='body-fauxcolumns'>

Thursday 15 January 2015

Cakra Satria Cahaya - Episode 12 Part 1

Oleh Andrie Firmansyah pada 7 Desember 2013 pukul 21:06
 
Budi mempopong tubuh Cakra di salah satu tempat tak jauh dari pelabuhan.

Ternyata sebelum ledakan Cakra melakukan teleport bersama dengan Raka sehingga terhindar dari kematian. Tetapi Cakra yang sudah kehabisan tenaga terlihat begitu lemah. Kelamaan cahaya dalam tubuhnya memudar dan dia kembali menjadi sosok Budi Prawira.

Raka begitu terkejut akan apa yang terlihat di hadapannya. Dia tak menyangka sosok Cakra satria cahaya adalah sahabat yang dikenalnya selama ini.

“Jadi, ternyata selama ini…….?”

“Ya, betul Raka aku adalah Cakra” jawab Budi lirih.

“Kenapa kau tak pernah menceritakan semua ini Budi?, Raka membantu menyandarkan tubuh Budi.

“Maafkan aku, aku tak ingin orang-orang di sekitarku khawatir. Bagiku keselamatan mereka sangat penting dan aku tak ingin mereka menjadi korban”

“Dasar bodoh, kau adalah sahabatku bagaimanapun aku tak akan tinggal diam jika kau disakiti oleh para Beast”

“Terima kasih sobat” Budi mengatur nafasnya dan berusaha menenangkan diri.

Yang jelas Raka semakin penasaran kenapa Budi bisa memperoleh kekuatan sebagai Cakra, Akhirnya Budipun mulai bercerita:

Dahulu Budi kecil dibesarkan di sebuah panti asuhan, dia tak pernah tau siapa orang tuanya sebenarnya. Di dalam panti asuhan dia dibesarkan oleh Ibu Amina. Sosok pemilik panti yang mendedikasikan hidupnya untuk merawat anak-anak yatim piatu & terlantar. Ibu Amina merawat Budi penuh kasih sayang layaknya anak sendiri. Dialah yang memberikan nama “Budi Prawira”, dengan harapan ketika dewasa dia dapat menjadi sosok yang baik budinya dan memiliki sikap satria. Ketika usianya menginjak tujuh belas tahun Ibu Amina menunjukan kepada Budi sebuah alat menyerupai gelang dengan motif unik (Lightning Changer). Awalnya budi tak tau apakah fungsi benda itu namun Ibu Amina menjelaskan benda itu sudah ada bersama keranjang bayi ketika Budi ditemukan di depan panti asuhan. Malamnya Budi muda tengah bermimpi, dalam mimpinya Budi didatangi oleh sosok berjubah putih yang menyebut dirinya sebagai “Utusan Cahaya” . Sosok itu memberitahu kepada budi tentang kegunaan Lightning Changer dan ancaman dari makhluk jahat yang disebut sebagai Beast. Dia menunjuk Budi sebagai orang yang terpilih sebagai CAKRA SATRIA CAHAYA.

Awalnya Budi tak menerima takdirnya sebagai satria cahaya karena dia merasa sebagai manusia biasa. Utusan Cahaya membimbingnya untuk mulai menerima takdir. Dia menunjukan bahwa Budi memiliki keistimewaan dibandingkan manusia pada umumnya. Karena masih berjiwa muda dan labil, Budi sering memanfaatkan kemampuannya untuk hal-hal pribadi tetapi akhirnya Utusan Cahaya mampu menyadarkan bahwa dengan adanya kekuatan yang besar akan mendatangkan tanggung jawab yang besar pula. Budi-pun menerima takdirnya sebagai yang terpilih dan dia mejalani hidupnya untuk melindungi umat manusia dari serangan Beast.

Raka terkesima mendengar penjelasan budi, Dia tak menyangka bahwa sahabatnya memiliki jiwa penolong yang luar biasa. Meskipun awalnya dia juga merasa cemburu karena dia menjalin cinta dengan Nouva, setelah mendengarkan penjelasan dari Budi dia yakin Budi adalah sosok yang mampu melindungi Nouva dan memberikan cintanya dengan setulus hati.

