='body-fauxcolumns'>

Saturday, 3 January 2015

Cakra Satria Cahaya - Episode 09

EPISODE  IX:

Oleh Andrie Firmansyah pada 3 Desember 2013 pukul 0:02

Kantor Utama J.P.D (Jakarta Police Departement).
Rapat rahasia diadakan untuk membahas serangan Beast yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Dalam rapat itu dihadiri oleh Komisaris Johan Ghazali atasan sersan Raka dan beberapa petinggi kepolisian lainnya. Tampak juga sersan Raka, briptu Armand an rekan-rekan lainnya dari divisi investigasi Beast.

“Selamat Pagi hadirin, Saat ini serangan makhluk beast telah memakan banyak korban. Motif serangan mereka juga sulit diprediksi. Banyak korban berjatuhan, Baik tua, muda, laki-laki dan juga wanita. Sedangkan dalam divisi yang telah kita bentuk untuk memerangi makhluk tersebut kurang bekerja secara maksimal. Oleh sebab itu, kali ini kita akan menjalankan program prajurit khusus yang diberi persenjataan dan peralatan tempur untuk melawan mereka”, Sambutan dari komisaris Johan memancing perdebatan antar perwira. Termasuk sersan Raka, padahal dalam beberapa bulan ini banyak Beast yang berhasil dia basmi walaupun terkadang dia sering mendapat bantuan dari Cakra.

“Interupsi komisaris, bukankah kita sudah berhasil memburu banyak beast dalam beberapa bulan ini. dan saya rasa rekan-rekan dari divisi kami telah berusaha semaksimal mungkin”, Sersan Raka mencoba meminta penjelasan.

“Tenang saudara-saudara sekalian”, Komisaris Johan mencoba menenangkan suasana rapat.
“Saya hargai kemampuan anda sersan, namun ingat setiap serangan beast terjadi berapa banyak anggota pasukan kita yang terluka atau bahkan kehilangan nyawa”,

“Kita akan mencoba memperkecil resiko itu”
“Dan saya telah menyetujui proyek BHAYANGKARA akan dilaksanakan dalam waktu dekat”, Komisaris Johan menatap dengan tatapan serius.

Semua ruangan rapat mendadak hening, Sersan Raka merasa penasaran apakah sebenarnya Proyek Bhayangkara.

“Untuk mengetahui penjelasan yang lengkap tentang Bhayangkara kita akan panggilkan Dr. Imelda, kepala divisi pengembangan teknologi persenjataan”, Setelah itu Komisaris segera mempersilahkan wanita berusia awal tigapuluh tahun, untuk memasuki ruangan dan memulai presentasi.

Sebagaian peserta rapat sempat terpesona dengan keanggunan Dr. Imelda. Paras cantik dengan kacamata, Rambut panjang terkuncir kuda dibalut dengan busana jas berwarna putih menyiratkan pengalaman yang matang dalam bidangnya.

“Selamat pagi hadirin, langsung kita masuk dalam poin penjelasan tentang proyek BHAYANGKARA”, Dr. Imelda mematikan lampu rapat dan mulai menyalakan proyektor. Semua mata tertuju pada blue print rancangan armor BHAYANGKARA.

ARMORED GUARD : BHAYANGKARA adalah rancangan baju tempur yang saya kembangkan bersama ilmuwan lainnya di divisi pengembangan persenjataan. Fungsinya cukup jelas, untuk menanggulangi serangan Beast dan melindungi manusia. Armor terbuat dari logam titanium dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan gerak pemakainya dan tahan dari serangan Beast. Selain itu, Armor ini dilengkapi dengan sumber kekuatan dari Chrisalium yang terpasang di bagian punggung. Tujuannya untuk melipatgandakan kemampuan si pemakai. Dengan adanya sumber energy Chrisalium, maka kekuatan berlari, meloncat, pukulan dan tendangan akan meningkat puluhan kali lipat.

 J.P.D Bhayangkara Project


“Apakah dengan adanya sumber energy Chrysalium tidak menimbulkan efek samping pada pemakainya”. Tanya Bripda. Rita.

Dr. Imelda membetulkan kacamatanya dan mulai menjawab pertanyaan. “Untuk pemakaian terlalu lama tentu akan membahayakan User, Maka dari itu kita akan memberikan waktu tiga jam bagi user untuk memaksimalkan kemampuan Armor Bhayangkara”.

“Kalau begitu, Armor ini juga bisa mengancam keselamatan pemakainya. Kenapa anda begitu yakin ini akan mampu mengalahkan Beast?” seorang perwira memberikan sanggahannya.

