangan beast. Seusai rapat, Semua perwira keluar ruangan
dan sersan Raka berjalan menghampiri Dr. Imelda dan Letnan. Leo. Ia mengulurkan
tangan kanannya untuk berjabat tangan. Dr. Imelda menyambut tangan Raka, namun
tidak dengan Letnan. Leo.
“Hmm, Jadi kau Raka Adhiswara. Kita
lihat apakah kau layak jadi partnerku”
“jujur saja aku biasa bekerja
sendiri, namun komisaris sudah memberikan perintah jadi kuharap kau tak
merepotkanku” Letnan. Leo berjalan pergi meninggalkan Raka & Dr. Imelda.
“Dasar, Sombong sekali dia” Gerutu
Sersan Raka.
“Tenang sersan, dia memang seperti
itu tapi bila kau bisa mengimbanginya dia akan memberikan respek kepadamu” Dr.
Imelda menenangkan sersan Raka.
……….
Masa adaptasi dimulai, Sersan Raka
mulai berpartner dengan Letnan. Leo. Di beberapa hal Raka tak menyukai partner
barunya itu, gayanya yang angkuh dan arogan sering membuatnya kesal. Bahkan
sekali mereka terlibat pertengkaran akibat perbedaan idealisme. Leo adalah
orang yang tak mengenal ampun dalam mengalahkan Beast. Tetapi bukan alasan yang
pas jika dia sering mengambil keputusan seorang diri. Dibeberapa simulasi
latihan terlihat jelas rangking yang diperoleh Sersan Raka jauh dibawah Letnan
Leo, justru hal tersebut digunakan oleh sersan sebagai motivasi untuk bersaing
dengan sang letnan. Apabila keduanya terlibat perbedaan pendapat Dr. Imelda
muncul sebagai sosok yang menjadi penengah.
Alarm dari ruang control berbunyi,
Dr. Imelda memantau dari layar monitor. Aktivitas Beast terdeteksi di koordinat
C-21, Lokasi Pabrik peleburan baja sector utara. Saatnya untuk menguji
kemampuan Armor Bhayangkara. Letnan Leo sudah tak sabar ingin bermain-main
dengan sosok Beast. Sementara Raka juga tengah bersiap untuk mendampingi Leo.
Dr. Imelda memberikan senjata baru kepada Sersan Raka, Gun Type X01R senjata
senapan dengan peluru metallum yang mampu menghabisi Beast dengan cepat.
Di ruang ganti, Letnan Leo
mempersiapkan pemasangan bagian demi bagian Armor Bhayangkara. Dengan bantuan
alat mekanik, pemasangan Armor tak memerlukan waktu yang lama. Letnan Leo
terlihat gagah dengan armor Bhayangkara-nya dan sersan Raka juga bersiap dengan
seragam tempur. Di ujung ruangan Dr. Imelda memberikan Bhayangkara Helmet
kepada Leo dan mereka berdua segera berangkat menuju lokasi dengan mobil
patroli khusus.
Pabrik peleburan baja menjadi
mencekam tatkala sekelompok beast berhasil menguasai panel utama tempat
peleburan. Bahkan dengan kejam mereka menempatkan beberapa sandera yang terdiri
dari karyawan dan sekuriti pabrik di dekat tungku pemanas baja. Apabila mereka
tak segera diselamatkan Cairan baja panas akan melelehkan tubuh mereka. Beast
pemimpin penyerangan tersebut adalah Uzza salah satu anak buah Azul.
Mengetahui adanya sandera tak berdosa, Leo dan raka membagi tugasnya. Raka
memfokuskan diri untuk menyelamatkan para sandera dan Leo memburu Uzza dan anak
buahnya.
Raka menyelinap lewat bagian
belakang pabrik. Disitu dia berhasil menyelamatkan sandera dan membunuh beberapa
beast tingkat rendah. Beralih ke Leo, dengan kemampuan Bhayangkara Visor dia
berhasil mendeteksi berapa banyak beast yang menguasai ruang mesin.
“Sistem Scan… On!!!”, Secara
otomatis system computer memberikan data total ada sepuluh Beast yang berjaga-jaga
di ruangan tersebut.
Armor Guard Bhayangkara (Tampak Belakang)
Armor Guard Bhayangkara (Tampak Depan)
Weapon Sistem Active……!! Leo
mengeluarkan senjata pistol TYPE X05R. sedikit manuver pengintaian Bhayangkara
berhasil menembak jatuh beberapa Beast. Bahkan salah satu diantara mereka ada
yang jatuh ke dalam besi cair yang membara.
