='body-fauxcolumns'>

Thursday 15 January 2015

Cakra Satria Cahaya - Episode 11

EPISODE  XI:

Sersan Raka terkejut bukan kepalang tatkala melihat rekaman pertarungan Bhayangkara. Dalam rekaman itu dia melihat Letnan Leo bertarung habis-habisan dengan Cakra. Dia segera mematikan rekaman dan menanyakan dimana posisi Leo kepada Dr. Imelda. Dr, Imelda memberitahu Raka bahwa sang letnan tengah berlatih di ruang latihan.

Raka menghampiri Leo yang tengah berlatih tinju di ruang latihan.

“Apa yang kau lakukan letnan?” Tanya Raka tegas.

“Kenapa kau menyerang Cakra?”

Leo seolah tak peduli dengan pertanyaan Raka, dia terus menghempaskan pukulannya ke sansak.

Melihat pertanyaannya tak digubris Raka merasa jengkel dan menghampiri Leo.

DAASH!!! Pukulan jab tangan kanan mendarat ke pipi Raka.

Raka terjatuh, dia memandangi Leo dengan sorot mata penuh emosi.

“Bangun sersan!!” Hardik Leo “Ayo lawan aku”

Raka yang segera bangkit dan menghempaskan tinjunya kea rah Leo. Dengan cepat, Leo menghindar dan kembali melesatkan beberapa pukulan ke perut Raka.

“Apa alasanmu percaya kepada Cakra?”

“Karena dia penyelamat manusia”, Raka kembali melesatkan pukulannya.

Leo bergerak kesamping dan menarik tubuh Raka. Dia memegang erat tubuhnya dan menghempaskannya ke matras.

“Dasar bodoh, instingmu telah terperdaya olehnya”, Leo segera mengunci tubuh Raka dengan kuncian arm bar.

“Apa kau tahu, jika kelak dia bisa membahayakan umat manusia”

Raka merasa kesakitan namun dia tetap berontak melepaskan kuncian Leo.

“Kau tak mengetahui dari mana asal Cakra, Jika nanti semua Beast telah hancur olehnya maka kitalah yang akan dihabisi selanjutnya” Leo semakin kuat mencengkram tubuh Raka.

Raka kesulitan untuk bernafas dan dia menepuk tangannya ke matras tanda menyerah.

Leo melepaskan kunciannya, dan berdiri menjauhi Raka.

“D-Ddari mana kau punya pemikiran seperti itu?” Raka terenggah dan mulai mengatur nafasnya.

“Aku percaya pada instingku sersan, Saranku jauhi dia kau kini dibawah perintahku jika kau mencoba untuk membantunya maka kau tahu akan berhadapan dengan siapa"

“Kau mencoba mengancamku?” 

“Terserah, kau akan menafsirkan perkataanku”, Leo berjalan menjauhi Raka dan mengambil handuk untuk membersihkan keringatnya. “Satu lagi, Dengan kemampuan bertarungmu seperti ini kau belum pantas menggunakan Mark II”.

Raka terdiam, dia sulit untuk memahami tujuan dari letnan Leo. Sikapnya yang angkuh terkadang membuat Raka ingin memberontak tetapi jika dia melihat amanat yang telah diberikan kepada komisaris Ghazali dia tak sampai hati menghianati atasan yang sangat baik terhadapnya.

Satu jam kemudian Letnan Leo mengumpulkan semua perwira dari divisi perburuan Beast di ruang HUMAS. Dia mulai menyampaikan pidatonya “Para pasukan, Ingat hari ini musuh kita tak hanya kaum Beast. Kita memiliki ancaman baru bagi umat manusia dan dia adalah CAKRA. Memang selama ini dia terlihat seperti penyelamat bagi umat manusia, namun kalian tak akan pernah tau tujuan dia sebenarnya. Bagiku, kita punya hak untuk merasakan kedamaian di muka bumi. Dan kedamaian itu akan terwujud jika Beast dan Cakra hilang dari muka bumi” Leo menghentikan pidatonya.

“KALIAN MENGERTI!!!!”

“SIAP LETNAN!!” semua perwira menyambut pertanyaan Letnan Leo dengan sikap hormat. Dan hari itu kepolisian memproklamirkan perang kepada Cakra Satria Cahaya.

………………………………….

 

Ruang kelas SMA RADJAWALI

Hari ini tengah diadakan ujian tengah semester dan murid-murid mengerjakan soal ujian dengan serius. Kebetulan Budi tengah menjadi pengawas ujian, tetapi pikirannya melayang terbayang dengan sosok armor hitam yang bertarung dengannya.

“Kenapa dia ingin bertarung denganku, aku tak mengerti apa tujuannya menyerangku?”, banyak pertanyaan yang muncul dibenak Budi dan dia masih belum menemukan jawabannya.

“TEET TEET TEET!!!” bel kelas berbunyi, tanda ujian telah selesai murid-murid mengumpulkan soal beserta jawabannya kepada Budi. Setelah itu mereka semua bergegas meninggalkan ruang kelas.

Di depan ruang kelas Budi sempat bertemu dengan Tomi dan Regina, “Ingat anak-anak, kalian harus rajin belajar untuk memperoleh nilai terbaik”

“Tenang aja pak, kami akan dapat nilai yang tinggi kan bapak sudah memberikan kursus kepada kami” jawab Regina penuh percaya diri.