“Karena itu, kami telah memiliki orang yang tepat untuk menggunakan armor BHAYANGKARA, dan armor yang saya presentasikan ini adalah Type MARK-1. Kami sedang melakukan tahap penyempurnaan pada MARK berikutnya untuk memperkecil resiko kecelakaan”

Sersan Raka semakin penasaran, “Lantas siapa orang yang akan menggunakan Armor itu?”
“Dr. Imelda tersenyum dan kembali menyalakan lampu. “Dialah orangnya, LETNAN. LEO ANGGARA “

Sosok bertubuh tegap segera berdiri dan memberikan hormat kepada komisaris Johan.
“Siap Komandan, Saya Letnan Leo Anggara akan menjalankan tugas sebagai BHAYANGKARA”


Letnan Leo Anggara

Komisaris Johan membalas hormat letnan Leo dan kembali mempersilahkannya duduk.
“Letnan Leo, adalah anggota satuan Detasemen R-01 unit anti teroris. Selama empat tahun dia mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Berkat kemampuannya dia pernah direkrut sebagai staf ahli Interpol dan sekarang dia kembali ke Indonesia untuk menghadapi terror dari Beast”, Komisaris Johan memberi penjelasan riwayat singkat karier kepolisian sang letnan.

Setelah itu, Dr. Imelda memutar sebuah video tentang aksi Letnan Leo dalam mengalahkan Beast, semua mata terpukau dengan keahlian tempurnya. Di akhir rapat Komisaris Johan memberikan perintah kepada Letnan Leo  untuk bekerjasama dengan sersan Raka. Diharapkan kerjasama keduanya akan meminimalisir korban dari divisi unit investigasi dan anti serangan beast. Seusai rapat, Semua perwira keluar ruangan dan sersan Raka berjalan menghampiri Dr. Imelda dan Letnan. Leo. Ia mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan. Dr. Imelda menyambut tangan Raka, namun tidak dengan Letnan. Leo.

“Hmm, Jadi kau Raka Adhiswara. Kita lihat apakah kau layak jadi partnerku”
“jujur saja aku biasa bekerja sendiri, namun komisaris sudah memberikan perintah jadi kuharap kau tak merepotkanku” Letnan. Leo berjalan pergi meninggalkan Raka & Dr. Imelda.

“Dasar, Sombong sekali dia” Gerutu Sersan Raka.
“Tenang sersan, dia memang seperti itu tapi bila kau bisa mengimbanginya dia akan memberikan respek kepadamu” Dr. Imelda menenangkan sersan Raka.

……….

Masa adaptasi dimulai, Sersan Raka mulai berpartner dengan Letnan. Leo. Di beberapa hal Raka tak menyukai partner barunya itu, gayanya yang angkuh dan arogan sering membuatnya kesal. Bahkan sekali mereka terlibat pertengkaran akibat perbedaan idealisme. Leo adalah orang yang tak mengenal ampun dalam mengalahkan Beast. Tetapi bukan alasan yang pas jika dia sering mengambil keputusan seorang diri. Dibeberapa simulasi latihan terlihat jelas rangking yang diperoleh Sersan Raka jauh dibawah Letnan Leo, justru hal tersebut digunakan oleh sersan sebagai motivasi untuk bersaing dengan sang letnan. Apabila keduanya terlibat perbedaan pendapat Dr. Imelda muncul sebagai sosok yang menjadi penengah.

Alarm dari ruang control berbunyi, Dr. Imelda memantau dari layar monitor. Aktivitas Beast terdeteksi di koordinat C-21, Lokasi Pabrik peleburan baja sector utara. Saatnya untuk menguji kemampuan Armor Bhayangkara. Letnan Leo sudah tak sabar ingin bermain-main dengan sosok Beast. Sementara Raka juga tengah bersiap untuk mendampingi Leo. Dr. Imelda memberikan senjata baru kepada Sersan Raka, Gun Type X01R senjata senapan dengan peluru metallum yang mampu menghabisi Beast dengan cepat.

Di ruang ganti, Letnan Leo mempersiapkan pemasangan bagian demi bagian Armor Bhayangkara. Dengan bantuan alat mekanik, pemasangan Armor tak memerlukan waktu yang lama. Letnan Leo terlihat gagah dengan armor Bhayangkara-nya dan sersan Raka juga bersiap dengan seragam tempur. Di ujung ruangan Dr. Imelda memberikan Bhayangkara Helmet kepada Leo dan mereka berdua segera berangkat menuju lokasi dengan mobil patroli khusus.

Pabrik peleburan baja menjadi mencekam tatkala sekelompok beast berhasil menguasai panel utama tempat peleburan. Bahkan dengan kejam mereka menempatkan beberapa sandera yang terdiri dari karyawan dan sekuriti pabrik di dekat tungku pemanas baja. Apabila mereka tak segera diselamatkan Cairan baja panas akan melelehkan tubuh mereka. Beast pemimpin penyerangan tersebut adalah Uzza salah satu anak buah Azul.  Mengetahui adanya sandera tak berdosa, Leo dan raka membagi tugasnya. Raka memfokuskan diri untuk menyelamatkan para sandera dan Leo memburu Uzza dan anak buahnya.


Raka menyelinap lewat bagian belakang pabrik. Disitu dia berhasil menyelamatkan sandera dan membunuh beberapa beast tingkat rendah. Beralih ke Leo, dengan kemampuan Bhayangkara Visor dia berhasil mendeteksi berapa banyak beast yang menguasai ruang mesin.