Menyadari adanya serangan, Uzza
memerintahkan Beast lainnya untuk menyerbu ruang mesin. Bhayangkara yang siap
untuk bertarung sudah mengaktivkan mode pertempuran. COMBAT MODE…. ACTIVE.
Bhayangkara langsung dikeroyok
beberapa beast sekaligus, namun dengan lincah dia berhasil menepis serangan dan
memukul roboh para Beast.
WEAPON SYSTEM…. SWORD MODE!!!
Dengan menekan tombol di pistolnya, Gun TYPEX05R berubah fungsi menjadi pedang
dengan bilah logam metallum yang muncul dari scope senjata. Pedang itu
digunakan Bhayangkara untuk menebas bagian-bagian tubuh Beast. Tak cukup sampai
disitu Bhayangkara kembali mengubah pedangnya menjadi pistol. WEAPON SYSTEM….
GUN MODE!!!
“TRACK SHOOT!!!!” dengan satu
tembakan yang diarahkan ke udara. Peluru Metallum memecah diri menjadi beberapa
bagian dan segera bersarang di tubuh beast. Akhirnya mereka semua hancur
menjadi abu. Uzza geram bukan kepalang melihat anak buahnya dihabisi dengan mudah
oleh Bhayangkara. Dia segera terjun ke bawah untuk bertarung . Momentum ini
dimanfaatkan sersan Raka untuk menyelamatkan sandera di ruang peleburan.
Tanpa banyak bicara Uzza segera
melesatkan tendangannya ke Bhayangkara, Beast kali ini dikenal memiliki
kecepatan tendangan yang luar biasa. Bahkan bilah pedang kecil yang ditancapkan
di kakinya bisa menjadi fatal apabila menancap di tubuh. Untuk mengantisipasi
hal itu Bhayangkara segera mengunci salah satu kaki Uzza, namun dia dengan
sigap menggunakan kakinya yang lain untuk menjepit tubuh Bhayangkara, Bilah
pisau kaki diarahkan tepat mengenai bagian helmet Bhayangkara.
Sensor visor Bhayangkara sedikit
mengalami kerusakan, namun leo masih bisa mengantisipasi pergerakan Uzza. Leo
sungguh memiliki semangat tempur tinggi, dia segera mengejar Uzza yang berlari
kea rah tungku pelebur baja. Disana mereka kembali bertarung sengit. Percikan
baja panas yang mengenai Armor Bhayangkara dengan cepat menurunkan energy
Chrysalium. Leo hanya memiliki waktu lima belas menit untuk mengalahkan Uzza
sebelum dia mati kehabisan energy.
Bhayangkara segera mengaktifkan
Sword mode dan berhasil menebas bilah pisau di kedua kaki Uzza. Dengan kekuatan
yang tersisa Bhayangkara mencekik Uzza dan membantingnya ke tanah. Tak cukup
sampai disitu, Bhayangkara membenturkan kepala Uzza berkali kali ke tungku
pemanas. Tampak beast itu mengerang kesakitan karena sebagian wajahnya meleleh
terkena cairan baja panas.
Bhayangkara mengaktifkan Gun mode
dan “BLASTER SHOOT” , tembakan bertubi tubi mendorong mundur UZZA hingga
tubuhnya terjatuh ke dalam cairan besi baja. Peristiwa ini memicu ledakan dan
Bhayangkara segera meninggalkan tempat mengerikan itu. Bersama Sersan Raka dan
sandera yang selamat Bhayangkara berhasil keluar dari pabrik dan diluar sana
beberapa polisi sudah menyambut mereka.
“Kerja bagus Letnan Leo &
Sersan Raka”, Puji Dr. Imelda yang baru saja keluar dari mobil unit
penyelamatan.
Letnan Leo membuka Helmetnya.
“Untung waktunya pas, Perbaiki system sensornya doctor”
“Hey, anda tak apa-apa Letnan”
Sersan raka memastikan kondisi Leo.
“Tak usah pedulikan aku,
Ngomong-ngomong aksimu lumayan juga” Jawab Leo sambil berlalu menuju mobil unit
patrol.
Sersan Raka menggelengkan
kepalanya, Dalam benaknya dia berpikir “manusia sudah selangkah lebih maju
menciptakan senjata untuk melawan Beast”
Yang menjadi pertanyaan apakah
peran Cakra Satria Cahaya masih diperlukan untuk membantunya?
To be Continued……………………