Percakapan mereka terusik oleh raungan sirine mobil patroli, rupanya Letnan Leo memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Cakra. Hampir seluruh personel patroli dikerahkan ke seluruh penjuru kota termasuk kediaman Raka tak luput dari sasaran penjagaan. Raka merasa bingung, dia yang berjuang bersama Cakra malah dianggap sebagai sosok berbahaya. Dia melihat berita televisi yang menunjukan arogansi Letnan Leo yang menyatakan bahwa Cakra sama berbahayanya dengan Beast. Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Letnan leo?.

Akhirnya Raka yang menjadi DPO kepolisian karena membantu Cakra. Jabatannya di kepolisian dicabut dan dinyatakan desersi. Untuk menghindari pengejaran sementara Raka bersembunyi di rumah Budi.

………………………………..

Letnan. Leo merasa puas, dia berhasil menggiring opini public tentang Cakra. Kini semua orang terpancing oleh provokasi itu dan membantu kepolisian untuk memburu Cakra. Budi berada dalam kondisi yang sulit dia tidak bisa serta merta menggunakan kekuatannya untuk menjadi satria cahaya, walaupun ancaman beast akan datang sewaktu-waktu.

Malam itu Leo keluar dari apartemennya dengan menggunakan sedan hitam pribadi. Dia bermaksud menemui seseorang. Dia berkendara hingga keluar kota, memasuki sosok hutan terpencil dia menghentikan kendaraannya.

“Aku sudah datang Zarc” , Leo berteriak lantang. Tiba tiba tubuh Leo seperti tersedot dalam portal dimensi. Dalam sekejap, Leo sudah berada dalam aula sebuah mansion mewah dengan arsitektur yang menarik.

“Selamat datang Letnan Leo Anggara”, Sosok pria berjas hitam yang tak lain adalah Master Zarc muncul dari atas tangga dan bergegas turun.

“Aku sudah mengetahui rencanamu, dan itu sangat jenius” puji Zarc.

“Ya, semua berjalan sesuai rencana”

“Orang-orang membenci Cakra, Raka dipecat dari kepolisian dan pasukanku tengah memburunya” Leo memamerkan keberhasilannya.

“Bagus., sebagai manusia kau bisa diandalkan”, sambutBetrix yang tiba-tibamuncul.

“Terimakasih kau sudah menunjukan kekuatanmu kepada Uzza dan Mythras, Beast lemah macam mereka memang pantas disingkirkan” Zarc menepuk bahu Leo.

“Itu bukan masalah bagiku, yang jelas kau masih ingat dengan kesepakatan kita?”

“Tentu saja letnan, kau bisa pegang ucapanku ketika misimu berhasil kau akan menjadi penguasa bagi manusia dan Beast akan mendukung semua rencanamu”

“Ya, Aku sudah tak sabar menunggu saat itu tiba” Leo tersenyum bangga.

“Ingat Leo, Jika kau sampai gagal kau tau segala konsekuensinya” Azul menghentikan tawa Leo.

Azul, Master Zarc, danBetrix


“Tenang saja, sudah kupastikan semuanya Azul”

“Kenapa anda begitu mudah percaya kepadanya Master”

“Aku tak sebodoh itu Azul, Aku mempercayainya karena dia adalah orang yang mudah dimanfaatkan”

“Dalam dunia manusia, orang seperti itu adalah tipe gila kekuasaan dan kekuatan. Kita bisa memanfaatkannya untuk lebih dekat dengan manusia. Keserakahan dan nafsu seringkali menghinggapi jiwa manusia. Bahkan demi segenggam kekuasaan mereka saling bunuh. Tak peduli kawan atau lawan, demi mewujudkan ambisi segala cara akan ditempuh”

“dan kita memberi setetes kekuatan baginya. Dikala dia sudah mendapatkan kekuatan itu dia akan menjadi budak untuk kita kendalikan”

Azul paham dengan penjelasan master-nya.

