Hobi memang
tidak mengenal usia, gender dan profesi. Seorang Gitaris Disposed, band
aliran Heavy Metal asli Jogja, ternyata adalah seorang kolektor mainan sejati.
Siapa yang menyangka, dibalik kegarangannya, Andri Kurniawan selalu meluangkan
waktunya untuk menambah koleksi mainan disela berbagai kesibukannya.
Sebagai
pengurus dari Hobby Jogja, salah satu online shop situs jejaring sosial, kiprah
Andri di dunia mainan memang patut diacungi jempol. Betapa tidak? Bagi sebagian
besar penggemar Tokusatsu di area Jogja dan sekitarnya, Andri mendapat julukan
“Dewa Mainan”. Julukan tersebut tampaknya tidak terlalu berlebihan mengingat
lajang asal Kebumen, 28 tahun ini memang telah menyukai dan memulai
mengumpulkan koleksi mainannya sejak usia dini. Baginya, koleksi tidak hanya
sekedar memiliki apa yang disukai, namun harus “Lengkap”.
Lengkap
dalam arti sebenarnya. Lihat saja koleksi Rider Hero Series (RHS) Masked Rider
dari Vol.1 Ichigo hingga Masked Rider Ooz, semuanya lengkap dengan seri EX
(Limited Edition). Bahkan seri musuhnya (Kaijin Series,dll) pun dikoleksi.
“Kegemaran saya tidak sebatas karakter Jepang namun juga karakter Super Hero
Amerika keluaran DC Comic dan Marvel.” Maka seri ekslusif Hot Toys dan Enterbay
pun Andri miliki semua karakter dengan berbagai Limited Edition nya. Sarjana
Teknik Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini telah mengumpulkan
berbagai seri dan produsen mainan, mulai dari Gashapon, Hyper Detail Molding,
Candy Toys, RHS, Legend Rider Series (LRS), Super Imaginative Chogokin
(S.I.C.), Rider Masked Collection (RMC), Ultra Hero Series, Ultra Act, Big
Soft, Real Action Hero (RAH), Saint Cloth Myth (SCM), dll mewakili Jepang
beserta HasBro, Kenner, McFarlene, Hot Toys, Enterbay dan masih banyak lagi
koleksi keluaran US yang sayangnya tidak memungkinkan disebut di page ini.
Meskipun memang secara spesifik Andri menyebutkan hanya fokus pada mainan
dengan genre Action Movies dan Super Heroes.
Kebiasaan
menghargai koleksi mainannya patut dijadikan teladan. Hal ini tampak dari
terjaganya kualitas cat dan utuhnya bagian-bagian terkecil sekalipun pada
mainannya. Sebagai anak tunggal, Andri kecil tak lantas memanfaatkan situasi
tersebut untuk bergantung kepada kedua orang tuanya hanya untuk mengoleksi
mainan. “Andri memang sudah mandiri sejak kecil” seloroh Ayahnya, yang
merupakan sahabat dari Ayah saya. Kegemarannya menabung dan beternak burung
merpati balap telah membuatnya mandiri secara finansial pada usia dini. Inilah
sebabnya betapa banyak mainan dikumpulkan di dalam rumahnya di Kebumen hingga
menjadikan rumahnya tersebut sebagai “Istana Mainan”.
Memiliki beberapa kerabat yang bekerja di Jepang,
membuat Andri selalu update mainan terbaru. Meski termasuk pelopor tren S.I.C.
pertama di Jogja, tidak menjadikannya sombong. Hingga saat ini, Andri masih
dikenal sebagai pribadi yang ramah, sederhana dan rendah hati. Ketika ditanya
seberapa pentingkah mainan baginya? Dengan lugas Andri menjawab, “Mainanlah
yang membuat saya hidup..