='body-fauxcolumns'>

Thursday, 18 December 2014

Sejarah Gunung Sindur Bogor

Bagaimana Sejarah Gunung Sindur Bogor ?
inShare0

 
Sejarah gunung sindur bogor akan erat kaitannya dengan sejarah yang ada di Jawa Barat, Kerajaan Padjajaran. Pernah mendengar tentang maung atau yang berarti macan adalah cerita turun temurun yang dipercayai oleh masyarakat sekitar gunung sindur. Opat maung, itulah sebutan akrab warga, warna mempercayainya sebagai siluman harimau yang menjaga gunung sindur. Masyarakat mempercayai bahwa maung opat itu adalah Ki loreng, Ki Bodas, Ki Kumbang dan Ki Tutul.


Menarik mengulas sejarah gunung Sindur dengan segala mitos yang ada, konon ceritanya pada zaman dahulu Prabu Siliwangi ketika masa kerajaan Pajajaran masih berdiri pergi ke Gunung Sindur untuk menenangkan diri. Saat itu tengah terjadi perselisihan keluarga. Prabu Siliwangi memiliki beberapa istri, dan memiliki beberapa anak dari beda istri. Salah satunya adalan Sultan Walangsungsang, putra dari Nyi Subang Larang, sang permaisuri ketiga. Hal menarik, Nyi Subang Larang memiliki guru bernama Syeh Maulana-hasanudin (Syeh kuro krawang) yang beragama Islam. Perbedaan agama antara sultan Walangsungsang yang beragama Islam dan ayahnya yang beragama Shangyang.

Sepulang Sultan dari Arab Sultan Walangsunsang ingin mengislamkan sang Prabu Siliwangi, yang terjadi Prabu Siliwangi menolak mentah-mentah. Terjadinya perbedaan inilah kemudian terjadi pertentangan dan Prabu menghindari peperangan. Ia pun menenangkan diri pergi ke gunung Sindur dan bertapa. Karena kesaktiannya, entah kekuatan apa konon cerita dan kepercayaan dan mitos yang ada mempercayai Prabu Siliwangi menjai maung putih. Saat itu pengikut yang mengikuti Prabu Siliwangi pun juga ikut mengilang, dan mitos mempercayai maung opat itulah para pengikut Prabu Siliwangi pada saat itu.

Kembali ke sejarah keraejaan Pajajaran. Akibat perbedaan itulah, akhirnya Sultan Walasungsang memutuskan untuk mundur dan memberikan tahtanya kepada adiknya bernama Darmayarwarman, Ibu yang berbeda. Dan ia memutuskan pergi ketempat lain bersama adiknya yang lain Rara Santang untuk menyebarkan agama Islam. Kemudian, Rara Santang akirnya menikah dengan keturunan arab yang melahirkan “sunan gunung jati” yang menjadi tonggak penyebaran islam.

Inilah sejarah gunung sindur bogor yang penuh dengan mitos maung putih. Maung putih maupun maung opat dipercaya jelmaan dari Prabu siliwangi dan para pengikutnya. Terlepas itu benar atau tidaknya “hanya Tuhan yang tahu” dan manusia tidak bisa membenarkan atau menyalahkannya. Hal yang pasti, dari cerita dan sejarah yang ada semacam inilah yang menciptakan sebuah kebudayaan tersendiri dan khusus.

Semoga kita tidak terlalu percaya dan fanatik, anggap ini bentuk dari keberagaman budaya dan sejarah yang patut kita hargai. Semoga tulisan ini bermanfaat. Selamat membaca.