…………………………………….

 
Siang itu, di kantor J.P.D tengah diadakan pertemuan antara Komisaris Ghazali dengan menteri pertahanan. Mereka akan menandatangani kesepakatan kerjasama antara Kepolisian dan Lembaga pertahanan tentang system kerja Armored Guard Bhayangkara dan pengembangan armor armor berikutnya. Letnan Leo yang baru saja datang segera masuk ke ruang control dan menghindari kejaran wartawan.

“Sudah kau siapkan Mark I?” Tanya Leo kepada Dr. Imelda.

Dr. Imelda mengangguk dan segera membuka password komputernya. Dari ruang control segala bagian dari MARK I sudah disiapkan dan Leo tengah menjalani proses pemasangan Armor.

“Activation Completed” system computer menyatakan pemasangan armor komplit. Kini Leo bersiap menggunakan Bhayangkara Helmet.

“Bagus” Tubuh letnan leo sudah terbungkus oleh Bhayangkara Armor.

“Komisaris dan Pak menteri sudah menunggu di ruang demonstrasi senjata, bergegaslah kesana” kata Dr. Imelda sambil membetulkan kacamatanya.

Bhayangkara keluar dari ruang pemasangan armor dan mempersiapkan senjatanya.


Bhayangkara Armor Guard

“Sebelumnya aku ingin berterimaksih padamu Dr. Imelda” suara Leo terdengar lebih berat dibalik Bhayangkara Helmet.

“Berterima kasih untuk apa?” Dr. Imelda heran.

“Untuk ini” Bhayangkara menembakan senjatanya ke arah seluruh operator yang ada di ruangan itu termasuk Dr, Imelda.

“RATATATATATATATATAT !!!!” suara desing senjata Bhayangkara. Peluru Metalum yang keluar dari pistol Bhayangkara bersarang ke seluruh tim pengembang. Dr. Imelda berhasil bersembunyi di salah satu sudut ruangan, dia terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Leo.

“LEO, APA MAKSUD SEMUA INI!!!” Dr.Imelda menjerit tak kuasa menahan shock tatkala melihat rekan rekannya dihabisi.

“Tenang Dok, Ini adalah awal dari rencana yang besar” Bhayangkara menunjukan ekspresi dingin sambil berjalan kea rah persembunyian Imelda.

Derap langkah kaki Bhayangkara terdengar semakin dekat. Dr Imelda segera menekan tombol bahaya dan berlari menjauhi Bhayangkara. Suara sirine bahaya terdengar dan beberapa perwira segera masuk ke ruang control. Dr. Imelda berlindung dibalik para perwira, wajahnya pucat karena ketakutan.

Bhayangkara tak mempedulikan hal itu, dia melawan para perwira yang mencoba menghentikan pergerakannya.

“DOR! DOR! DOR” dengan mudahnya dia menghabisi para perwira kepolisian yang ditemuinya. Leo benar-benar terlihat seperti psikopat yang membunuh tanpa belas kasihan.

Bhayangkara terus berjalan menuju ruang demonstrasi senjata. Dr Imelda yang berlari bertemu dengan Briptu Arman.

“doctor, apa yang terjadi?”

Imelda mengatur nafasnya “Leo, L—Leo bertindak gila”

“Dia membunuh semua orang diruang control, dan sekarang dia menuju ruang demonstrasi senjata”

“Gawat, Komisaris dan Menteri dalam bahaya” Briptu Arman segera mengaktifkan radio panggil-nya dan memerintahkan semua unit untuk melakukan evakuasi penyelamatan.

Briptu Arman segera membawa Dr. Imelda ke tempat yang aman. Tanpa sepengetahuan Arman, Dr. Imelda menahan Darah yang keluar dari perutnya.
 

Pengkhiantan itu telah dimulai.

 

To be continued………..

https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-12-part-i/1414158682154513