='body-fauxcolumns'>

Wednesday, 7 May 2014

Toys Collector Origin

Hobi memang tidak mengenal usia, gender dan profesi. Seorang Gitaris  Disposed, band aliran Heavy Metal asli Jogja, ternyata adalah seorang kolektor mainan sejati. Siapa yang menyangka, dibalik kegarangannya, Andri Kurniawan selalu meluangkan waktunya untuk menambah koleksi mainan disela berbagai kesibukannya.


Sebagai pengurus dari Hobby Jogja, salah satu online shop situs jejaring sosial, kiprah Andri di dunia mainan memang patut diacungi jempol. Betapa tidak? Bagi sebagian besar penggemar Tokusatsu di area Jogja dan sekitarnya, Andri mendapat julukan “Dewa Mainan”. Julukan tersebut tampaknya tidak terlalu berlebihan mengingat lajang asal Kebumen, 28 tahun ini memang telah menyukai dan memulai mengumpulkan koleksi mainannya sejak usia dini. Baginya, koleksi tidak hanya sekedar memiliki apa yang disukai, namun harus “Lengkap”.

Lengkap dalam arti sebenarnya. Lihat saja koleksi Rider Hero Series (RHS) Masked Rider dari Vol.1 Ichigo hingga Masked Rider Ooz, semuanya lengkap dengan seri EX (Limited Edition). Bahkan seri musuhnya (Kaijin Series,dll) pun dikoleksi. “Kegemaran saya tidak sebatas karakter Jepang namun juga karakter Super Hero Amerika keluaran DC Comic dan Marvel.” Maka seri ekslusif Hot Toys dan Enterbay pun Andri miliki semua karakter dengan berbagai Limited Edition nya. Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini telah mengumpulkan berbagai seri dan produsen mainan, mulai dari Gashapon, Hyper Detail Molding, Candy Toys, RHS, Legend Rider Series (LRS), Super Imaginative Chogokin (S.I.C.), Rider Masked Collection (RMC), Ultra Hero Series, Ultra Act, Big Soft, Real Action Hero (RAH), Saint Cloth Myth (SCM), dll mewakili Jepang beserta HasBro, Kenner, McFarlene, Hot Toys, Enterbay dan masih banyak lagi koleksi keluaran US yang sayangnya tidak memungkinkan disebut di page ini. Meskipun memang secara spesifik Andri menyebutkan hanya fokus pada mainan dengan genre Action Movies dan Super Heroes.
Kebiasaan menghargai koleksi mainannya patut dijadikan teladan. Hal ini tampak dari terjaganya kualitas cat dan utuhnya bagian-bagian terkecil sekalipun pada mainannya. Sebagai anak tunggal, Andri kecil tak lantas memanfaatkan situasi tersebut untuk bergantung kepada kedua orang tuanya hanya untuk mengoleksi mainan. “Andri memang sudah mandiri sejak kecil” seloroh Ayahnya, yang merupakan sahabat dari Ayah saya. Kegemarannya menabung dan beternak burung merpati balap telah membuatnya mandiri secara finansial pada usia dini. Inilah sebabnya betapa banyak mainan dikumpulkan di dalam rumahnya di Kebumen hingga menjadikan rumahnya tersebut sebagai “Istana Mainan”.
Memiliki beberapa kerabat yang bekerja di Jepang, membuat Andri selalu update mainan terbaru. Meski termasuk pelopor tren S.I.C. pertama di Jogja, tidak menjadikannya sombong. Hingga saat ini, Andri masih dikenal sebagai pribadi yang ramah, sederhana dan rendah hati. Ketika ditanya seberapa pentingkah mainan baginya? Dengan lugas Andri menjawab, “Mainanlah yang membuat saya hidup..