Budi tersenyum melihat siswanya penuh semangat menghadapi ujian. Dia bersyukur motivasi yang telah diberikannya selama ini mampu menggugah semangat belajar. Ketika Jam ujian selesai Budi menunggu kekasihnya Nouva untuk pulang bersama.

“Nouva, maafkan aku jika selama ini aku seringkali disibukan dengan pekerjaan”

“Ya, aku mengerti asalkan kau tak berdusta” Nouva mencubit punggung Budi dengan manja.

“Tenang saja sayang, cintaku kan,. hanya untukmu” Budi mengeluarkan rayuannya.

“Dasar gombal” Nouva  menyabukkan tangannya semakin erat. Budi segera mempercepat laju sepeda motornya.

Sebenarnya Nouva belum mengetahui identitas Budi sebagai Cakra, Dia tak ingin kekasihnya khawatir karena pertarungannya dengan Beast. Dengan alasan inilah dia sering berbohong kepada Nouva, tetapi untunglah Nouva adalah wanita yang pengertian dan Budi tak ingin membuat hatinya terluka.

Setelah mengantarkan Nouva pulang Budi ingin segera berisirahat tetapi Lightning Changer kembali menyala. Beast kembali menyerang manusia dan Budi harus segera menghentikannya.

……………………………………

Di area pelabuhan Azul dan anak buahnya membajak kapal berisikan beberapa Peti Kemas. Budi memacu kencang motornya dan langsung berubah menjadi Cakra.

“Cakra, lagi lagi kau mengganggu urusanku” Azul kesal dengan kehadiran Cakra.

“Beast, Habisi dia!!” Azul segera memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Cakra.

“Lightning Sword” Cakra meladeni anak buah Azul yang bertarung dengan keroyokan. Satu persatu mereka merasakan tebasan Lightning Sword dan seketika mereka hancur menjadi abu.

“Dasar tak berguna” Azul meloncat ke geladak kapal. “Flame Explosion!!!” Azul mengeluarkan beberapa bola energy api dari tangannya. Salah satu bola energy berhasil menghempaskan Cakra ke salah satu Peti kemas.

Cakra kembali bangkit dan bersiap melepaskan Lighning Cruiser. Sulit diduga serangan sekuat Lightning Cruiser berhasil ditahan oleh Azul. Bahkan azul mengcounter serangan itu dan melemparkan Cakra keluar ke tempat penyimpanan Peti Kemas.

Deru suara sirine mengganggu pertarungan mereka berdua. Satu mobil patrol diiringi Hummer J.P.D segera berhenti di hadapan mereka. Bhayangkara dan sersan Raka keluar dari mobil patroli diiringi beberapa pasukan dari tim pemburu Beast.

Bhayangkara segera memerintahkan pasukan membentuk formasi pengepungan, termasuk sersan Raka berada di barisan terdepan.

Melihat semakin banyak pengganggu yang datang Azul berubah menjadi cahaya hitam dan menghilang. Kini Cakra tengah dikepung oleh pasukan polisi,

“Menyerahlah Cakra, Aku tak ingin menyakitimu”, Sersan raka menodongkan senjatanya kea rah Cakra.

“Sersan, Jadi semua ini perintahmu?” Cakra terkejut melihat Sersan Raka bermaksud menangkap dirinya.

“Apakah setelah pertarungan yang kita lalui bersama, Kau masih menganggapku sebagai orang yang berbahaya?” Cakra kembali menegaskan.

Sersan Raka sulit menjawab pertanyaan itu, jauh di benaknya dia tak ingin melukai pahlawan yang telah menyelamatkan banyak orang. Terlihat dari tangannya yang gemetar menggenggam revolvernya.

“TEMBAK DIA!!” tiba-tiba Bhayangkara mengeluarkan perintah untuk menembak Cakra.

Cakra menepis serbuan peluru polisi dengan Lightning Shield. Bhayangkara melesat maju mendobrak pertahanan Cakra. Dia mengaktifkan electric Saber dan menebaskannya.

“TAHAN TEMBAKAN!” Sersan Raka memerintahkan untuk menghentikan tembakan sambil terus mengamati pertarungan antara Bhayangkara dan Cakra.

Cakra yang tenaganya terkuras habis saat melawan Azul kini harus menghadapi gempuran serangan Bhayangkara tanpa ampun. Dia semakin terdesak dan akhirnya Bhayangkara bersiap melepaskan Blaster Shoot.

“Tamat riwayatmu Satria Cahaya” sambil mengumpulkan energy dari senjatanya.

“TUNGGU LETNAN, JANGAN LAKUKAN ITU!!!” sersan Raka mencoba menghentikan serangan Bhayangkara tapi sang letnan tak menggubrisnya.

Raka yang tidak ingin Cakra terbunuh segera berlari kea rah Cakra dan membopongnya berdiri. Tetapi energi peluru metallum sudah melesat kea rah mereka berdua.

“BLAAARRR !!!” Ledakan besar terjadi di pelabuhan tapi anehnya tubuh Cakra dan Sersan Raka tak ditemukan. Leo tak menyangka sersan Raka lebih memilih untuk menyelamatkan Cakra daripada mematuhi perintahnya. Tapi dia tak peduli, siapapun yang menghalangi tujuannya akan disingkirkan.
 

To Be Continued………………………………

https://www.facebook.com/notes/satria-wars-official-fanfic-group/cakra-satria-cahaya-episode-11/1413534458883602