inShare0
Sejarah gunung sindur bogor akan erat kaitannya dengan sejarah
yang ada di Jawa Barat, Kerajaan Padjajaran. Pernah mendengar tentang maung
atau yang berarti macan adalah cerita turun temurun yang dipercayai oleh
masyarakat sekitar gunung sindur. Opat maung, itulah sebutan akrab warga, warna
mempercayainya sebagai siluman harimau yang menjaga gunung sindur. Masyarakat
mempercayai bahwa maung opat itu adalah Ki loreng, Ki Bodas, Ki Kumbang dan Ki
Tutul.
Menarik mengulas sejarah gunung Sindur dengan segala mitos yang
ada, konon ceritanya pada zaman dahulu Prabu Siliwangi ketika masa kerajaan
Pajajaran masih berdiri pergi ke Gunung Sindur untuk menenangkan diri. Saat itu
tengah terjadi perselisihan keluarga. Prabu Siliwangi memiliki beberapa istri,
dan memiliki beberapa anak dari beda istri. Salah satunya adalan Sultan
Walangsungsang, putra dari Nyi Subang Larang, sang permaisuri ketiga. Hal
menarik, Nyi Subang Larang memiliki guru bernama Syeh Maulana-hasanudin (Syeh
kuro krawang) yang beragama Islam. Perbedaan agama antara sultan Walangsungsang
yang beragama Islam dan ayahnya yang beragama Shangyang.
Sepulang Sultan dari Arab Sultan Walangsunsang ingin
mengislamkan sang Prabu Siliwangi, yang terjadi Prabu Siliwangi menolak
mentah-mentah. Terjadinya perbedaan inilah kemudian terjadi pertentangan dan
Prabu menghindari peperangan. Ia pun menenangkan diri pergi ke gunung Sindur
dan bertapa. Karena kesaktiannya, entah kekuatan apa konon cerita dan
kepercayaan dan mitos yang ada mempercayai Prabu Siliwangi menjai maung putih.
Saat itu pengikut yang mengikuti Prabu Siliwangi pun juga ikut mengilang, dan
mitos mempercayai maung opat itulah para pengikut Prabu Siliwangi pada saat
itu.
Kembali ke sejarah keraejaan Pajajaran. Akibat perbedaan itulah,
akhirnya Sultan Walasungsang memutuskan untuk mundur dan memberikan tahtanya
kepada adiknya bernama Darmayarwarman, Ibu yang berbeda. Dan ia memutuskan
pergi ketempat lain bersama adiknya yang lain Rara Santang untuk menyebarkan
agama Islam. Kemudian, Rara Santang akirnya menikah dengan keturunan arab yang
melahirkan “sunan gunung jati” yang menjadi tonggak penyebaran islam.
Inilah sejarah gunung sindur bogor yang penuh dengan mitos maung
putih. Maung putih maupun maung opat dipercaya jelmaan dari Prabu siliwangi dan
para pengikutnya. Terlepas itu benar atau tidaknya “hanya Tuhan yang tahu” dan
manusia tidak bisa membenarkan atau menyalahkannya. Hal yang pasti, dari cerita
dan sejarah yang ada semacam inilah yang menciptakan sebuah kebudayaan
tersendiri dan khusus.
Semoga kita tidak terlalu percaya dan fanatik, anggap ini bentuk
dari keberagaman budaya dan sejarah yang patut kita hargai. Semoga tulisan ini
bermanfaat. Selamat membaca.