“Sistem Scan… On!!!”, Secara otomatis system computer memberikan data total ada sepuluh Beast yang berjaga-jaga di ruangan tersebut.


Armor Guard Bhayangkara (Tampak Belakang)
 
Armor Guard Bhayangkara (Tampak Depan)

Weapon Sistem Active……!! Leo mengeluarkan senjata pistol TYPE X05R. sedikit manuver pengintaian Bhayangkara berhasil menembak jatuh beberapa Beast. Bahkan salah satu diantara mereka ada yang jatuh ke dalam besi cair yang membara.

Menyadari adanya serangan, Uzza memerintahkan Beast lainnya untuk menyerbu ruang mesin. Bhayangkara yang siap untuk bertarung sudah mengaktivkan mode pertempuran. COMBAT MODE…. ACTIVE.

Bhayangkara langsung dikeroyok beberapa beast sekaligus, namun dengan lincah dia berhasil menepis serangan dan memukul roboh para Beast.

 WEAPON SYSTEM…. SWORD MODE!!! Dengan menekan tombol di pistolnya, Gun TYPEX05R berubah fungsi menjadi pedang dengan bilah logam metallum yang muncul dari scope senjata. Pedang itu digunakan Bhayangkara untuk menebas bagian-bagian tubuh Beast. Tak cukup sampai disitu Bhayangkara kembali mengubah pedangnya menjadi pistol. WEAPON SYSTEM…. GUN MODE!!!

“TRACK SHOOT!!!!” dengan satu tembakan yang diarahkan ke udara. Peluru Metallum memecah diri menjadi beberapa bagian dan segera bersarang di tubuh beast. Akhirnya mereka semua hancur menjadi abu. Uzza geram bukan kepalang melihat anak buahnya dihabisi dengan mudah oleh Bhayangkara. Dia segera terjun ke bawah untuk bertarung . Momentum ini dimanfaatkan sersan Raka untuk menyelamatkan sandera di ruang peleburan.

Tanpa banyak bicara Uzza segera melesatkan tendangannya ke Bhayangkara, Beast kali ini dikenal memiliki kecepatan tendangan yang luar biasa. Bahkan bilah pedang kecil yang ditancapkan di kakinya bisa menjadi fatal apabila menancap di tubuh. Untuk mengantisipasi hal itu Bhayangkara segera mengunci salah satu kaki Uzza, namun dia dengan sigap menggunakan kakinya yang lain untuk menjepit tubuh Bhayangkara, Bilah pisau kaki diarahkan tepat mengenai bagian helmet Bhayangkara.

Sensor visor Bhayangkara sedikit mengalami kerusakan, namun leo masih bisa mengantisipasi pergerakan Uzza. Leo sungguh memiliki semangat tempur tinggi, dia segera mengejar Uzza yang berlari kea rah tungku pelebur baja. Disana mereka kembali bertarung sengit. Percikan baja panas yang mengenai Armor  Bhayangkara dengan cepat menurunkan energy Chrysalium. Leo hanya memiliki waktu lima belas menit untuk mengalahkan Uzza sebelum dia mati kehabisan energy.

Bhayangkara segera mengaktifkan Sword mode dan berhasil menebas bilah pisau di kedua kaki Uzza. Dengan kekuatan yang tersisa Bhayangkara mencekik Uzza dan membantingnya ke tanah. Tak cukup sampai disitu, Bhayangkara membenturkan kepala Uzza berkali kali ke tungku pemanas. Tampak beast itu mengerang kesakitan karena sebagian wajahnya meleleh terkena cairan baja panas.

Bhayangkara mengaktifkan Gun mode dan “BLASTER SHOOT” , tembakan bertubi tubi mendorong mundur UZZA hingga tubuhnya terjatuh ke dalam cairan besi baja. Peristiwa ini memicu ledakan dan Bhayangkara segera meninggalkan tempat mengerikan itu. Bersama Sersan Raka dan sandera yang selamat Bhayangkara berhasil keluar dari pabrik dan diluar sana beberapa polisi sudah menyambut mereka.

“Kerja bagus Letnan Leo & Sersan Raka”, Puji Dr. Imelda yang baru saja keluar dari mobil unit penyelamatan.

Letnan Leo membuka Helmetnya. “Untung waktunya pas, Perbaiki system sensornya doctor”



“Hey, anda tak apa-apa Letnan” Sersan raka memastikan kondisi Leo.

“Tak usah pedulikan aku, Ngomong-ngomong aksimu lumayan juga” Jawab Leo sambil berlalu menuju mobil unit patrol.

Sersan Raka menggelengkan kepalanya, Dalam benaknya dia berpikir “manusia sudah selangkah lebih maju menciptakan senjata untuk melawan Beast”

Yang menjadi pertanyaan apakah peran Cakra Satria Cahaya masih diperlukan untuk membantunya?

To be Continued……………………